UW 9 : Maaf

13.8K 874 25
                                    

Happy Reading🌹

Jika kamu marah padaku,lampiaskan saja perasaanmu.Asal jangan mendiamiku seperti ini.Karena diammu membuat aku takut kehilanganmu.

-Nailazaraa Prillyana-

____________________________________________

Keesokan harinya...

Suasana tegang dan mencengkam melingkupi di dalam mansion mewah milik keluarga Doni. Ali menatap kedua wanita yang sedang berdiri dihadapannya dengan menundukkan kepalanya, mereka adalah Prilly dan Alya.

Saat mereka pulang Ali, Oma Lussy dan Baja sedang berkumpul diruang tamu menunggu kepulangan Alya dan Prilly. Ali menahan emosi karena istrinya tak mendengarkan ucapannya yang menyuruhnya berdiam di rumah dan beristirahat. Namun dia malah pergi keluar dengan Kakak sepupunya itu. Ali paling tidak menyukai ketidakdisiplinan, dan Prilly telah melakukan hal tersebut.

"Darimana saja?" pertanyaan Ali memecahkan keheningan dengan suara dingin dan tajamnya.

"A-aku aku.."

"Sorry Li ,ini salah gue, gue yang ajak Prilly keluar padahal dia lagi gak enak badan," bela Alya.

"Alya, jangan membela wanita kampung itu, lebih baik kamu diam!" tukas Oma Lussy pedas membuat Prilly memejamkan matanya karena merasa sakit hati.

"Kenapa aku harus diam? Mending Oma yang diam, karena Oma gak tau apa yang sebenarnya terjadi," timpalnya membuat Oma Lussy mencembikkan bibirnya

"Apa yang sebenarnya terjadi?!" Tanya Ali yang sedari tadi hanya memandangi Prilly yang tengah menunduk.

"Tadi gue bosen, terus Prilly bilang kalau dia punya toko kue di daerah sini dan gue usulin buat ke sana cuman main ke toko kuenya dan nongkrong bentar doang. Udah itu aja kok, jadi lo gak usah marah sama Prilly. Dia gak salah apa-apa kok, disini gue yang salah. Lagian bukan masalah besar, gak usah di perpanjang, " ujar Alya dengan nada kesal di akhir kalimatnya.

Setelah mendengar penjelasan dari Alya, Ali pergi meninggalkan ruang tamu, dia berjalan menaiki tangga menuju kamarnya tanpa memedulikan yang lainnya. Sedangkan Prilly terisak karena menyesal tidak mendengarkan ucapan suaminya, dia tahu ini salahnya dan dia harus meminta maaf kepada suaminya.

Alya mengusap bahu Prilly yang bergetar untuk menenangkannya.

"Percuma kamu nangis kayak gitu, gak akan bisa bikin cucu kesayangan saya percaya sama orang kayak kamu lagi," ucap Oma Lussy dan berlalu dari hadapan mereka bertiga.

Oma Lussy benar, dengan dia mengecewakan Ali satu kali mungkin akan membuatnya susah kembali percaya padanya.

"Maafin Oma ya, Pril. Oma emang kalo ngomong suka berlebihan gitu," ujar Baja.

"Ga-gak apa-apa kok"

Prilly menghapus air matanya dengan kasar lalu menatap Alya dengan Baja bergantian seraya menampilkan senyumnya.

"Aku mau ke kamar dulu ya, duluan,"

Alya dan Baja hanya mengangguk pelan.

Lalu Prilly berjalan menaiki tangga dan memasuki kamarnya. Dia mencari Ali yang tak nampak dihadapannya. Kemana suaminya itu? Prilly berjalan hingga langkahnya terhenti saat dia menatap sesosok tubuh menghadap langit dimalam hari yang dipenuhi bintang.

"Kak Ali,"

Ali diam bergeming tak menoleh ataupun berbicara.

"Maaf, aku melakukan kesalahan di hari pertama pernikahan kita."

Unexpected Wedding [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang