Bagian Tujuh Belas🍭

222 27 4
                                    

Aku hanya mengingat kan untuk jadi readers yang baik ya syg❤ votement nya yang buat aku semangat sampe sekarang😘

🐼🐼🐼

Sudah empat hari sejak Rani bertemu dengan Lia di Restoran depan kantor. Tak ada tanda-tanda Lia yang berhasil mengoleskan lipstick ke baju Dirga. Rani jadi bertanya-tanya semenyeramkan apa Dirga jika di kantor, sangat berbeda jika di rumah.

Rani yang berdiri di balkon kamar di kejutkan dengan deringan ponselnya.

Rani harap-harap cemas menerima panggilan dari Lia.

"Hallo Ibu?"

"Iya Lia, gimana?"

"Maaf ya Buk. Lagi-lagi nggak berhasil Pak Dirga malah ngusir saya pas saya baru aja bawa berkas. Terus pas saya tawarin kopi atau minuman lain dia tetap nggak mau."

Rani tampak berpikir, cara apa yang bisa membuat nya marah dengan Dirga sedangkan ulang tahun Dirga tinggal tujuh hari lagi.

"Yaudah Lia kamu coba lagi ya. Nanti sehari sebelum acara nya tetap nggak bisa terpaksa pakai cara lain."

"Yaudah Ibu saya tutup ya, suami saya udah jemput."

"Okee terima kasih ya, Lia."

Rani menggenggam ponselnya. Otak nya terus menyusun rencana.

"Duh gimana sih, kok mendadak aku jadi stres, ya?" Rani kembali melemparkan pandangan ke arah balkon kamar.

Rani terkejut saat tiba-tiba sebelah tangan memeluk perut nya.

Rani menoleh, "astaga Mas ngagetin aku tau gak?!"

Dirga terkekeh pelan, "aku panggilin dari tadi kamu nggak dengar, sayang."

Rani berbalik dan langsung berhadapan dengan Dirga.
Rani menatap wajah Dirga yang seperti kelelahan, tangan nya terangkat mengelus pipi Dirga.

"Cape banget ya, Mas?" tanya nya lembut.

"Iya cape. Tapi cape nya ilang kalo liat senyum kamu." balas Dirga mendekatkan wajah mereka.

Rani tersenyum, tak sadar air matanya jatuh tiba-tiba.

"Sayang, kamu kenapa nangis?" tanya Dirga heran plus shock

Rani hanya menggeleng, dan menghapus air matanya. Tidak mungkin dia memberi tahu Dirga alasan nya dia menangis karna apa. Tentu karna dia tidak tega merencanakan semua nya untuk menjebak Mas Dirga nya.

"Maafin aku ya, Mas." Rani langsung berhambur ke pelukan Dirga.

"Iya sayang aku maafin. kamu kenapa nangis, Ran? Aku buat salah apa sama kamu? Cerita sama aku." paksa Dirga.

Rani hanya menggeleng, "Rani nggak papa, Mas. Mau kan maafin Rani?" Rani melepaskan pelukan nya dan mendongak menatap wajah lelah Dirga.

"Apapun kesalahan kamu aku selalu maafin kamu, sayang. Jangan ngerasa diri kamu selalu salah ya." Dirga mendaratkan kecupan manis di bibir Rani.

Ini alasan kenapa aku mencintai mu Mas. Mereka tidak pernah melihat apa yang aku lihat dari diri kamu.

🐼🐼🐼

Keesokan hari nya.

Rani duduk bersama kedua anak kembar nya di taman samping rumah, sementara Umi menggendong Sinan dan Bunda Nanda menggendong El. Sejak kepulangan Nabila, Rani jadi bernapas lega karna tidak ada yang membuat El tidak nyaman karna hadir nya Nabila.

Story Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang