Daniel pov
3 tahun tidak bertemu, banyak yg sudah berubah.. melihat Laura yg sekarang dingin, cuek, dan pendiam sanagt berbeda dengan Laura yg dulu.. Laura yg dulu sangat lugu, manis, lucu, dan periang. Ada apa sebenarnya dengan dia..
Tapi ada yg tidak berubah. Di balik sikapnya yg sekarang dingin.. dia sudah terus berdegup dengan kencang memandang wajahnya yg sangat cantik itu.. astaga, pakaiannya...
Dia hanya memakai crop top hitam berenda yg memperlihatkan bagian perutnya dengan jelas dengan rok jeans putih sebatas paha, sangat menggoda...
Astaga.. jangan sampai aku melakukan hal bodoh sekarang.. dia tidak akan memaafkanku karna itu...
Laura pov
Kenapa Daniel terus memandangiku seperti itu.. apa ada yg salah dengan diriku?
Emm... aku merasa tidak nyaman.Ya Tuhan ada apa ini? Kenapa jantung berdegup kencang saat dia menatapku seperti ini? Apa aku masih menyayanginya? Ah tidak..
"Ada apa?"
Aku bertanya lagi padanya.. membuat dia mengedipkan matanya dan menoleh ke lain arah.
"Emm.. kau semakin cantik Laura.."
"Hm.. makasih"
Seketika keadaan menjadi hening sesaat..
Aku pun duduk di sudut kasur melihat Daniel yg tetap berdiri di dekat jendela kamar ku. Dan aku pun memulai pembicaraan lagi.."Katanya mau ngomong?"
"Hah? Iya, maaf Ra.."
Daniel menjawabku dengan gugup..
"Yaudah.. ngomong aja, aku dengerin"
"Ra.. aa.. aakuu..."
Belum selesai bicara Daniel menjadi diam kembali.
"Ayo ngomong, aku ga punya waktu banyak cuma buat nungguin kamu ngomong seharian. Mending kamu ngomong sekarang.. kalau emng ga bisa, yaudah mending kamu pergi sekarang.. aku capek"
Aku mulai kesal karena Daniel hanya diam dan tak mulai bicara apa pun.. aku sangat lelah.
Saat aku ingin pergi keluar kamar, Daniel pun memegang lengan tanganku..
"Ada apa?"
"Tunggu Laura, jangan pergi.."
"Maka mulalulah bicara, kamu bikin aku kesel!"
Tanpa sadar aku mulai bicara dengan nada sedikit membentak.. dan seketika Daniel menggenggap kedua lengan tanganku dengan lebih kencang..
"Ga usah kenceng-kenceng bisa kan?"
"Oh iya maaf Raa.."
Daniel pun melepaskan tanganku.. aku melihatnya menghela nafas.. dan dia mulai berbicara.
"Raa.. sebelumnya aku mau minta maaf atas semuanya yg bikin kamu marah. Aku tau Ra kamu benci sama aku, kecewa sama aku karna aku udah ninggalin kamu tanpa bilang apa-apa ke kamu.. aku bener-bener minta maaf. Dan aku juga udah jelasin kalau aku punya alasannya.."
"Tapi kamu nyakitin aku.."
Daniel memegang kedua pundakku dan menatap mataku dalam-dalam, dan aku pun membalas tatapannya.. saat itu aku merasakan ketulusan dari caranya menatapku.
Aku jadi teringat akan kenangan saat-saat bahagia kami dulu.."Aku udah bilang, aku kepaksa Laura... orang tua aku dadakan ngasih tau kalau waktu itu aku sekeluarga harus pindah, dan aku ga dibolehin kemana-mana. Aku ga tau waktu itu gimana caranya buat ketemu kamu"
"Kamu kan bisa telp aku Daniel.. dan aku pasti bakal dateng ke rumahmu.. apa itu susah?"
"Ga bisa Ra.. kamu ga ngerti.. orang tua aku ga ngasih izin aku buat keluar ataupun pamitan sama siapapun.. aku cuma boleh di dalem kamar doang.."
"Alasan!!"
Daniel tiba-tiba menarikku agar lebih dekat dengannya. Posisi kamu begitu sangat dekat hingga aku bisa menghirup aroma parfum yg biasa dia pakai dari dulu, dan tak pernah dia ganti ternyata..
Dia menyentuh kedua pipiku dengan sangat lembut.. pipiku merah dibuatnya..
"Yg jelas aku hanya punya satu alasan untuk kembali ke sini.. untuk kembali bersamamu Laura. Ra.. sore itu waktu aku berangkat ke bandara, aku melewati rumahmu.. aku sangat berharap bisa melihatmu sekali lagi sbelum aku pergi. Dan Tuhan mengabulkannya.. aku melihatmu di depan rumah sedan membeli es krim dengan Bella. Kamu cantik.. kamu pake dress warna merah.. aku ingin memanggilmu, tapi Ibuku melarangku.."
"Iyaa.."
"Aku cuma pengen kamu ngasih aku kesempatan sekali lagi Laura.. sekali saja.."
"Cukup!"
Aku berusaha menjauhkan diriku darinya.. tapi sebelum aku menjauh, tangannya sudah melingkari pinggangku dan menarikku mendekatinya..
Aku memenjamkan mataku.. bibir kami saling bertemu, dia memberikanku ciuman tepat di bibirku. Tak lama aku langsung membuka mataku dan mendadak mendorongnya hingga hampir terjatuh..
Aku merasa marah padanya.. karna dia sudah berani menciumku, bahkan aju tidak mengizinkannya.
"Laura.."
"Beraninya!!"
"Maaf Laura.. aku hanya minta kesempatan lagi.."
"Pergi! Keluar dari kamarku!"
"Raaa..."
"Kataku pergi..!!!"
Aku menariknya dan memaksanya untuk keluar dari kamarku, lalu aku membanting pintu dengan kencang. Rasanya menyakitkan.. entah perasaan apa ini.. aku tidak tau apa aku bisa memberinya kesempatan lagi..
GIMANA GUYS ??
SERU NGGAK CERITANYA ?
HEHEHE
MASIH PENASARAN SAMA LANJUTANNYA ?
DI TUNGGU YA 😁😁TETEP JANGAN LUPA KASIH VOTE YA GUYS BIAR AKU BISA SEMANGAT LANJUTIN CERITANYA 🙏🏻
TINGGALIN KOMENTAR JUGA YA
KASIH TAU AKU KALAU ADA YG KURANG DARI CERITA INI
MAAF YA EMANG BANYAK KEKURANGAN
NAMANYA JUGA PEMULA 😄
KAMU SEDANG MEMBACA
The Troubled Girl
Teen FictionKisah seorang perempuan berusia 19 tahun bernama Laura yg penuh dengan drama serta dan percintaannya dengan Daniel. Tidak hanya tentang kisah cintanya, tapi cerita ini juga menceritakan tentang konflik si dalam keluarganya.