Don't leave me#12

33 10 1
                                    

" Ketika aku harus memilih dari semua harapanku,hanya satu harapan yang aku inginkan darinya saat ini yaitu kau yang masih tetap bisa menatapku dengan senyuman di wajahmu "

-Kim Seok Jin -

****


" Aerin-ah!! buka matamu...ayolah buka matamu,oppa mohon padamu " Jin terus saja berteriak dengan air mata yang tidak bisa lagi ia bendung Saat ini dan tangannya yang sudah berlumuran darah.

" maaf tuan,pasien harus segera di tangani segera,tolong tuan tunggu diluar " suster mengantarkan jin keluar ruangan.

Lemas,Sesak dan hanya tangisan yang bisa dilakukan oleh Jin saat ini.
Dia terus saja menangis menunggu adik kesayangannya itu. jika,saja saat itu aku melarangnya untuk pergi. mungkin saja semua ini tidak akan terjadi,batin Jin di dalam hati.

" hyung,mianhae " pinta seseorang padanya yang saat ini sedang memegang pundaknya dan tak lain seseorang itu adalah Jimin.

" wae?kenapa kau meminta maaf padaku? lagi pula Aerin seperti ini bukan karenamu " jawab Jin pada Jimin dan menatapnya dengan sendu.

" seharusnya aku mengajaknya untuk pulang bersamaku tadi,pasti semua ini tidak akan terjadi hyung " jawab jimin dengan menunduk sedih dan merasa bersalah.

" tadi? memangnya kalian bertemu di mana? eoh?" tanya Jin dengan menahan air matanya dan bingung.

" kami bertemu disekolah dan dia memberikan selembar kertas pada Sunni noona,aku tidak tau kertas apa itu " jawab Jimin mencoba menahan air matanya yang sudah mulai jatuh menghiasi pipinya.

" Mwo! jangan-jangan ini ada-" belum sempat Jin menyelesaikan perkataannya dokter sudah keluar dari ruangan Aerin saat itu. Jin bangkit dari duduknya dan segera menghampiri sang dokter.

" Dokter bagaimana ke adaan Aerin? apa dia baik-baik saja? tolong jawab saya dok " tanya jin dengan memohon.

" maaf kalau saya boleh tau anda siapanya pasien? " tanya dokter pada Jin.

" Saya kakaknya dok " jawab Jin

" baiklah,tolong ikut saya keruangan,ada yang ingin saya bicarakan dengan anda" jawab dokter pergi mendahului Jin ke ruangannya.

****


Jimin pov*


Aku terus saja menatap seorang gadis yang kini tengah terbaring lemah di ruangan itu. dari balik kaca pintu ruangan ini aku terus menatapnya.

jika saja saat itu aku tidak membiarkanmu pergi meninggalkan ruangan itu sendirian,kau pasti tidak akan terbaring disana Aerin-ah,mianhae.batin jimin yang masih menatap tubuh lemah Aerin.

Aku terduduk lemas di depan pintu ruangan. Aku terus saja merutuk pada diriku sendiri. aku tidak bisa menyelamatkannya lagi kali ini. Bahkan sekedar untuk membuatnya tidak menangis atau membuatnya tidak merasakan sakit seperti ini pun aku tidak bisa. Aku sudah sangat gagal sebagai seorang sahabat.

Andai saja saat itu, aku tidak pergi ke sekolah dan menemani Eunha.
Andai saja saat itu aku tidak terus diam padamu,kau pasti masih ada di hadapanku Aerin. Kau pasti tidak akan terbaring disana,rutukku pada diriku dan terus menyalahkan diriku sendiri.

My lovely boy [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang