Aku yang tadinya sedih jadi tertawa melihat tingkah Nyai, aku tak henti-henti memuji Abah dan Aki yang masih bisa berenang. Tapi aku tidak melihat Jana."Jana... kamu dimana?" teriakku memanggil Jana.
Jana tidak menyahut panggilanku, padahal aku juga ingin berterimakasih pada Jana yang sudah membantuku.
"Nul... apa Nyai dan Aki tidak pernah mengajarimu beladiri? kamu cantik, kamu harus bisa menjaga dirimu sendiri," tanya Abah Jenong.
"Pernah di ajari, tapi tidak sering," jawabku.
"Mulai hari ini kamu harus belajar, Abah akan mengajarimu, wanita juga perlu bekal ilmu beladiri agar tidak diganggu pria yang jahat," ucap Abah.
"Aku setuju, ajarilah Menul, aku tidak mau terjadi apa-apa dengan Menulku," ucap Nyai ikut bicara.
Mulai hari itu, tiap sore Abah mengajariku Karate, dari mulai pemanasan, lari, dan pengaturan nafas. Abah mengikat batu dengan tali tambang, dan aku dilatih untuk mengangkatnya. Abah mengajariku bagaimana melumpuhkan lawan dengan cepat, dan memberitahu titik kelemahan lawan.
"Kamu anak cerdas Nul, Abah tidak perlu mengulang mengajarimu, tapi kamu sudah cekatan dan tanggap, Abah bangga padamu Nul," ucap Abah memuji.
Hari berlalu begitu cepat, minggu berganti bulan, hari itu ketika aku pulang sekolah, berjalan melintasi kebun, aku di hadang segerombolan pemuda yang sedang mabuk tuak. Aku terkejut dibalik semak-semak ada gadis yang sedang berontak dan ingin diperkosa. Darahku mendidih, aku melihat lima pemuda dengan nafsu melihatku, dan aku mengenalnya.
"Pucuk di cinta ulampun tiba, inikan bidadari yang sedang berenang dulu, mana pakaianku yang di ambil Nenek peyot itu cantik?" ucap salah satu pemuda.
"Jangan ganggu aku! dan lepaskan gadis itu! kalau tidak! aku akan melaporkan perbuatanmu!" jawabku marah.
"Hahahahah masih berani melawan kamu? jadi semakin membuatku bernafsu saja!" ucap laki-laki itu.
Lima pemuda mulai mengepungku, aku mundur dan tidak ada celah untuk kabur, perasaanku mulai tidak enak, aku salah memilih jalan, temanku sudah memperingatkan aku agar tidak berjalan melintasi daerah ini, karena banyak preman. Tapi saat itu aku ingin cepat pulang dan memotong jalan, keadaan sangat sepi hanya ada lima pemuda dan gadis serta pria yang akan memperkosanya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Saksi Kematian (SK)
Gizem / GerilimDewasa 18++ SK (Saksi Kematian) Part 1 Sebuah kisah perjalanan gadis kecil yang menyaksikan penderitaan Ibunya, diperkosa dan dibunuh. Ibunya tewas di patuk ular berbisa dalam keadaan telanjang. Gadis kecil yang didorong Ibu tirinya sampai jatuh ke...