Sinar matahari masuk kedalam celah-celah jendela,membuat seorang gadis yang tengah terlelap dalam tidur nya pun terbangun.
"Emm,sudah pagi ternyata"ucap gadis tersebut.
Tak lama kemudian,terdengar suara ketukan pintu.
Tok.....tok.....tok....."Alana,bangun! Cepat mandi dan bersiap! Hari ini kau sekolah" ucap seseorang di luar.
"Iya mah" jawab gadis tersebut.
Ya. Namanya Alana,Alana Andriani Putri. Anak kedua dari Liliana Anastasya dan juga Rendy Nugraha.
Alana mempunyai seorang kakak bernama Rizky Ananda. Tetapi kakanya tidak tinggal di rumah,karna ia harus kuliah di luar kota.
Alana POVHari ini,hari pertama aku masuk sekolah sebagai siswi kelas 11 di salah satu SMA di kotaku. Aku pun segera membersihkan diri.
Setelah selesai membersihkan diri,aku pun segera mengenakan seragam sekolah ku. Seperti seragam siswa SMA pada umumnya, yaitu baju putih dan rok abu-abu.
Setelah semua rapih aku pun bergegas turun ke bawah untuk sarapan bersama kedua orangtuaku.
"Selamat pagi mah,pah!" sapa Alana
"Pagi sayang"ucap mama
"Pagi juga anak papa yang cantik"puji papa
"Ih papa,bisa aja mujinya" ucap alana diiringi gelak tawa dari mama dan papa nya.
"Hari ini kamu sekolah kan?"tanya papa
"Iya pah"jawab Alana
"Sekolah nya yang rajin ya nak, jangan bandel,nurut sama guru,kalo guru lagi nerangin dengerin"nasehat mama
"Iya mama ku yang paling cantik"ucap Alana
"Kamu ini,sama aja kayak papa mu"ujar mama,membuat papa tersenyum kikuk
"Ya iyalah,kan aku anaknya"ucap Alana dengan bangga.
Alana POV
Aku pun segera menghabiskan sarapan ku. Masakan mama memang paling enak. Mamaku memang jago sekali kalau dalam soal memasak, gak ada tandingannya
Tak lama suara ketukan pintu pun terdengar dan membuat aku dan kedua orang tuaku menghentikan aktifitas kami sejenak
"Biar mama aja yang buka pintunya"ucap mama
Aku dan papa pun melanjutkan sarapan kami. Tak lama mama pun datang.
"Al,Dito udah nungguin kamu tuh diluar,cepet abisin sarapannya"pinta mama
"Iya mah"balasku
Aku pun segera menghabiskan sarapan ku dan pamit kepada kedua orangtuaku.
"Mah,pah aku berangkat dulu yah"pamitku
"Hati-hati nak"ucap papa
"Belajar yang rajin ya nak"ucap mama
Aku pun segera keluar dari rumah untuk menemui Dito. Dito Ardiansyah,adalah sahabatku sejak kecil. Kedua orang tua kami sangat dekat,karna itu kami sudah bersama sejak kecil.
Aku dan Dito sudah satu sekolah sejak kami masih di taman kanak-kanak. Aku dan dia selalu bermain bersama. Dia orang yang lumayan populer sejak dulu. Karna ketampanan dan kepandaian nya,banyak orang yang menyukainya.
"Hai Dit,sorry lama "ucapku
"Iya gak pa-pa,yuk berangkat,nanti keburu masuk lagi"ucap Dito.
Aku dan Dito pun segera berangkat menuju sekolah
***
Sesampainya di sekolah,banyak pasang mata yang menatap kami,atau lebih tepatnya kearah Dito,karna yah dia populer . Dari dulu,banyak banget cewek yang naksir dia,tapi dia biasa aja.
Aku dan Dito pun segera melanjutkan perjalanan kami di koridor kelas 11 sambil melihat-lihat daftar nama siswa di setiap kelas yang terpampang di jendela depan kelas.
Setelah beberapa menit mencari akhirnya kami menemukan kelas kami,dan ternyata kita sekelas.
"Ternyata kita sekelas lagi" ucap Dito diiringi dengan senyum tipisnya.
"Iya " ucap ku seraya membalas senyum kearahnya
Saat kami melangkahkan kaki ke dalam kelas,terdengar suara gaduh para gadis yang nge-fans dengan Dito. Dito hanya membalas mereka dengan senyuman tipis.
Saat aku sedang mencari tempat duduk yang kososng,ada seseorang yang menepuk pundaku. Saat aku berbalik,aku melihat seorang perempuan yang tak asing bagiku.
"Alana! Akhirnya,ternyata kita sekelas juga"ucap gadis itu.
"Iya Rit,untung ada kamu,aku sempet khawatir gak dapet temen" balas ku sereya tersenyum lebar.
Dia adalah Rita,Rita Adelia. Dia adalah sahabatku satu-satunya. Kami sudah bersama sejak SMP. Dia orangnya baik,ramah,lucu,kami juga sering curhat,termasuk tentang percintaan.
"Ya udah kita duduk di situ yuk,kayaknya masih kosong" ucap Rita seraya menunjuk meja di barisan kettga dari depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Late
Teen FictionAlana Andiriana Putri "Melihatmu tersenyum adalah sebuah kebahagiaan untukku" Dito Ardiansyah "Mengapa aku tak menyadari 'sebuah berlian' berada di dekatku,dan aku malah mengejar 'sebuah kerikil' yang hanya menyaki...