Just you! |Park Woojin|

19 3 1
                                    

Tengah malam sekali, tiba-tiba mama membangunkanku dan kakak lelakiku. Mama menyuruh kami bergegas mengemasi barang yang hanya kami sangat butuhkan. Dengan cepat, aku hanya mengambil 4 figura foto yang terpajang di meja belajarku, lalu beberapa alat make upku yang sangat dibutuhkan, boneka pemberian dia, beberapa pasang baju, dan tak lupa ponsel dan pengisi dayanya.

Setelah selesai berkemas, mama menyuruh kita-aku dan kakak lelakiku-untuk segera masuk kedalam taksi yang sudah dipesannya. Didalam taksi mama menangis keras, aku dan kakak lelakiku hanya bisa diam.

Hidupku pasti tak sama seperti dulu lagi.

***

"Selamat siang dan selamat datang," ujarku ketika sepasang kekasih masuk ke Supermarket tempat aku menghabiskan waktu dari pagi hingga sore menjelang.

"Totalnya 52.340 rupiah," ujarku, lalu pria itu memberikan uang selembaran seratus ribu, "Uangnya 100.000 ya, ini kembaliannya 47.660 rupiah. Terimakasih."

Itulah kegiatanku sehari-hari, kegiatan rutin ini kumulai sejak malam itu, malam dimana mama mengajak kami terbang ke Indonesia. Awalnya aku dan kakak lelakiku menolak ketika diajak naik ke pesawat, tetapi setelah melihat berita yang ada di ponsel mama, kami langsung menuruti kemauan mama.

Papa ditangkap karena terlibat kasus korupsi.

"Lica!, sudah berapa kali aku bilang jangan melamu saat kerja! Kamu tidak tau sekarang sedang maraknya kejahatan!" Diujung sana, di bagian minuman pendingin Reno meneriakiku, sambil berjalan kearah kasir.

"Mianhae Reno," ujarku sembari tersenyum konyol.

"Sudah kubilang juga berkali-kali, jangan mengucapkan bahasa yang tidak aku ketahui artinya," lagi-lagi Reno mengomel, pria ini adalah temanku, dia tetanggaku, dia juga yang membatuku mendapatkan pekerjaan ini. Dia selalu mengomel kalau aku mulai berbicara bahasa korea, bahasa sehari-hariku dulu.

"Ya ya ya, mengomel terus saja kamu Ren, sekarang aku tau kenapa Lisa memutuskanmu hahaha,"

"Sialan kau! Jangan panggil aku Ren, itu seperti panggilan untuk wanita. Sudah kembali bekerja, ada yang datang" ujar Reno saat melihat beberapa kumpulan pria berjalan ke arah supermarket.

"Bukankan mereka dari korea? Wajah mereka terlihat sepertimu. Sipit dan putih," seru Reno

"Bukan hanya orang korea yang putih dan sipit Reno, lagian aku juga campuran darah jawa," jawabku asal setengah berteriak.

"Selamat siang dan selamat datang," ujarku berusaha seramah mungkin. Mereka hanya tersenyum, lalu berjalan menuju kulkas pendingin minuman.

Dari tempatku berdiri terdengar mereka sedang berkata-kata dalam bahasa korea. Memang orang korea ternyata, dan mereka terlihat tampan semua.

"Totalnya 82.300 rupiah," ujarku masih dalam bahasa Indonesia. Ya mama menyuruh kami menyembunyikan identitas bahwa kami adalah campuran orang korea.

"Speak english, please?" Ujar salah satu dari mereka. Astaga bagaimana dia bisa seimut itu?

 Astaga bagaimana dia bisa seimut itu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Oneshoot story | Wanna one |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang