Namaku Aysila Maharani Putri. Aku anak ke empat dari lima bersaudara, and you know, kita berlima perempuan semua loh. Kalo di Jawa itu disebut "Pendowo Limo" atau "Pendawi Lima", katanya sih, aku juga nggak terlalu paham.
By the way, aku biasa di panggil Sila. Yang penting jangan inget Pancasila aja kalo inget aku mah. Hahahaha...Sekarang aku masih kuliah semester 6 di salah satu STIKes di Bekasi. Ini semester terakhirku, karna aku cuma ambil kuliah D3 saja.
Tiga tahun jauh dari orang tua itu sudah cukup membuatku merasa merindukan mereka dengan sangat. Ya walaupun setiap liburan aku pulang kampung sih, tetap saja aku masih ingin berlama-lama di rumah. Kadang sedih kalo ingat umur, kepala dua dan sudah waktunya memikirkan masa depanku harus seperti apa dan dengan siapa. Iya dengan jodohku kelak yang pasti mah. Tapi siapa itu, aku tidak tahu, yang pasti dia jauh disana dan sedang memantaskan diri untuk menjemputmu kelak. Aseekkk...Malam itu, aku mendapat chat via WhatsApp dari seseorang. Dari dia, dia yang aku tahu seperti senja. Memberikan keindahan yang membuatku takjub, lalu meninggalkan kegelapan yang membuatku kesepian.
Ingin sekali ku bertanya, bisakah kau menjadi pagi kali ini dan seterusnya?
Yang kelak mampu membangunkan ku dari mimpi yang kadang tak pernah aku ingini. Memberiku kesejukan dan kehangatan sepanjang hari?
Kamu yang membuatku ragu setiap kamu kembali dan rasa kecewa itu, seketika pergi saat kata itu tertulis di chat wa kamu."Kapan kamu siap aku lamar?"
"Serius apa bercanda?"
"Bukannya cewek butuh
kepastian ya?""Iya sih"
"Jalanin aja dulu..
Kalo Allah kasih kita kesempatan buat bersama dibawah kata halal insyaAllah pasti ada jalannya..
Mungkin Allah gak kasih kita jalan pacaran yg blum ada kepastian didalamnya..tpi enggak ada yg tau kan ada rencana indah dibalik itu semua.""Kamu beneran serius
sama aku?""Insyallah iya."
"Kamu berani ngomong
sama Bapak?""Kapan kamu wisuda?
"Bulan September"
"Oke
Tunggu waktu yang tepat ya""Kamu siap nunggu aku
3-4 tahun lagi?""Lama juga ya hahaha
Oke tunggu ya""Kalo kamu siap nunggu
aku, insyaallah aku juga
siap nunggu kamu""Oke,, "
Kalo kamu tanya apa yang aku rasa saat itu, aku tidak menyangka kamu berani bertanya dan berkata seperti itu.
Aku tunggu, aku tunggu kamu membuktikan kata-kata kamu untuk menemui orang tua ku. Dan semoga, itu tidak akan pernah membuatku kecewa seperti dulu.
Dulu dan saat itu....................
Gimana ni menurut kalian? Ceritanya terlalu mononton yah? Atau sudah biasa? Atau udah pernah kalian baca di cerita lain? Duh maaf yah, ini baru pertama kalinya aku nulis, dan nggak plagiat kok, ini bener2 asli pemikiran otakku sendiri.
Bdwe, gimana ni lanjut ke part selanjutnya atau nggak?
Minta masukan nya ya readers😊
O iya, thanks ya udah baca 😊
Pokoknya thanks very much😘Di tunggu saran kalian nih lanjut atau nggak ceritanya😊😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Yang Ku Sebut Cinta Pertama
Non-FictionKeraguan Sila atas perasaannya dan rasa kecewa yang selalu dibuat oleh Ino, membuat Sila tak pernah lagi ingin berhubungan dengan semua hal tentangnya. Setelah perpisahan putih abu-abu itu, tak ada lagi kata yang saling terucap di antara mereka. Hin...