Hai. Ini Aluna?
Aluna mengernyit begitu melihat nomor yang tak dikenalnya mengirimi sebuah pesan singkat. Seingatnya, ia tidak pernah lupa menyimpan nomor ponsel teman-temannya. Keningnya berkerut. Sambil melirik dan menilai bahwa keadaan cukup aman baginya untuk befokus pada ponselnya sejenak, gadis yang hari ini tampak segar dengan potongan rambut barunya mengetikkan sebuah balasan.
Iya, masih Aluna. Ini siapa?
Tidak sampai semenit, ponselnya kembali bergetar.
Aluna melirik Arian dan Joy lagi. Aman.
Ini Raka. Bisa kita ketemu?
"Anjrit," pekik Aluna spontan. Tanpa sadar ia berdiri sambil menyerukan umpatannya.
Gadis itu tidak akan sadar kalau saja Karen yang duduk di sebelahnya menarik bajunya.
Sebuah pesan dari Raka adalah mimpi buruk. Tapi Arian dan Joy yang menatapnya dengan tajam lebih buruk daripada mimpi buruknya.
Mampus gue, umpatnya lagi. Kali ini diucapkannya dalam hati.
Aluna melirik takut-takut ke Arian dan Joy. Namun tak berselang lama, rapat dapat dilanjutkan. Jelas sekali Aluna mendengar Daniel yang cekikikan di sebelahnya, mengetawakan kejadian barusan.
Benar, Daniel sudah kembali. Ucapkan selamat datang kepada laki-laki berumur 23 tahun yang baru saja lulus ini. Seperti yang sudah direncanakannya sudah lama, begitu mendapatkan gelar sarjana, Daniel segera melamar kerja di kantor ini, tempat magangnya dulu.
Bisa dikatakan Daniel adalah teman terdekat Aluna selain Bang Ozi di sini. Di hari pertama Aluna bekerja, Daniel yang juga anak magang, terlihat senang ketika melihat kedatangan Aluna. Anak magang mana yang tidak senang ketika kedatangan anak magang lainnya? Tidak tahu bagaimana di tempat lain, sih. Tapi di sini, anak magang biasanya mendapat tugas membuatkan kopi dan menerima suruhan dari teman-temannya. Dengan kata lain, detik dimana Aluna datang berarti akhir dari penderitaan Daniel.
Aluna masih ingat, Daniel langsung menyalami Aluna dan mengucapkan banyak terima kasih dengan dramatis. Sejak saat itu keduanya masih selalu bersama. Daniel lebih tua setahun dari Aluna, tapi dia lulus setahun lebih lambat dari Aluna. Maklum, Daniel keasyikan bekerja. Hampir sama dengan Aluna, tapi Daniel tidak bisa membagi waktu untuk kerja dan kuliah secara adil, sehingga ia harus menelantarkan kuliahnya.
Setelah rapat berakhir Daniel menghujani Aluna dengan pertanyaan. "Woy, kenapa lo? Kenapa tiba-tiba rusuh?"
"Lo nggak percaya kalau gue ceritain," jawab Aluna dengan wajah muram. Dengan langkah gontai ia berjalan menuju kubikelnya dan duduk sambil membenamkan wajah di atas meja.
"Ceritain." Bang Ozi bergabung dengan mereka setelah mengambil sekaleng cola di pantry. Tak lupa ia membawa 2 kaleng lainnya untuk Daniel dan Aluna.
"Masa Raka tiba-tiba sms gue ngajakin ketemu?"
"Mau bayar utang kali dia," ujar Bang Ozi.
Aluna tertawa sinis, mengejek Bang Ozi yang sepertinya sedang mencoba melawak.
Dua orang ini adalah orang-orang yang paling tahu tentang cerita Aluna dan Raka, mereka akan menjadi orang pertama yang Aluna ceritakan jika ada sesuatu yang berkaitan dengan Raka. Jika Daniel adalah pendengar yang baik, maka Bang Ozi-lah yang berperan sebagai penasehatnya. Anyways, mereka berdua adalah orang yang paling mengerti dirinya.
"Ketemu aja, ntar gue temenin," sahut Daniel sambil menyeruput cola-nya.
Aluna menggeleng sambil menggigit bibirnya. Ada semburat kecemasan di wajahnya yang memucat. "Nggak, gue yakin dia pasti mau ngomongin sesuatu. Kalau lo ikut, dia nggak jadi ngomong, dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alluring Aluna
Ficción GeneralTentang Aluna, tingkahnya, hari-harinya, dan caranya melupakan masa lalu, juga tentang Arian yang dibuat terpesona olehnya. Starring Kim Minkyung and Jeon Wonwoo