Part 11

44 1 0
                                    

Aku terdiam ketika Gilang menyatakan perasaannya padaku, jujur untuk saat ini perasaanku hanya sebatas teman kepada Gilang, Alit, Ridho, dan Riza. Dan ntah mengapa aku juga tidak pernah memikirkan kalau saja diantara mereka yang akan aku sukai di kemudian hari, pemikiran itu sama sekali tidak pernah ada pada diriku.

Gilang mungkin tau kalau aku tidak nyaman dengan apa yang dia katakana tadi,Gilang langsung menarik tanganku dan membawaku ke dalam mobilnya, dia langsung menambahkan perkataannya agar kami tidak terlalu canggung,

"Ve, jangan terlalu dipikir Ve, kalau Ve gak mau juga gak masalah sama Gilang, yang jelas Gilang udah bilang semua ke Ve." Jelasnya,

"Oh, oke Lang." jawabku singkat,

"Ve, maaf banget ya, bukan maksud Gilang buat Ve jadi canggung ngomong ke Gilang, gini aja deh ya, anggap aja tadi Gilang gak ada bilang apa-apa." Jelasnya lagi, kali ini dia berusaha meyakinkan apa yang dikatakannya padaku agar aku tidak canggung ketika bertemu dengannya dan berbicara padanya,

"Gilang, Ve bener-bener gak tau apa yang harus Ve bilang ke Gilang, karna jujur Ve itu anggap Gilang sebagai temen aja gak lebih, sama kayak Alit, Ridho, Riza." Jawabku sambil menatap matanya,

"Ve, juga ngejaga banget hubungan kita sebagai temen, Ve gak mau nanti persahabatan kita hancur lagi, Ve cukup dengan yang kemarin Lang, dan sekarang Ve seneng banget karna kita udah sama-sama, Ve masih nyaman kalau kita kayak gini terus. Ve juga gak mau canggung canggung gitu ih sama kamu, aneh tau gak sih." Jelasku sambil mengenggam tangan Gilang,

"Makasih ya Ve, kamu udah mau ngertiin, Gilang juga gak maksa Ve untuk harus jadi pacar Gilang, nggak, gilang Cuma mau Ve tau gimana perasaan Gilang ke Ve, ya beruntung kalau Ve mau jadi pacarnya Gilang." Katanya sambil menggodaku,

"Dasar genit, tapi Ve juga gak mau menutup kemungkinan kalau nanti kedepan Ve suka salah satu dari kalian." Kataku sambil melihat keluar jendela mobil,

"I hope it's me." Gumamnya,

"Ve dengar lho." Jawabku sambil menoleh kearahnya,

"Kalau berharap gak masalah dong, haha.." jawabnya sambil tertawa,

"Ve, kamu mau langsung balik ke Hotel atau mau keliling dulu?" Tanyanya,

"jalan-jalan dulu deh Lang, lagi bosen banget nih." Jawabku sambil memakai seatbeltku,

"Gimana kalau kita ke Hotel dulu terus ambil baju ganti?" Jawab Gilang,

"Lho emang mau kemana?" Tanyaku,

"Ve mau gak, ke pemandian air panas? Soalnya yang Gilang tau kalau malam pemandian itu jadi rame banget, kalau malam dingin kan otomatis orang pada cari tempat hangat." Jawabnya,

"Boleh juga, asik juga tuh, kebetulan, badan Ve pegel-pegel kan kalau mandi air panas jadi enakan, yuklah kalau gitu." Jawabku sambil mengepalkan tanganku dan menjulurkan ke depan isyarat untuk mengatakan berangkat.

Sesampainya kami ke Hotel, aku dan Gilang langsung menuju kamar dan mengambil baju ganti kami masing-masing. Aku terkejut karna Caca bangun dan dia sedang memakai masker, aku berfikir kalau itu hantu,

"AAA!!!!, HANTU!!!." Jeritku,

"Ve, Ve ini aku Caca, astaga kamu kenapa takut sama temen sendiri." Jawabnya sambil menyadarkanku,

"Astaga! Ca, kamu lho ngagetin aja, ya aku gak tau lah, kamu kan tadi tidur." Jelasku,

"Terus kamu darimana? Kenapa baru pulang jam segini?" Tanya Caca,

"Tadi aku abis makan sama Gilang, terus ini mau pergi lagi, Ca kamu mau ikut gak?" Ucapku,

"Emang mau kemana Ve?" Tanyanya,

"Mau ke pemandian air panas, kamu mau ikut gak? Kalau mau buruan kamu gitu aja terus bawa baju ganti, Ve juga mau ganti baju deh mau pakai baju yang santai biar ntar langsung nyemplung hehe." Jelasku,

"Oke deh, ngomong-ngomong Ega gak dibangunin? Ntar dia marah lagi sama kita karna kita tinggalin, dia kan ketakutan banget anaknya." Tanya Caca,

"kamu bangunin aja biar rame." Jawabku,

"Ve keluar bentar ya Ca, mau liat Gilang dulu." Ucapku,

"Iya." Jawabnya singkat,

"Lho Alit ikut nih?" Tanyaku,

"Iya dong biar badan Alit seger, kalian berdua ninggalin Alit, padahal tadi Alit juga laper tau gak." Jawabnya,

"Tadi kan, Alit tidur, mana tega Ve bangunin Alit, yaudah deh Ve pergi sama Gilang aja." Jelasku,

"Alit masih laper gak?" Tanyaku,

"Masih." Jawabnya sambil mengelus perutnya,

"Yaudah ntar sebelum kita pergi ke pemandian beli makanan deh, Ve traktir." Jawabku,

"Gini nih yang bikin Alit suka, udah cantik baik lagi, aduh suka deh." Jawabnya sambil menggodaku,

"Bisa aja, yaudah bentar ya Ve mau siap-siap dulu, Alit gak mau bawa baju ganti gitu?" Tanyaku,

"Iya ini mau beres-beres Ve." Jawabnya,

"Oke Ve tunggu di mobil yaa." Jawabku.

5 menit berlalu, kami siap untuk berangkat ke tempat pemandian air panas yang sudah kami rencanakan tadi lebih tepatnya rencana ku dan gilang. Sesuai janjiku pada Alit aku akan membelikan dia makanan, Alit tipekal orang yang kalau lapar sangat menjengkelkan, dia tidak akan berhenti berbicara apabila apa yang diinginkannya belum ada. Kami juga membeli beberapa makanan ringan untuk di perjalanan dan untuk setelah kami berendam air panas itu. Ega yang sangat amat mencintai makanan iya pun langsung menyerbu berbagai makanan yang ada di minimarket tersebut.

Menempuh perjalanan sekitar 30-40 menit bukan waktu yang lama menurutku, karna kami menikmati perjalanan kami, yang kami lakukan di mobil hanya mendengarkan lelucon dari Alit, dia seperi badut tidak pernah merasakan sedih, aku tidak tau apa dia benar-benar tidak punya masalah atau malah sebaliknya sebenarnya dialah orang yang punya banyak masalah tapi dia menutupinya dengan senyumnya. Aku tidak tau apa yang terjadi kedepaan yang pasti aku akan menjadi sandaran ke-4 temanku ini ketika mereka merasa kesulitan. 

DISTANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang