10

864 164 4
                                    

M a t e

Salju akhirnya turun, tepat setelah kami selesai memanen. Juga buruan yang didapat bagian pemburuan sungguh banyak. Jadilah hari ini kami mengasapi daging untuk persedian makan selama musim dingin, mengingat kawanan tidak akan berburu selama salju masih berterbangan.

Taehyung datang dengan setangkai bunga mawar hutan untukku,  ia duduk dan mencium kening. "Apa yang kau lakukan seharian ini sayang?"

"Banyak hal, mereka begitu semangat. Anak-anak begitu riang karena salju turun dipucuk kepala mereka, aku senang karena itu."

Ia tersenyum, dengan cepat taehyung mendorongku kesamping. Itu terjadi cepat sekali, untung saja ia peka. Kami berbalik setelah kejadian sebuah panah melesat tajam, mungkin mereka berniat mau membunuhku ataupun taehyung suamiku.

Siapa dalang dari rentetan kejadian yang silih berganti datang pada kami? Tolong jawab pertanyaanku dewi uvrea!

Taehyung mengaum marah, seketika kawanan yang lain mendekat. Ia kembali keposisiku tadi, karena seinchpun aku tidak bergerak, membantu untuk duduk dengan baik. Oh tuhan, detak jantung ini serasa akan meledak, aliran darahku serasa membakar kulit. "Kau tidak apa-apa lisa?"

Aku tidak bisa menahannya, tangisku jatuh dengan cepat pula taehyung menanggapi. "Tenanglah, aku disini. Kau baik-baik saja, aku disini aku disini." 

Maaf, tapi aku tidak bisa mendengar apapun, yang aku tahu hampir saja aku terbunuh, aku hampir mati! Memikirknnya saja membuatku ketakutan, aku kira pembunuh dan pembuat masalah itu sudah pergi dari desa, namun aku salah. Deretan masalah masih bergulir, hendak menemukan target selanjutnya. Harusnya aku sadar akan itu, tapi kenapa...

Ia masih berkeliaran.

Taehyung begitu perhatian, ia memberikan penenangan yang begitu aku sukai. Aku tidak tahu apa... yang aku inginkan tapi mungkin memeluk dirinya adalah sebuah sutra penenang. Lalu seseorang memberikan panah tadi, aku berteriak histeris. 

Sungguh aku ketakutan. 

"Tidak apa-apa lisa, suamimu disini. Kau akan baik-baik saja. Tenanglah."

Taehyung membuka secarcik surat dari ujung panah, setelah ia membacanya aku bisa merasakan guratan kemarahan. Ia benar-benar kehilangan kendali, ia melepaskan pelukannya. "Jaga lisa, aku akan pergi sebentar. Yang ingin mempertaruhkan nyawanya silahkan ikut denganku."

Apa? Apa maksudnya ini? Taehyung? Meninggalkanku? Tidak!

 "Tidak! Jangan sayang... aku sekarang baik-baik saja! Aku mohon padamu! aku hanya membutuhkan dirimu saat ini, sungguh!"

"Maaf lisa, aku tidak bisa menolak orang ini. Aku akan kembali sayang, aku janji. Aku berjanji akan kembali, dan memelukmu lagi."

"Tidak! Tidak! Tidak taehyung! Kembali! Kembali! Kumohon kembalilah!"

Seketika itu pula pengelihatanku kabur akan kegelapan yang sunyi.


M a t e 


-NormalPov-

Gadis kecil dengan kepang dua berlari, mendekap kuat wanita yang sudah dianggapnya sebagai kakak melebihi ibu. "Kak lisa!"

Barulah setelah itu berberapa orang membawa pimpinan mereka untuk beristirahat digubuknya, siapapun pasti akan terkejut dengan insiden tadi. Responpun akan sedikit yang sadar, gadis kecil itu sungguh kesal. Kalau tidak bergerak dengan lolongan marah, mungkin orang-orang idiot itu masih akan menganga tidak tahu diri.

M a t e [Lisa+Taehyung] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang