Serfan Koji 16 tahun, tinggi 176cm, Golongan darah B. Tahun pertama di SMA Wlangga, SMA pilihan dimana orang yang lulus bisa mendapatkan kerjaan atau kuliah ditempat yang diinginkan.
Sebelum memasuki kelas para murid tahun pertama menghadiri upacara pembukaan dan mendegarkan pidaot Osis. setelah upacara pembukaan selesai barulah murid diijinkan pergi ke kelas.
Kelas dibagikan berdasarkan hasil nilai ujian. Aku berada dikelas Ⅺ-E kelas terburuk yang pernah ada tapi disini tidak semuanya buruk. Memilih tempat duduk dipojok paling belakang dekat jendela karna pemandangan cukup indah dan cocok untum memcuci mata.
Canggungnya suasana kelas sedikit mengangguku aku menggambil pulpen dimeja dan memutarnya ditangan kananku sambil melihat ruangan kelas, ada 1 siswa yang ingin memecahkan suasana tapi ragu untuk berbicara dan memeremas bajunya.
Aku menyadarinya dan 'plak' beberapa murid dikelas tersentak, siswa yang ragu itu akhirnya meninggalkan tempat duduknya, aku juga merasakan sedikit aura menggangu dari siswi yang duduk disebelahku yang sedang membaca buku sepertinya dia tidak peduli dengan suasana ini.
" Karna kita semua belum kenal dengan yang lain kenapa kita tidak mencoba berkenalan dulu?"
Suasana yang canggung dikelas telah pecah dan beberapa murid setuju dengan sarannya.
" Mulai dariku, Arifki Ahmad Hobiku bermain bola Basket dan membaca, salam kenal semuanya"
lalu dilanjutkan oleh siswi ditengah.
" Namaku Ruri Milan Hobiku berteman dengan semuanya, salam kenal"
Wah... aku merasakan aura cewe idamam disekitar para murid pria, Aku tidak mempedulikan perkenalan ini.
Perkenalannya masih berlanjut.
" Aku Rike~ Boshi.. Hobiku ngegame mari kita berteman"
Beberapa murid dikelas tertawa kecil mungkin karna logatnya itu lucu.
Aku memperhatikan ada murid yang tubuhnya berbeda dari yang lain dia tinggi dan besar, rambutnya juga diwarnai pirang memang benar disekoah ini tidak ada peraturan yang melarang pengecetan rambut tapi tidak kusangkan dia akan mewarnainya dihari pertama sekolah.
" Hobi kah Aku gabung eskul Bola dan hobiku memalak orang"
Suasana yang ceria tadi berubah sedikit takut dan canggung, aku tidak tau jika memalak itu hobi.
" Dia terang-terangan sekali"
Akhirnya perkenalan sampai padaku. Aku berdiri dan menatap mereka semua.
" Namaku Serfan Koji, emm... hobiku tidak ada, em..... aku tidak masuk eskul apapun. Salam kenal", lalu duduk kembali dikursiku.
" Gagal sudah untuk mencari teman"
Kesanku sedikit meragukan dan aneh yah aku tidak terlalu mempedulikannya.
" Salam kenal juga Serfan", kata Arifki sambil tersenyum kecut.
Arifki Ahmad, aku merasakan dia memiliki aura sebagai pemimpin dan aku sedikit tenang karna dia bisa mengurangi sedikit kecurigaanku dari murid lain.
Sekarang giliran Siswi yang disebelahku, Dia beranjak dari tempat duduknya.
" Nanda Nuria, aku tidak memiliki niat untuk berteman dengan lainnya", lalu kembali duduk.
Berbeda dariku dia memang benar-benar tidak peduli pada kesannya.
Setelah itu Wali kelas kami memasuki kelas sambil membawa catatan absen, dia seorang wanita yang memiliki aura tegas dan disiplin sungguh luar biasa jas hitam dan kemeja putihnya benar-benar menampilkan aura itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everyone is Tools
Teen FictionAku menggangap mereka sebagai alat yang bisa dimainkan.