Jeanne terkejut, sesuatu yang hangat menempeli punggungnya. Ia memilih untuk mengabaikannya, mengambil sabun dan melumuri tubuhnya. Sesekali melenggokan pinggulnya, berpura pura tidak ada seseorang yang menontoninya.
Aldrich tak percaya, ia sedang digoda. Tapi sungguh ini tak adil baginya. Ia merasa berhak untuk bersenang senang juga. Kemudian, ia membalikan tubuh Jeanne dengan sekali gerakkan. Mengangkat kedua tangannya dan menjepit tubuh kecil itu dengan pahanya yang kokoh.
Wanita itu menatapnya, bibirnya sedikit terbuka. Aldrich segera melumatnya, memasukkan lidahnya, Jeanne membalas gerakkan itu, mempercepat gerakkannya sehingga terbentuk benang saliva diantara keduanya. Tangan Aldrich mulai beraksi, tubuh Jeanne yang licin itu memudahkannya sekaligus membuatnya geli. Ia meremas pantatnya, hingga Jeanne membuat gerakkan maju mundur.
Bibirnya berpindah ke leher jenjang wanita itu. Digigitnya dengan nafsu hingga membuat pemilik leher itu mengerang. Kedua tanggannya memainkan payudara yang tergantung indah. Membuat Jeanne mendesah kegelian. Tak lama sesuatu mengeras merasa terbangunkan. Aldrich meletakkan tangan Jeanne ke juniornya.
Jeanne meremasnya, membuat tubuh Aldrich bergetar, semakin kuat dan cepat. Aldrich pun semakin gencar memainkan tangannya, bibirnya mengulum puting jeanne dan sesekali menggigitnya, tangannya menjelajah kemana saja. Jeanne mengocoknya semakin kuat, Aldrich menaikkan satu kaki jeanne memberi ruang untuk memasukkan juniornya.
Arrrrghh uhh ahhh babyyyy, Jeanne berteriak tak karuan, tangannya meremas punggung Aldrich. Mereka berciuman dengan bagian bawah yang sibuk menjelajah. Ughhh baby aku tidak tahan!! Ia mencengkeram lebih kuat.
Dasar tidak sabaran, kata Aldrich sambil menggigit telinga Jeanne.Dorongan juniornya semakin kuat, Jeanne tak kuasa menahan nikmat yang ia terima, matanya mengerjap ngerjap. Payudaranya semakin tegak, aldrich mengambil jeda kemudian memasukkan sang junior dengan sekali hentak. Tubuh jeanne bergetar hebat, ia mendesah nikmat. Mereka saling merasa puas, tapi tak pernah merasa cukup.
"Kau benar - benar " bisik jeanne tepat di telinga Aldrich.
"Love you" balasnya sambil menjilat pipi jeanne.
Mereka berpindah ke bathtub, agar ototnya kembali rileks.
"Sebentar saja, aku janji, sehabis ini kau boleh membersihkan tubuh" Kata Aldrich sambil menyandarkan dagunya ke pundk jeanne. Wanita itu mengangguk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GODDESS
Romance" The Great / Goddess Seducer", begitu sebutannya. Seorang wanita yang bahkan tak memiki minat menggoda siapapun, namun hal tersebut melekat seolah ia terlahir begitu. Bahkan ia sering bersikap dingin, tetapi tetap matanya memancarkan kemewahan. Co...