2

17 6 6
                                    

Happy Reading 😊

------------------------------------------------

Rara POV.
Sekarang pukul 08.00 dan aku sudah berada didepan pintu apartement Audrey. Dan saat dibuka, mataku membulat bahkan mulutku sampai terbuka. Aku tidak menyangka bahwa apartementnya akan semewah ini. Menakjubkan.

"Biasa aja kali bengongnya, lebay lu" ucapnya. Aku terkejut mendengarnya dan langsung sontak menutup mulutku.

"Bagus banget sih" ucapku pelan.

"Biasa aja kali" ucapnya. Ternyata dia mendengar ucapanku. Memalukan.

"Oh iya, btw, baju lu ntar lu masukin ke lemari itu aja ya, itu kosong kok" ucapnya sambil menunjuk ke arah sebuah lemari berwarna coklat disudut kamarnya.

"Oh oke, makasih ya sekali lagi. Aku jadi ga enak nih" ucapku. Ya memang, aku sangat segan untuk menumpang dirumahnya. Kenapa? Ya kita aja hanya kenal sebatas nama, masa aku udah main numpang aja dirumahnya.

"Yaudah sih gapapa. Ga usah segan, biasa aja kali, anggep aja rumah sendiri. Gw tau kok apa yang lagi lo pikirin" ucapnya. What? Dia bisa baca pikiran. Dan seketika aku takut buat memikirkan hal yang enggak enggak.

"Eh iya iya" jawab ku terbata bata. Kok jadi kaku sih.

Audrey POV
4 jam telah berlalu, dan kami sama sekali tidak melakukan komunikasi antara satu sama lain. Gw hanya diam sambil memainkan handphone dan mendengarkan lagu dengan memakai headset gw, sampai gw merasa lapar dan gw melihat jam tangan gw.

"Lah udah siang ternyata"

Gw berniat ngajak Rara buat makan siang bareng diluar, sekalian ngajakin dia ngobrol, gw liat dia anaknya kayak mencurigai gw terus, padahal gw ga ada salah apa apa sama dia:') Terus juga, biar kita lebih saling mengenal, ya kali tinggal sekamar tapi diem dieman terus.

Gw pun membuka headset gw, lalu memakai jaket gw. Dan saat gw berbalik badan, gw melihat dia sedang 'tidur'.

"Elah pake tidur segala sih, kan jadi ga enak gw mau ngebanguninnya" ucap gw pelan. Lalu gw berjalan kearahnya, dan tiba tiba dia terbangun.

"Eh udah bangun ternyata"

"Kamu mau ngapain??" tanyanya.

"Santai dong, gw cuman mau ngajak lu makan siang bareng. Lagipula emang gw salah apa sih sama lu, sampe harus lu curigai terus?? Dan setidaknya gw ini cewe, bukan om om pedofil kok" ucap gw, dan dia hanya membalas dengan tawaan kecil.

"Kamu tu lucu ya, aku ga bermaksud curiga, aku cuman nanya kamu mau ngapain pake jaket kayak gitu? Bukan curiga, lagipula siapa yang bilang kamu om om pedofil? wkwkwk" ucapnya. Kok gw bisa kegeeran sih-_-

"Yaudah la terserah. Udah buruan gih siap siap, biar kita pergi, gw tunggu dibawah ya"

"Yaudah ayok" ucapnya. Lah udah? Secepat itu? Ga pake make up ni anak?

"Lah udah?"

"Ya udah, emang aku harus ngapain?" tanyanya balik.

"Engga maksudnya.... lu ga make up an dulu gitu? Layaknya cewe cewe lain?" tanya gw.

"Buat apa? Make up tu menurut aku buang-buang duit sekaligus buang-buang waktu. Yaudah ayok, pasti kamu udah laper juga kan?" ucapnya sambil menarik tangan gw keluar kamar.

Save YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang