-NADI 15-

52 12 0
                                    

Azell terbangun dari tidurnya. Matanya bengkak dia terus menangis sepanjang malam. Dia mengambil handphone yang tergetak di naskah meja sebelah tempat tidurnya. Dia menyalakan handphone nya. Azell sengaja mematikan handphone nya. Ada ratusan spam chat dan telpon dari Renal dan teman temannya. Dia mengabaikan spam itu. Dia mematikan handphonenya lagi.

Waktu terus berjalan, azell tidak berniat berangkat sekolah. Suhu tubuhnya panas, badannya lemas bahkan bergerakpun tak sanggup. Dia melanjutkan tidurnya kembali sampai bundanya masuk dan membangunkan tudurnya.

"Sayang kamu kenapa?"Azell tidak menjawab

"ya ampun sayang , badan kamu panas. Kita kedokter aja ya "

" ga usah bunda, mungkin Azell cuma kecapean aja"

"ya udah kamu ga usah berangkat sekolah ya, kamu tidur aja. Nanti bu bikinin bubur ya"

"azell ga mau bubur bunda, azell kangen sop sayur ayam bikinan bunda"

"manja ya kamu" ucap nya sambil mencubit pipi anak semata wayangnya.

"ya udah bunda turun dulu, kamu lanjutin tidurnya. Nanti kalo sopnya udah jadi, bunda bangunin kamu"

"Azell sayang bunda"

"Bunda jauh lebih sayang Azell" Vani mencium kening Azell

***

Di sekolah Bella dkk menghawatirkan keadaan Azell. Bel istirahat telah berbunyi 5 menit yang lalu. Namun Azell masih belum berangkat atau pun mengabarinya. Di chat tidak di balas, di telpon tidak aktif.

"Gimana dong gue kawatir banget sama Azell, handphone nya masih belum aktif" Bella mondar mandir kesana kemari

"Iya nih gue kawatir banget"

"Udah mending kita tenang dulu kasih waktu buat Azell sendiri"

Tidak jauh berbeda Bella dkk, Renal dari tadi diam dan melamun. Galih sudah menasehati Renal bahkan lawakan Revan tidak mempan.

Renal bangkit dari duduknya. Dia berniat pergi ke kelas Azell. Dia ingin bertanya kepada teman teman Azell.

"Eh Nal lo mau kemana?"

Renal tak menjawab dia tetap meneruskan jalanya menuju kelas Azell. Galih dkk mengejar Renal. Mereka memasuki ruang kelas Azell. Renal menghampiri Bella dkk, raut wajah mereka sama memancarkan kekhawatiran.

"Kalian tau Azell kenapa?" Mereka semua menggeleng pasrah. Renal menghela nafas berat.

"Gue gak bisa kaya gini aja trus. Azell sahabat gue, gue udah kenal dia dari dulu gue gak mau sahabat gue kaya dulu lagi"

"Berapa kali dia harus nyakitin Azell? Belum cukup dia hancurin hidup Azell? Gue harus gimana?"

Bella sudah tidak tahan dia mendadak menjadi emosional karna Azell. orang yang selalu ada disaat dia susah dan senang tetapi sekarang dia hanya diam saja melihat sahabat sedang diambang kegelisahan.

"Udah jangan panik dulu, Azell pasti baik baik aja. Gimana nanti waktu pulang sekolah kita kerumah Azell?" Mereka semua mengangguk.

"Ya udah masih ada satu jam pelajaran kan? Abis itu kita kumpul di parkiran, kita kerumah Azell sama sama"

Renal dkk kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran terakhir. Guru memasuki kelas dan menerangkan. Renal tidak konsentrasi dia hanya melamun memikirkan Azell. Renal memang bukan pacar Azell tapi entah kenapa dia sangat mengkhawatirkan mungkin karna dia sangat menyayangi Azell dan apapun yang menyangkut orang yang disayangi dia tidak akan pernah diam.

Renal meminta izin untuk ke toilet. Dia tidak peduli dengan suara Galih bahkan dia tidak peduli apakah dia diizinkan Atau tidak, dia hanya meminta dan terus berjalan. Dia ingin membasuh mukanya. Menghilangkan sedikit kejenuhan. Di toilet dia memikirkan anak baru.

Siapa lelaki itu?

Kenapa dia bisa membuat Azell menangis?

Apakah dia masa lalu Azell?

Banyak pertanyaan yang muncul di pikirannya. Jika di ingat Revan pernah berkata jika dia bernama Azka murid pindahan dari Jerman dan di pindah satu tahun lalu. Renal harus mencari tahu kebenaran nya. Mereka pasti tau dan bisa menjawab semua pertanyaan itu.

Renal keluar dari toilet namun dia tidak kembali ke kelas dia malah pergi ke kantin untuk membeli minuman. Di kantin dia bertemu dengan seseorang yang bisa menjawab pertanyaan itu namun dia tidak ingin bertanya bukan karena takut namun dia masih marah dengan kejadian kemarin.

Memang ini salah Renal namun gengsi menutupi dirinya untuk minta maaf. Baginya untuk apa minta maaf? Ini bukan kesalahan Renal, dia hanya tidak terima jika orang yang dia sayangi menangis. Dia hanya berusaha menjaga dan melindungi walau itu bukan miliknya.

***
Mohon dukungannya kawan
Bantu share sama temen temen
Jangan lupa vote dan setelah membaca
Satu vote sangat berharga bagi autor

Hae up lagi
Penasaran gak sih sama kelanjutan nya?
Mau lanjut gak nih atau di tamatin aja?
Santai masih lama tamatnya

Tunggu part selanjutnya
Vote dan komen ya

See you next time👋👋

Nadi√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang