4.1Curiga

1.6K 63 2
                                    


Setelah dirawat selama 1 minggu, keadaan Dara sudah mulai membaik. Pagi ini Dara sudah diperbolehkan pulang sedangkan Alfy harus menjalani rawat inap beberapa hari ke depan sampai keadaan cowok itu kembali stabil.

Selama satu minggu itu pula Dara hanya ditemani Bi Ani dan kedua sahabatnya. Beberapa kali Rio datang menjenguk. Cowok itu juga sibuk menjaga Alfy di lantai dua rumah sakit.

Sama seperti Dara, Alfy juga tidak dijaga oleh keluarganya. Ayahnya sempat datang, namun pria itu hanya mengurus administrasi lalu pergi karna alasan dinas ke Singapura. Tidak jauh berbeda dengan keluarga Dara. Mereka berdua sama-sama terlahir di keluarga yang mementingkan pekerjaan dari pada keadaan anak sendiri.

Sebelum pulang, rencananya Dara akan melihat keadaan Alfy dulu. Ia belum mengetahui keadaan cowok itu sampai sekarang. Yang Dara tau dari Rio, Alfy sudah sedikit membaik dan terdapat bekas luka bakar di tangannya. Tidak terlalu jelas karna sudah diberi obat oleh Dokter.

" Yuk Yo!" ajak Dara pada Rio yang kini sibuk bermain ponsel. Rio memang sengaja datang ke ruangan Dara untuk mengantar cewek itu ke ruangan Alfy. " semangat bener lo, mentang-mentang ketemu pacar." Komentar Rio.

" Sirik aja lo, Cari pacar maka-nya!" balas Dara terkekeh. Rio ikut terkekeh lalu mereka pergi ke ruangan Alfy di lantai dua.

" Hai Fy! Gue bawa pacar lo nih, dia kangen banget katanya." Sapa Rio begitu mereka memasuki kamar inap Alfy. Alfy tersenyum tipis melihat Dara dan Rio. Kondisinya sudah jauh membaik.

Rio yang mengerti sepasang insan manusia ini akan melepas rindu lantas keluar menuju kantin rumah sakit karna kebetulan ia belum sarapan. Jadilah di ruangan berukuran lima kali enam meter itu hanya ada Dara dan Alfy.

Dara lalu mendekat ke brankar tempat Alfy berbaring. " Gimana? Masih sakit ya?" Tanya cewek itu. " Udah nggak, cuman kadang luka bakar aku perih." Jawab Alfy menunjukkan luka bakar di tangan kirinya.

" Kamu masih ingat kronologinya gak sih? Maksud aku, gimana bisa remnya blong padahal pas kita pergi semuanya baik-baik aja?"

Alfy memperbaiki posisinya jadi duduk dengan dibantu Dara. " Aku juga gak tau. Tapi kayaknya ada yang sengaja bikin rem mobil aku blong deh."

Percakapan keduanya terhenti karna kedatangan Diva dan Dinda. Mereka berdua datang dengan seragam sekolah. Dara bisa memastikan bahwa keduanya pasti bolos karna saat ini jam masih menunjuk angka delapan.

" Upss.. kita ganggu ya?" ucap Dinda setengah meledek.

" Bolos lagi ya kalian. Udah ngerasa pinter banget ha?!" semprot Dara tidak peduli pertanyaan yang dilontarkan Dinda.

" Ya elah Ra, guru-guru juga sibuk rapat buat ujian kok. Btw, tadi gue gak ketemu Riana sama Rey. Biasanya kan mereka berdua selalu nongol di sekolah." Lapor Dinda.

" Udah semingguan bolot. Dari si Dara kecelakaan juga mereka berdua gak keliatan." Timpal Diva.

" Baru dateng langsung gosip." Rio tiba-tiba ikut nimbrung. Cowok itu memegang segelas kopi yang masih mengeluarkan asap panas.

" Apa sih lo? Nyambung aja!" Sewot Diva. Dara dan Alfy hanya menatap mereka tanpa ekspresi, tampak sudah terbiasa melihat pertengkaran kecil antara Rio dan Diva yang sering terjadi akhir-akhir ini.

" Berantem mulu, ntar jodoh lho!" Sahut Dinda yang segera diamini oleh Rio diam-diam. Semburat merah perlahan terlihat jelas di pipi putih Diva. Cewek itu lantas menunduk menyembunyikan wajahnya. " Apaan sih." Balas Diva malu.

Mereka kompak tertawa.

" Btw, lo kapan boleh pulang Fy? Lo gak penasaran siapa yang berusaha nyelakain lo sama Dara? Kemaren gue sempet ke kantor polisi, katanya ini disengaja. Ada yang gak suka sama lo atau Dara. Makanya dia bikin rem mobil lo gak berfungsi." Jelas Rio menghentikan tawa diantara mereka berempat.

" Siapa?" Tanya Dara refleks. Rio hanya mengangkat bahunya tidak tau. " Lo ngerasa punya musuh?" Rio balik bertanya. Dara tampak berpikir sejenak. Mencoba mengingat siapa saja yang mungkin ia pernah sakiti. Lalu ingatannya tertuju pada Riana. Hanya cewek itu yang berkemungkinan melakukan ini semua. Namun sejauh ini Dara tidak punya bukti kuat untuk mencurigai Riana.

" Gue sih gak ngerasa ya. Selama ini cuma Riana yang sering berantem sama gue." Jawab Dara jujur. " Kalau lo Fy?" tanya Rio lagi. Alfy mengedikan bahunya tanda tidak tau. Sama seperti Dara, ia juga tidak merasa punya musuh selama ini.

" Biarin polisi ngelakuin tugasnya deh. Kalaupun emang ada yang sengaja, pasti bakal ketauan kok. Seseorang gak mungkin bisa nutupin bau bangkai walaupun udah dikubur dalam-dalam, kan?" ucap Dinda ada benarnya.

Mereka kemudian larut kembali dalam obrolan seru tentang banyak hal. Dara tidak terlalu sering menanggapi obrolan teman-temannya karna otaknya masih terus memikirkan siapa yang berniat mencelakai dia dan Alfy.

Apa benar semua ini ada hubungannya dengan Riana?

Lucha,2018

Lucha || END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang