Minhyun segera berlari ke lobi rumah sakit. Namun nihil, Arin sudah lebih dulu pergi menaiki taxi. Minhyun pun tak ilang akal, ia segera berlari menuju parkiran mobilnya dan tancap gas menuju apartemen mereka. Minhyun yakin saat ini istrinya itu sedang menangis di tempat tinggal mereka itu.
333333
Minhyun membuka pintu apartemennya. Ia mencari Arin ke setiap sudut ruangan apartemennya, namun tetap nihil. Minhyun juga sudah memastikan bahwa Arin tidak kembali ke galerinya, setelah ia menelpon pegawai galeri.
Minhyun memijat dahi sambil memejamkan matanya kesal. Istrinya sedang dalam keadaan hamil, harusnya ini menjadi kabar bahagia bagi keduanya, namun malah hal yang tidak diinginkan terjadi.
Minhyun sadar betul bahwa Arin saat ini tidak boleh sendiri dalam keadaan marah seperti sekarang. Akan sangat bahaya bagi keselamatan Arin dan juga kehamilannya. Minhyun terduduk di sofa menundukkan kepalanya, rasa bersalah dan cemas menghantuinya. Sekilas terlintas bayangan kepergian Arin 4 tahun lalu yang membuat kehiduapnnya kalut. Ia sangat tidak berharap kesalahan kedua akan terjadi lagi. Kali ini bukan hanya Arin, namun buah cintanya dengan Arin, Little Hwang yang berada di rahim Arin juga.
Arin memang bertingkah berlebihan tadi, namun Minhyun menyadari bahwa keadaan hamil Arin, bisa saja mempengaruhi emosi sang ibu muda itu. Tak seharusnya ia marah balik kepada Arin tadi di rumah sakit, sesalnya.
Minhyun kembali mencoba menghubungi ponsel Arin. Namun ia menyadari bahwa tidak jauh darinya, di atas meja sebuah ponsel lain berdering.
Sial, Arin meninggalkan ponselnya.
Minhyun mengacak rambutnya kesal. Kali ini ia mencoba menghubungi Nyonya Kim, mertuanya. Ia masih berharap setidaknya Arin berada di rumah mertuanya itu. Tempat itu cukup aman bagi Arin saat ini.
"Halo, Ma. Ini Minhyun. Arin ada di sana, Ma?"
Meski tak melihat raut wajah Nyonya Kim di ujung telpon, namun Minhyun merasakan ekspresi bingung Nyonya Kim dari nada suaranya.
"Loh, Arin ga ada di sini. Dia juga ga bilang mau kesini. Kenapa Hyun?"
Minhyun menghela nafasnya berusaha tenang. Ia butuh otak yang tenang untuk mencari Arin.
Setelah sedikit berbasa basi, akhirnya Minhyun memutuskan telpon dengan mertuanya itu. Minhyun belum berani menceritakan hal yang terjadi, kepada mertuanya itu. Menurut Minhyun, saat ini yang terpenting adalah bertemu Arin dan bicara baik-baik untuk menyelesaikan kesalahpahaman yang terjadi.
Sudah pukul 10 malam. Minhyun masih terduduk di sofanya dengan pikiran yang kalut. Sekarang pikirannya sudah sangat tidak tenang, mengingat sudah semalam ini belum ada kabar dari Arin.
Tiba-tiba ponsel Minhyun berbunyi. Lelaki itu segera meraih ponselnya dan mengangkat panggilan telepon yang masuk itu.
"Kenapa Jin?"
"Bang, lo dimana? Lagi sama Arin?" panggilan dari Woojin yang menyebut nama Arin membuat Minhyun menegakkan badannya dari sofa.
"Lo lagi berantem ya Bang sama Arin? Ya Tuhan Bang, patesan tadi gue liat Arin lag--"
"Lo liat Arin dimana Park Woojin? Kasih tau gue alamatnya, gue susulin"
Woojin agak kaget mendengar suara Minhyun yang terdengar panik. Woojin sedikit bisa membaca situasi, bahwa Minhyun saat ini sedang mencari Arin, mungkin mereka sedang bertengkar, pikir Woojin.
"Tenang dulu Bang, tadi gue lagi nyetir mau ke rumah sakit dan berhenti lumayan lama di lampu merah. Gue liat Arin nyebrang, bentuknya kacau banget dan sambil nangis gitu. Pas gue putar balik buat nyari Arin, dianya udah ga ada"
"Lokasinya dekat mana Jin?" Minhyun berusaha tenang dan menahan diri.
"Dekat taman arah Rumah Sakit tempat gue Koas Bang. Dekat kampus. Tau kan Bang?"
"Oke Jin, makasih banyak"
"Cepat baikan ya Bang sama Arin"
Percakapan itupun terputus. Minhyun segera meraih kunci mobilnya dan keluar apartemennya. Ia menuju parkiran mobilnya di bawah dan langsung tancap gas ke lokasi yang diberi tahu Woojin.
Minhyun tau benar lokasi tersebut. Bagaimana tidak, taman yang dimaksud Woojin adalah taman yang ia dan Arin sering kunjungi dulu. Taman tempat first kiss mereka.
Lokasinya tidak jauh dari kampus tempat Minhyun kuliah dulu. Dan juga lokasinya dekat dengan rumah sakit tempat Minhyun dulu menjalani masa Koas dan juga tempat Park Woojin yang juga sedang menjalani masa masa akhir koasnya saat ini.
Butuh waktu 1 jam untuk Minhyun mengendarai mobilnya menuju lokasi taman itu. Itupun Minhyun sudah ngebut dan menggila saat menyetir. Untung saja Tuhan masih sayang dengannya, sehingga kini ia berhasil sampai di taman yang dimaksud Woojin.
Lelaki itu segera keluar dari mobilnya, dan berlari ke arah taman. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru taman mencari keberadaan Arin. Setelah beberapa lama, akhirnya ia menemukan sosok yang dari tadi dicarinya.
Mata Minhyun berubah sayu berjalan ke arah Arin. Ia berjalan pelan ke arah bangku taman tempat Arin yang terihat duduk sambil menangis.
Sudah lewat pukul 11 malam, dan udara malam ini mulai dingin. Minhyun membuka jaketnya dan menutupi bahu serta punggung Arin dengan jaketnya pelan.
Arin kaget akan kehadiran Minhyun, namun ia tak menolak kehangatan dari jaket itu. Arin berusaha menahan tangisnya sesaat setelah menyadari Minhyun sudah duduk di sampingnya saat ini.
Beberapa saat, hanya diam yang ada antara keduanya.
Dan akhirnya Minhyun buka suara...
"Rin, maaf" Minhyun memberanikan diri meraih tangan kanan Arin dan mengelusnya lembut.
"Aku salah Rin, aku udah marah marah sama kamu, aku udah bentak kamu, Aku salah Rin, Maafin Aku" Kini Minhyun sudah tidak tahan lagi, lengannya menarik Arin pelan ke pelukannya. Ia sangat merasa bersalah, sakit rasanya melihat Arin yang terisak-isak dengan tangisnya.
"Kak... A-a-aku... Akkkhhh"
Ucapan Arin terhenti, ia memegang perutnya meringis kesakitan.
Minhyun yang tersadar, melepaskan pelukannya dan menatap Arin. Lalu mengalihkan pandangannya ke arah betis Arin.
Minhyun membelalakkan matanya, melihat darah segar mengalir di kedua betis Arin.
"Kak... darah... Kak... Bayi...kita..."
Tubuh Arin mulai melemas dan tidak sadarkan diri.
Vote dan comment dong!
Seikhlasnya aja hehe
Hayooo yang besok ketemu Wanna One, sudah siap belum? Hehe
Semoga ntar ketemu Minhyun yaaa🙈
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesalahan Kedua | Hwang Minhyun
Короткий рассказ(COMPLETED) "Aku takut, melakukan kesalahan lagi...." "Aku takut, jatuh cinta lagi" "Aku takut, kehilangan kamu lagi" 04 June 2018 - 01 August 2018