Maka Jungkook membawa Yoonbi pergi ke Busan―kota kelahirannya. Ia membawa Yoonbi ke rumah lamanya. Rumah yang ia tinggali dulu bersama ibunya sebelum ia ikut dengan ayahnya ke Seoul.
Yoonbi sedari tadi menangis tiada henti. Mengatakan dengan terus menerus jika ia adalah seorang pembunuh. Jungkook sudah berkali-kali meyakinkan. Tapi Yoonbi terus saja menyalahkan dirinya.
"Jung aku pembunuh. aku membunuh ibuku dan sekarang aku membunuh pamanku" tangis Yoonbi pecah ketika mengatakannya.
Jungkook berhambur memeluk Yoonbi. Memberinya air putih agar ia bisa tenang.
"Noona berhenti menyalahkan dirimu. Kau bukan pembunuh. Kau tidak menarik pelatuknya" Kata Jungkook berusaha menenangkan
Yoonbi menggeleng. Air matanya tidak berhenti mengalir. Kacau sekali keadaannya sekarang.
***
Keesokan harinya, Yoonbi masih sama setelah kejadian itu. Hanya diam melamun di kamar. Jungkook memasakkannya bubur. Setidaknya agar Yoonbi mau makan. Karena semenjak hari itu ia sama sekali tidak menyentuh makanannya. Hanya melamun saja. Sungguh membuat Jungkook begitu khawatir pada mereka- Yoonbi dan juga anaknya.
"Noona ayo makan ini"
Jungkook mencoba menyuapi Yoonbi tapi mulut Yoonbi terkatup rapat. Jungkook menghela nafasnya. Memijat pelipisnya seperti orang yang sedang frustasi.
"Noona berhenti melamun. Ayo makan ini. Kau tidak makan sejak kemarin" Jungkook berbicara dengan suaranya yang naik beberapa oktaf.
Yoonbi tentu saja kaget. Jungkook sepertinya sedang menahan amarah karenanya. Ia melirik Jungkook sekilas kemudian berbaring di ranjang lalu menarik selimutnya. Tidak peduli dengan Jungkook dan juga makanannya.
"Noona berhenti memikirkannya. Jangan bersikap seperti orang bodoh. Perhatikan dirimu" Jungkook kembali berbicara dengan nada tinggi. Entah kenapa ia menjadi kesal sendiri. Meletakkan mangkok yang berisi bubur di meja nakas lalu berdiri. Melangkahkan kakinya ingin keluar.
Yoonbi tercengang. Pertama kalinya ia melihat Jungkook seperti itu. Sepertinya ia kesal sekali.
Air matanya kembali terjatuh dari sudut matanya.
"JUNG KAU TIDAK PERNAH MERASAKAN JADI DIRIKU" Yoonbi berteriak membuat Jungkook menghentikan langkahnya.
"Kau tidak tahu betapa hancurnya aku melihat orang mati karena diriku" Yoonbi terisak mengucapkannya.
Jungkook berbalik, mendekat ke arah Yoonbi yang duduk menangis sambil menutupi wajahnya.
"Memikirkan mereka tak akan membuat mereka kembali hidup. Jadi tolong jangan membuat dirimu sakit. Noona aku pernah menjadi dirimu. Ibuku juga meninggal karena aku. Ibu ku bunuh diri setelah aku meninggalkannya" kata Jungkook. Ia kemudian memeluk Yoonbi.
"Jadi jika memang kau merasa membunuh ibu dan pamanmu maka cukup mereka berdua saja. ku mohon jangan bunuh anak kita juga" ujar Jungkook.
Ia mengecup pucuk kepala Yoonbi. Memberi elusan halus di punggungnya. Memeluknya lebih erat.
"Jika kau terlalu memikirkannya aku takut akan berdampak pada anak kita"
Yoonbi membalas pelukan Jungkook. Menangis dengan keras membasahi bahu Jungkook.
Jungkook benar. Ia tidak boleh terlalu stress jika tidak ingin membunuh anaknya juga.
"Maafkan aku hiks.. maafkan aku Jung"
***
Sejak kejadian itu Kim Yoonbi kembali berusaha menjalani kehidupan seperti biasa. Mencoba melupakan apa yang sudah terjadi demi anaknya.
Jungkook pun senang sekali melihat Yoonbi yang sudah mau beraktivitas. Tapi Jungkook tak berniat sama sekali membawa Yoonbi kembali ke Seoul apalagi jika ia membawanya kembali ke Seoul akan mempertemukan Yoonbi dengan ayahnya.
Beberapa hari yang lalu setelah kejadian itu, ia sudah bertemu dengan ayahnya. Tentu saja Jungkook tak mengatakan keberadaan Yoonbi yang sebenarnya. Dan juga Jungkook membela mati-matian jika Yoonbi tak ada di tempat kejadian saat paman Yoonbi ditemukan tewas.
Tapi ayahnya tentu saja tak percaya begitu saja. Apalagi semenjak ia mengetahui jika dalam perut Yoonbi ada anak Jungkook. Sama sekali ia tidak percaya jika Yoonbi tidak terlibat dengan pamannya.
Hanya saja tuan Jeon berpura-pura percaya pada Jungkook membuat Jungkook bernafas lega.
Tetapi Tuan Jeon tidak akan pernah membiarkan anak Yoonbi menjadi pewaris perusahaan Jeon Company.
***
Perut Yoonbi kini sudah mulai membesar. Ia masih berada di Busan karena Jungkook melarangnya untuk kembali ke Seoul. Tentu saja Yoonbi setuju karena di Busan ia bisa menenangkan dirinya meski saat malam hari tiba ia tidak bisa tidur dengan tenang.
Hari ini Jungkook harus ke Seoul karena Seokjin terus menghubungi Jungkook untuk segera kembali ke Seoul. Perusahannya sedang sedikit kacau.
Beberapa hari yang lalu, Jungkook mengenalkan Yoonbi dengan teman lamanya. Park Jimin. Karena itulah Yoonbi sekarang sedang berada di rumah Park Jimin. Jungkook menyuruh Yoonbi untuk menginap di rumah Jimin karena Jungkook tidak akan membiarkan Yoonbi sendirian. Untuk itu ia meminta bantuan dari Jimin.
Yoonbi sekarang sedang bermain dengan keluarga kecil Jimin. Isteri dan juga anak Jimin. Menikmati waktunya untuk belajar berkeluarga dari isteri Jimin- Park Hyera. Kebetulan juga isteri Jimin sedang mengandung anak kedua. Jadi mereka juga berbagi cerita membahas tentang kehamilannya.
Tawa mereka menggema di ruang keluarga. Yoonbi yang tertawa tiada henti melihat aksi anak Jimin yang sedang menari dan menyanyi menirukan idol yang sedang tampil di acara TV.
"Soo Ah, apa cita-citamu menjadi seorang idol?" Tanya Yoonbi pada gadis yang berusia 7 tahun itu.
Soo Ah mengangguk pasti lalu melanjutkan lagi acara menari dan menyanyinya yang lucu di mata Yoonbi.
Melihat tingkah lucu Soo Ah ia ingin segera melahirkan bayinya. Pasti senang sekali melihat tingkah lucu anaknya. Ia kemudian mengelus perutnya yang sudah nampak besar.
"Wah. Kau pasti sudah tidak sabar menantikan anak pertama mu" ujar Hyera
Yoonbi tersenyum. Fakta jika ia sudah tidak sabar menantikan anaknya.
"Aku juga begitu. Tapi Jimin lebih tidak sabar lagi. Setiap hari ia bahkan menyuruh bayinya keluar" ujar Hyera yang mengundang tawa.
Yoonbi tertawa tak percaya. Bukankah itu sedikit gila? Melihat Jungkook berbicara di perutnya saja membuat ia geli, apalagi membayangkan Jimin yang meminta anaknya segera keluar. Lucu sekali.
Keluarga Jimin terlihat begitu bahagia sekali. sepertinya keluarga kecil pria bermarga Park itu tak pernah mempunyai masalah.
Semoga kehidupan keluarganya bersama Jungkook juga begitu. Keluarga kecil yang sederhana dan bahagia. Semoga.
***
Oke maafkan diriku yang beberapa hari lalu kehilangan inspirasi dan mood buat nulis 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY ✔
Fanfiction[COMPLETED] Jungkook x OC Fanfiction You're my serendipity I wasn't looking for you I wasn't expecting you but I'm very lucky I met you Andromeda, 2018. ©oneside_