Part 4

10.2K 1.3K 351
                                    


☆☆☆

Braakk

Pintu klub rap terbuka dengan kasar oleh seseorang. Lalu dengan wajah paniknya berjalan mendekati Felix yang kini masih jongkok di pojokan dengan Changbin berdiri di depan Felix.

Orang itu menarik bahu Changbin lalu mendorongnya mundur. Felix kaget sekaligus tak percaya.

Tapi dia juga sangat bersyukur akhirnya penyelamatnya datang.

"Udah berapa kali gue bilang, jangan ganggu Felix!"

Ucap orang itu tajam lalu berbalik untuk meraih lengan Felix dan membantunya agar berdiri.

"Kamu gapapa kan?" Tanyanya khawatir. Menangkup pipi Felix lalu memutar badan Felix, memeriksa apakah Felix terluka.

"Gapapa kak. Kak Minho tau darimana aku disini?" Jawab Felix.

Iya, laki-laki itu Minho, orang yang disuka Felix.

"Seungmin. Tadi dia nelfon kakak dan ngasih tau kalo kamu ditarik sama bajingan itu." Tunjuk Minho kepada Changbin.

Felix berdiri di belakang Minho, melirik sedikit-sedikit muka Changbin yang kini menggeram marah.

"Lu siapa Felix ngelarang-ngelarang gue?" Tanya Changbin datar dan tajam.

Dia berusaha mendekati Felix lagi. Tapi Minho menghalangi dan memegang tangan Felix agar tetap di belakangnya.

"Lu gak perlu tau. Yang harus lu inget itu, jangan pernah ganggu Felix. Dia berharga bagi gue!"

Blush ~

Pipi Felix merona mendengar kalimat terakhir Minho.

Changbin mengepalkan tangannya.

"Hahahah. Kalo gue gak mau lu mau apa?" Tantang Changbin.

"Bajingan!"

"Kak. Jangan berantem. Aku takut dan gak mau kakak terluka." Minho tertegun mendengar ucapan Felix yang kini masih berada di belakangnya.

"Lu selamat sekarang. Lain kali, awas lu kalo kasar sama Felix lagi."

Lalu Minho menarik lengan Felix untuk pergi darisana.

"Brengsek! Kenapa banyak amat pengganggu!"

Teriak Changbin dan menendang kursi yang ada disana.


☆☆


Grep

Felix melotot kaget. Dia membeku. Dengan takut-takut dia berbalik dan menemukan muka Changbin yang ditumpukan di bahunya.

"Aduuhh..mamih, papih. Cepet balik dari China. Dedek gak kuat. Gak badan dedek aja yang gemetar, jantung dedek juga loncat-loncat. Huee." - jerit batin Koala.

Iya, Changbin memeluknya dari belakang ketika Felix baru masuk ke dalam apartemennya.

Changbin sudah memberikan password apartemennya kepada Felix. Agar Felix leluasa keluar masuk tanpa harus menunggu dia.

"A-ada..a-apa?"
Akhirnya Felix bisa menyelesaikan satu tanya itu setelah usaha yang cukup keras.

"Apa aku keterlaluan?"

Tanya Changbin kemudian dengan deep voicenya di dekat telinga Felix. Felix merasakan telinga dan lehernya geli karena hembusan nafas Changbin.

"L-lepas dulu. Ge-geli."

"Tahan Seo Changbin. Tahan diri!" - batin Changbin.

Changbin melepaskan pelukannya lalu membalik tubuh gemetar Felix menghadap dirinya.

Felix masih menatapnya dengan wajah takut yang kentara.

"Apa aku keterlaluan selama ini?" Ulang Changbin.

Felix mengangguk dan menunduk.

...

Changbin selalu membully Felix setiap hari sejak dia masuk ke sekolah yang sama dengan Changbin. Felix pun tidam tahu karena apa.

Sebagai junior, dia tidak bisa melawan dan dia juga tidak punya kekuatan untuk menghajar seniornya itu. Apalagi muka seniornya itu yang sangat menyeramkan bagi Felix.

Changbin tidak hanya mengerjainya dengan mencekal kakinya saat lewat lalu dia tersungkur, kemudian Changbin & geng tertawa terbahak-bahak, kecuali Hyunjin.

Felix juga sering disiram air yang telah dia campur dengan tepung dan telur.

Changbin meletakkannya di atas pintu masuk kelas Felix, dan itu mengguyur Felix ketika dia memasuki kelasnya.

Tidak ada yang berani menolong Felix, sampai Minho datang saat semester kedua dia siswa di sekolah itu. Minho murid pindahan. Dan teman Guanlin, kakak Felix. Sehingga Minho sudah kenal dengan Felix jauh sebelum dia pindah kesana.

Namun, karena Minho yang kelasnya berada di lantai atas, sehingga dia tidak tahu kebrutalan Changbin. Meski dia sering ribut dengan Changbin karena mengganggu Felix, tapi Changbin tidak pernah menyerah.

Tapi, saat akhir kelas 11, untuk Felix itu akhir kelas 10. Changbin tidak sengaja menemukan Felix tertidur di ruang UKS sendirian.

Saat itu Changbin ingin bolos jam terakhir, dan pergi ke ruang UKS untuk tidur.

Disana, dia menemukan Felix yang tertidur dengan wajah damainya dan mukanya yang tergores karena ulahnya. Hasil dari Felix yang tertimpa ember berisi air bau yang diletakkan geng Changbin di atas pintu kelas Felix.

Untuk sesaat, Changbin terdiam. Wajah damai Felix membuat jantungnya berdetak tak wajar. Untuk pertama kalinya.

Sejak saat itu, dia mulai mengurangi intensitas menganggu Felix, anggota gengnya penasaran alasannya, tapo tak berani menanyakan.

Sampai mereka melihat Felix keluar dari mobil Changbin beberapa hari lalu.

Meskipun Changbin tidak lagi mengganggunya sesering dulu, tetap saja Felix sudah membuat daftar jika Changbin dan gengnya adalah salah satu yang harus dia jauhi dan merupakan list makhluk yang menakutkan.

Tapi sepertinya takdir menguji keberaniannya, takdir mengantarkan Felix ke kandang sosok yang dia takuti setengah mati.

Felix mau loncat dari rooftop apartemen Changbin, tapi dia takut ketinggian.

Mau pulang ke mansion, tapi tidak ada Mamih, Papih dan Kakaknya.

Mau menginap di tempat Seungmin, tapi segan dengan orangtua Seungmin. Mau menginap tempat Minho, malu.

Skip

Changbin memegang rahang bawah Felix lalu membawa wajah Felix untuk menatap dia kembali.

"Maaf. Aku brengsek ya. Tapi, apa aku semenakutkan itu?"

Felix membuang pandangan matanya ke arah lain.

Changbin akhirnya menangkup pipi gembil Felix yang menggemaskan itu. Meski dia ketakutan. Itu semakin membuatnya tampak imut.

"Aku mau menyicipi ini."














TBC

Hmm 😈

Bayi koala uwu 😚😚😚

Phobia (?) - CHANGLIX ✔ [Under Revision]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang