"Mark..."
Mark celingukan mencari suara yang baru saja memanggilnya ditengah hutan ini. Ia mngernyit, jarak pandangnya terbatas karena embun, atau mungkin asap, Mark tidak tahu.
Ia berkali-kali berputar hanya untuk melihat siapa gerangan yang baru saja menyebut namanya dengan nada lirih.
Dan ketemu!
Tatapan Mark menyendu. Dihadapannya kini, Donghyuck tengah berlutut, dengan kemeja sekolah penuh darah dan wajah pucatnya.
Hati Mark terenyuh melihat sang pujaan hati tampak begitu kesakitan. "D- Donghyuck."
Sosok dihadapannya meringis, rasa sakit tergambar jelas diwajah manis itu. "Aku..." gemuruh angin tiba tiba terdengar.
"Aku... Meminta... Pada...."
Mark tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang Donghyuck coba katakan sebab angin begitu ribut.
Lalu,
CKLEK!
"Mark, bangun. Nanti kau terlambat sekolah."
Sayup sayup suara merdu Ten terdengar di telinganya. Dengan penuh keterpaksaan, Mark membuka matanya.
Ternyata hanya mimpi.
"Mandi cepat, kau harus sarapan sebelum kesekolah." Ten berlalu menuju ke sudut kamar Mark, mengambil keranjang pakaian kotor yang sudah hampir penuh dan memungut beberapa lembar kemeja yang Mark taruh sembarangan. "Ibu tunggu dibawah." lanjutnya.
"Argh!"
Geram Mark sebelum akhirnya masuk ke kamar mandi.
.
.
.
Mendorong piringnya sedikit kedepan adalah tanda Mark telah selesai dengan sarapannya. Mata menelisik jauh ke dalam mata ibunya, bertanya-tanya apa yang pria itu lakukan agar tetap bahagia meski pada kenyataannya, ia bahkan terlalu sedih sampai tak bisa menangis lagi.
Mark menggeleng, menepis segala pemikirannya. Itu bukanlah masalah yang patut ia campuri.
Akhirnya dengan senyum tipis, Mark memajukan badannya lalu mencium pipi ibunya sekilas. Membuat sang ibu tersenyum lebar.
"Terima kasih atas sarapannya, ibu. Aku pergi dulu."
Lelaki tampan itu berlalu, berniat meninggalkan ruang makan sampai sesuatu terlintas di kepalanya.
"Ibu... Kenal dengan Donghyuck?"
Seketika, Ten mematung.
.
.
.
"Wassup, Mark!" sapa Jeno sok asik. Diikuti Chenle dibelakangnya.
Yang disapa hanya menghela nafas berat sambil mengangkat tangannya sebagai balasan untuk Jeno. Lalu kepalanya ia tumpukan pada kedua tangannya yang telah dilipat diatas meja. Menatap tak minat pada sepasang kekasih itu.
Chenle yang menyadari awan kelabu menggelilingi Mark mencolek bahu Jeno, lalu mereka berkomunikasi lewat mata.
'Dia sedang galau!' -Chenle
'Aku tahu tapi dia juga harus tahu ini! Jadi galaunya sekalian!' -Jeno
Sesaat kemudian, Jeno menjerit karena kakinya diinjak oleh sang kekasih.
"Mark, kau baik-baik saja?" tanya Chenle prihatin lalu duduk tepat dihadapan Mark. Sementara lelaki yang lebih tua hanya mengeluarkan gumaman tak jelas. Seolah menolak untuk ditanya lebih jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
PIANO | MarkHyuck
FanfictionHanya kisah Mark Lee yang mencari tahu tentang 'cinta pertama'nya. "Aku tahu kau bukan..." "B-bagaimana bisa?" cast: Mark Lee Lee Donghyuck NCT's member OC's Genre: Au, Fantasy, mystery, school life. Rate: T - M