Perjuangan Cinya
Sinar matahari menusuk-nusuk lewat jendela rumah kecilku itu. Aku terbangun seperti biasa, aku mandi dan bersiap-siap ke sekolah untuk mengajar. Walaupun kejadian kemarin masih ada dikepalaku tapi aku harus tetap mengajar karena, sebentar lagi akan ujian aku harus mempersiapkan para muridku. Untungnya para artis itu t,h pergi dari rumahku. Aku sangat merasa lega.
*****
Ternyata pikiranku salah Daniel telah siap sedia menungguku diruang guru."Ada apa kau kesini?"ucapku kesal seraya menyimpan tasku.
"Tidak aku hanya ingin mengajar disekolah ini."ucapnya girang seraya pergi dengan membawa buku pelajaran ke kelas.
Aku menatapnya dengan penuh kebingungan. Aku pun akhirnya bertanya kepada kepala sekolah, untuk menghilangkan rasa penasaranku.
"Apa maksud bapa?"ucapku sgt terkejut saat mendapat jawaban dari pa kepsek.
"Iya aku tidak berbohong. Tuan Daniel akan menjadi guru tetap disekolah ini."ucap pak kepsek itu santai.
"Tapi pak kenapa bapak menyetujui sembarangan orang untuk menjadi guru. Dia itu artis, bagaimana jika murid kita tidak belajar malah minta foto dan tanda tangannya saja? bagaimana bapak bisa membiarkan hal itu terjadi?"ucapku panjang lebar mencoba meyakinkan pak kepala untuk membatalkan persetujuan Daniel menjadi guru disekolah ini.
"Kau tenang saja ayo ikut denganku!"
Aku pun mengikuti, dia membawaku melihat apa yang sedang dilakukan Daniel. Benar saja dia mengajar seperti halnya seorang guru dan para murid pun mendengarkan penjalasannya dengan seksama. Pak kepsek pun meninggalkanku. Yang terus melihatnya, hingga seseorang memegang tanganku.
"Iya!"ucapku agak terkejut.
"Bu ini waktunya ibu masuk kekelas kami."ucap seorang murid kepadaku.
Ya benar, aku lupa aku harus mengajar. Aku pun menyuruh murid itu untuk kembali ke kelas karna aku ingin membawa dulu buku.
*****
Pada jam istirahat semuanya tampak biasa. Tak ada kegaduhan akibat datangnya seorang artis. Malah hal itu rasanya aneh bagiku. Aku akhirnya memakan makan siangku untuk menghilangkan rasa penasaran ku itu untuk sementara. Hingga..."Hai."suara lembut itu tiba-tiba terdengar tepat dibelakang telingaku.
Sontak aku terkejut dan ternyata itu adalah Daniel.
"Ma-mau apa kau kesini."ucapku agk gugup."Tidak ada aku hanya ingin makan siang bersamamu."ucapnya santai.
Aku mempersilakannya duduk disampingku dan dia membuka kotak makannya yang hanya berisi buah pisang dan apel. Dia pun memakan pisangnya setelah itu apelnya. Ya dia memang seorang kaya dia memakan apel itu setelah diiris pisau yg ada ditangannya. Aku pun hanya menahan tawa melihat tingkah lakunya itu. Kenapa ini? Kenapa aku merasa nyaman bersamanya? Ah mungkin ini hanya perasaanku saja.
*****
3 minggu telah berlalu Daniel dan aku pun semakin dekat. Kami pulang bersama makan bersama tapi tidak kekamar mandi bersama. Ya iyalah masa berdua aneh.🔮 @"tina aku mulai merasakan adanya sesuatu diantara kami."
"Nanti kamu juga akan tahu apa itu."
"Baiklah tapi jangan ganggu yah aku sedang bahagia."
"Iya lanjut sana!"🔮@
*****
Disebuah taman Aku dan Daniel telah sampai. Daniel mengajakku jalan-jalan hari ini. Entah apa yang sedang dia pikirkan."Baiklah kau duduk dulu sebentar disini."ucapnya seraya pergi entah kemana.
Setengah jam telah berlalu tapi Daniel tak datang juga apa dia mengerjaiku lagi? Ah jangan dulu berprasangka buruk. Baiklah aku akan menuggunya sebentar lagi.
*****
Setelah menunggu selama 1 jam. Aku pun memutuskan untuk pulang tapi sebelum kakiku melangkah aku memdengar seseorang memanggilku."Kaaaath!"teriak seseorang dari kejauhan.
Aku berbalik dan itu adalah Diego bersama Nataline datang menghampiri ku.
"Maaf kami terlambat."ucap Nataline.
"Memangnya ada apa?"tanyaku bingung.
"Ayo ikut kami."ucap Nataline seraya menarik tanganku.
Aku hanya bisa pasrah. Aku ikut dengan mereka entah kemana.Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Cinta (Selesai)
FanfictionBerkisah tentang perjalanan cinta dan perjuangan untuk mendapatkanya yang penuh dengan suka dan duka. Hingga perjalanan ini terus terjadi kepada generasi selanjutnya... Dalam cerita ini terdapat beberapa generasi yang sengaja Arthour buat. Generasi...