"Gue nggak nyangka kalau lo sejahat ini, Al. Banyak anak-anak yang bilang kalau lo nakal, suka ngerokok, jahat, suka tauran, dan suka mainin perasaan cewe sesuka lo. Tadinya gue nggak percaya, tapi sekarang gue percaya. Karena gue sakit hati karena lo. Lo yang bikin gue terbang sama semua kata-kata mansi lo, sama semua perlakuan manis lo sama gue. Tapi, sekarang lo alasan gue buat jatuh sejatuh-jatuhnya! Sakit tau nggak Al. Gue benci sama lo. Setelah ini, gue mintak tolong banget sama lo, jangan pernah hubungin gue lagi, dan anggap kita enggak pernah kenal!"
Tutt...
Suara telfon terputus, wajah Alden terlihat frustasi dengan semua yang terjadi hari ini. Benar yang di katakan Tiara, kalau dia adalah anak yang nakal, urak-urakan dan sangat suka memainkan perasaan wanita. Tapi, kali ini beda. Dia sangat mencintai Tiara, bahkan dari awal mereka masuk sekiolah setahun yang lalu. Alden terus memperhatikan Tiara. Tapi, baru sekarang dia bisa dekat dengan gadis itu. Saat dia sudah dekat dan hanya menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya semua harus hancur, karena egonya. Karena dia tidak bisa menahan emosinya ketika Varo memancingnya.
Alden mengacak rambutnya kasar. Kata-kata Tiara selalu terngiang di kepalanya, bagaimana bisa dia bisa menjauhi Tiara? Bagaimana dia bisa menganggap dia dan Tiara tidak pernah kenal? Bahkan ketika Tiara tidak masuk sekolah saja dia sudah sibuk mencari keberadaan gadis itu, dan sekarang dia harus menjauhi gadis itu, tidak berbicara lagi dengannya.
Lo bodoh, Al. Lo cowok paling pengecut, Al. Lo bodoh nyakitin Tiara yang jelas-jelas cewek yang lo suka dari setahun yang lalu!!!!!!-Alden
...
Malam telah berganti pagi, biarkan semalam hujan turun dengan deras, tapi izinkan untuk mathari menyinari hari ini.
Mata gadis cantik itu terbuka sedikit demi sedikit, mata Tiara terlihat lembam hari ini. Bagaimana tidak, orang yang selama ini menghiasi harinya yang sudah mendapatkan hatinya, mempermaikannya dengan mudah. Apa hari ini akan indah seperti hari-hari sebelumya? Tanyanya gadis itu kepada dirinya sendiri. Matanya terlihat sanyu mengingat kejadian di mana Varo mantan kekasihnya menelfonnya dan mengatakan bahwa Alden dan dirinya telah menjadikannya sebagai bahan taruhan. Ingin rasanya dia berteriak sekuat tenanga malam itu. Ingin rasanya dia tidak mengangkat telfon dari Varo hari itu. Ingin rasanya dia tidak mengetahui kenyataan bahwa sebenarnya Alden sama sekali tidak mencintainya.
Kenapa lo ngebuat gue jatuh cinta, Al? Kalau akhirnya lo harus pergi dengan gue yang tersakiti?-Tiara
Gadis itu mencoba tersenyum dengan terpaksa, dan kembali ceria seperti biasanya. Semoga hari ini tidak ada yang menyadari bahwa dia habis menangis. Hal itulah yang dia harapkan ketika kembali ke sekolah nantinya. Walaupun dia dan Alden tidak satu kelas, tapi tetap saja kelas mereka bersampingan, Tiara berada di kelas 11 IPA 1, jadi kelas mereka sangat dekat, bahkan pintu kelas mereka bersampingan.
...
Akhirnya mobil Yaris merah milik Tiara sampai di parkiran sekolahnya, berat rasanya hari ini dia harus pergi ke sekolah, apalagi dia harus bertemu dengan Alden atau Varo. Tapi, kali ini dia harus menghadapinya dengan dewasa. Tersenyum, dan semua masalah akan hilang. Itu adalah kata-kata dari Kakeknya yang selalu dia ingat, dan dijadikannaya sebuah penyemangat hatinya seperti saat ini. Semoga kali ini juga berhasil danhari ini dapat dia lewati dengan mudah.
"Semangat!"
Kata itulah yang dia ucapkan sebelum dia keluar dari dalam mobil kesayangan hadiah ulang tahun yang ke 17 sebulan yang lalu dari Papanya.
Tiara berjalan dengan senyum, sama seperti biasanya, banyak orang yang menyapanya dengan ramah, dan di balasnya dengan ramah juga. Walaupun matanya masih terlihat bengkak, tapi itu tidak menjadi hambatan baginya. Biarkan semalam dia menangis bersama hujan, dan hari ini dia akan bersinar seperti matahari.
Saat Tiara sedang berjalan menaiki tangga, Tiara bertemu dengan Varo dan teman-temannya. Tiara berhenti sebentar, begitu juga dengan Varo yang melihatnya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan oleh Tiara.
"Eh, ada Tiara. Apa kabar, Ra?"-Brian.
"Baik."-Tiara.
Tiara menjawabnya dengan senyum yang terlukis di wajahnya.
"Varo mau ngajak lo jalan, Ra. Tapi, dia takut lo nolak."-Andre.
Tiara menatap mereka dengan tatapan aneh kali ini.
"Enggak kok, Ra. Andre becanda."-Varo.
Kali ini Varo yang berusaha untuk menyakinkan Tiara.
"Alah boong dia, Ra. Sebenernay Varo masih sayang tuh sama lo."-Michel.
Hal itu membuat tawa di antara ketiga teman Varo tapi tidak dengan Varo, yang menatap Tiara dengan tatapan malu sekaligus tidak enak dengan Tiara. Tapi, Tiara hanya menatap mereka dengan tatapan datar, hal itu membuat Varo dan teman-temannya merasa aneh dengan Tiara. Biasanya, Tiara akan tersenyum, tapi kali ini dia hanya me,berikan tatapan aneh kepada mereka.
"Gue mau jalan sama lo, nanti sore pulang sekolah gue tunggu di parkiran. Gue bawa mobil sendiri, pake mobil gue lo yang nyetir."-Tiara.
Deg!
Tiara langsung pergi meninggalkan Varo dan teman-temannya, yang menatapnya dengan tatapan aneh, karena biasanya Tiara akan langsung mengalihkan pembiacaraan dan tidak akan pernah mau jalan lagi dengan Varo, yang sudah pernah menyakitinya.
"Anjir, Ro. Dia mau jalan sama lo."-Michel.
"Lo jalan sama Tiara, cuy. Bisa balek lagi lo sama dia nih."-Andre.
"Iye... selamat bro. Jangan sia-siain kesempatan kali ini."-Brian.
Varo hanya tersenyum menanggapi ucapand dari teman-temannya. Memang, dia merasa senang karena Tiara akhirnya mau jalan dengannya lagi. Tapi, ada yang aneh dengan Tiara, matanya terlihat bengkak, dan sikapnya terhadap Varo juga aneh, hari ini. Memang Tiara bukan orang yang suka balas dendam. Walaupun dulu Varo pernah meyakitinya, dia tetap mau berteman dengan Varo. Dan, hal itulah yang membuat Varo susah melupan gadis itu. Tapi, kalau melihat gadis itu harus sedih seperi sekarang, dia juga merasa bersalah. Dialah alasan gadisnya merasa sedih, karena telah mengatakan hal yangseharusnya tidak ia katakan. Tapi, cinta itu egois. Dia juga ingin memiliki gadis itu, dia juga masih sangat mencintai gadis itu. Jadi apapun alasannya dia akan terus berjuang untuk mendapatkan gadis itu kembali kepadanya. Dengam cara apapun.
BERSAMBUNG...
DITUNGGU VOTEMENNYA YA!
KAMU SEDANG MEMBACA
Alden
Teen Fictionperasaan cinta secara tiba-tiba kepada seorang laki-laki yang selalu menyakiti, perasaan yang membuat Keysha yang tidak pernah bisa melupaka Alden. sampai kejadian dimana Keysha harus pergi meninggalkan Alden. karena kecerobohan dari laki-laki itu