Bagian Dua Puluh Satu

311 25 3
                                    


"Mika?"

"Iya, Dirga?"

"Apa kabar?"

Rani mencibir dalam hati mendengar suara lembut Dirga, suara yang biasa nya hanya di ucapkan untuk nya di bagi dengan orang lain.

"Aku baik, Dirga. Anak-anak mu cantik seperti Ibu nya." puji wanita yang di panggil Mika tadi.

Dirga milirik Rani yang menunduk, bahkan istri cantik nya itu pura-pura tak peduli.

"iya istri saya cantik, Mik. Apa lagi kalau baru bangun tidur." sahut Dirga santai masih melirik Rani.

"Mommy juga nggak kalah cantik kalo bangun tidur." kata Tuan yang tak ingin ketinggalan obrolan.

Mereka terkekeh, Dirga masih memperhatikan Rani yang pura-pura bermain dengan Sinan yang ada di pangkuan nya.

"Oh iya, kapan kalian pulang dari LA? Lalu Adam dimana?"
"Sekitar tiga hari yang lalu kita pulang ke sini, karna Granny nya mau Adam merayakan ulang tahun nya di Indonesia."

"Adam ulang tahun? Kapan?"

"Hari ini, Dirga. Hari ini Adam satu tahun."

"Wah kasian Adam, Uncle nya nggak bawa kado." kata Dirga terkekeh pelan.

"Nggak usah kado Uncle. Cukup pulau pribadi di Bali yang punya Uncle aja." Mario mengedipkan matanya pada Dirga dan melirik Rani yang tidak memperhatikan mereka.

Dirga langsung melotot seolah mengatakan, jangan bongkar, bodoh.

"kalau bicara terus kapan makan nya?"

Mereka tertawa dan langsung makan malam, di sepanjang makan malam diisi dengan obrolan-obrolan ringan seputar LA. Tidak membahas bisnis karna mereka tau para perempuan itu tidak akan suka mendengar nya, kecuali Rani. Ya karna Rani suka saat berbincang tentang bisnis dia tampak akan sangat antusias.

🐼🐼🐼

Tinggal mereka berempat yang ada di ruangan itu dengan kedua bocah kecil, Sinan dan Adam. sementara ketiga perempuan cantik Dirga sedang bermain dengan Oma Fenda.

Dirga memangku Sinan duduk, memeluk pinggang Rani dan di depan mereka ada Mario dan juga Mika yang menggendong Adam.

Sesekali Rani melirik Mika, wajah Mika sangat ketara bahwa dia bukan orang Indonesia. Wajah nya putih bersih, hidung runcing yang mancung, bibir tebal namun terlihat sexy dengan pipi nya yang tirus, postur badan yang ideal. Apa lagi saat tau gadis itu empat tahun lebih muda dari dirinya. Mungkin jika orang tidak tau Adam akan di klaim sebagai adik nya bukan anak nya.

Ah, Rani jadi merasa minder!

Dirga dan Mario tampak asik membahas anak-anak segala tingkah Sinan dan anak nya yang lain. Mario juga menceritakan perkembangan Adam.

Lain hal nya dengan dua wanita itu yang malah berbincang soal bisnis.

"Aku tau dari Mario katanya kau pernah jadi di Predident Direktur di perusahaan DM Corporation, bukan? Wah Hebat sekali, Rani."

"Aku juga dulu suka membantu Ayah ku saat di LA. Ya Ayahku..." tiba-tiba suara Mika berubah menjadi lirih saat menyebut Ayah nya.

"Ayolah Mik, kenapa bahas tentang Ayah?" Mario mengusap punggung Mika.

"Im okay."

"Bagaimana dengan petualangan karier mu? Apa itu menyenangkan? Ah, jika aku jadi kamu aku akan melanjutkan karier, sayang Rani. apa lagi dengan posisi mu." kata Mika lagi, yang di hadiahi tatapan tajam dari Dirga.

Story Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang