Jimin as you.
Pertanyaan itu seketika membuatku membeku. Aku tidak mungkin bisa memberitahu Namjoon hyung yang sebenarnya. Mungkin dia bisa meninggalkanku selamanya, dan Minjoo pergi jauh dariku.
"Umm, aku masih belum tertarik hyung." Itulah yang kukatakan. Membohongi diri sendiri adalah suatu hal yang agak sering kulakukan. Meski kenyataan yang sangat pahit, aku bisa menahanya.
"Aku tak percaya itu Jiminie. Kau pasti pernah menyukai seseorang." Kata hyung tiba tiba sambil memegang tanganku dan menatap mataku.
"Um, aku memang pernah menyukai seseorang hyung, tapi dia sudah memiliki pasangan. Aku juga ingin fokus dalam pekerjaan dulu hyung." Mataku langsung melihat ke arah lain. 'Aku tidak bohong kan?' Pikirku dalam hati.
"Jimin"
"Ada apa hyung?"
"Weekend kita jalan jalan yuk." Kata kata yang selalu aku impikan menjadi nyata.
"Kita kemana hyung?"
"Ke mall saja, tak lupa menjaga Minjoo." Katanya dengan senyuman.
"Baiklah hyung!" Jawabku.
Hari hari biasa aku bekerja bersama Namjoon hyung. Sebentar lagi ruanganku bisa dipakai, tetapi sebenarnya aku masih ingin seruangan dengan Namjoon hyung.
Oh ya, aku lupa. Sebenarnya, hyung cukup terkenal di kantor. Dengan wajah tampan, tubuh yang tinggi, proporsi badan yang bagus, tak lupa dengan prestasi sebagai pekerja yang baik dia sangat terkenal diantara para wanita.
"Pagi sunbae! Sunbae terlihat tampan seperti biasa." Kata kata yang sering keluar dari para pekerja wanita.
"Huh, hyung!"
"Ada apa?"
"Apakah kau tidak terganggu dengan wanita wanita itu?" Tanyaku tanpa basa basi.
"Agak sih. Tapi, aku berusaha bersikap ramah seperti dulu." Jawabnya tak lupa dengan senyumannya.
.
.
.Hari ini ada bunga diatas meja Namjoon hyung. Aku tidak tahu siapa yang memberikannya karena sedang jam istirahat. Saat itu Namjoon hyung sedang pergi dengan direktur. Di bunga itu terdapat tulisan 'Untuk Namjoon Oppa, pengagum rahasia'. Selama ini aju baru tahu, hyung memiliki pengagum rahasia. Aku tidak ingin memikirkannya kembali dan melanjutkan pekerjaanku.
"Ah, Halo Jiminie."
"Halo hyung."
"Hyung sangat lelah, tadi hyung juga harus mempresentasikan."
"Benarkah hyung? Pasti pak direktur Min yang meminta." Jelasku sambil memberi beberapa dokumen pada hyung.
"Benar, ini bunga dari siapa Jimin?" Tanyanya sambil mengangkat bunganya.
"Tidak tahu hyung, aku tadi ke kantin saat bunga itu da-"
"Namjoon Oppa!!"
Lagi.
Bersambung..
Setiap Jumat.
Maap yak, akhir2 ini susah buat ngontrol Hana buat nulis wattpad, dia pengen ceritanya selesai di eps 20, sementara aku di eps 40/50. Jadi haris beberapa kali revisi.
Maafin Hana ya kak, habisnya ka jo ga beritau plotnya. Kata ka jo cuma "lanjutin aja ceritanya dek. Biar nyambung, baca chap sebelumnya.". Kalo kakak punya saran chat aja ya, lagipula yang baca ka jo.
KA JO*
HANA*