Kesalahan

102 37 99
                                    

"Guys jangan mentang-mentang pinter kalian seenaknya ya!!. Gue nggak suka deh sama temen yang kaya gitu." Ninda sengaja membesarkan suaranya saat melihat Poppy masuk kelas. Ya Ninda menyindir Poppy.

Teman-teman yang lainnya pun menyahut. Iya gue nggak suka juga sama orang yg kaya gitu, apaan coba cuman karena dia pinter dia jadi sok sekarang.

“Dulu aja katanya kita sama, mau pinter atau bodoh itu nggak ngaruh. Tapi sekarang apa buktinya, yang pinter akan selalu sok dibandingkan kita yang bodoh.”

Clara yang semula tidak tahu-menahu dengan perkataan mereka langsung paham saat melihat Poppy berjalan masuk kelas. Cepat- cepat Clara menyahut dengan suara yang agak nyaring. "Betul banget itu.”

Poppy yang baru saja masuk kelas, tidaklah terkejut dengan situasi dimana teman-temannya akan membicarakannya. Karena Poppy sudah terbiasa. Yang Poppy lakukan hanya menuduk tanpa membalas semua perkataan yang sedari tadi mereka lontarkan padanya. Pikir Poppy mereka akan berhenti menghinanya, saat kebenaran akan terungkap.

Saat Poppy ingin berjalan menuju bangkunya, tiba-tiba Ninda dkk datang menghadang jalannya. ”Sombong banget lo, mentang-mentang pinter." Ninda mendorong bahu Poppy dengan sengaja, dan hampir saja Poppy terjatuh kalau saja ia tidak bisa menahan tubuhnya sendiri.

“Apaan sih Ninda, siapa yang sombong? Kalau yang kamu maksud aku, aku nggak sombong. Poppy memberanikan diri untuk menjawab pernyataan yang dilontarkan Ninda tadi. Poppy takut kalau gossip bahwa ia sombong karena pintar akan menjadi-jadi kalau Ninda belum di beri penjelasaan.

Ninda menyerigai dan tiba-tiba saja tangannya terangkat untuk menarik rambut Poppy kencang. Teman-teman yang lainnya hanya bisa diam saat menyaksikan kejadian tersebut, begitupun antek-antek Ninda yang sedari tadi berdiri dibelakang dengan tampang yang siap akan mencakar Poppy kalau-kalau Poppy macam-macam dengan bosnya--Ninda.

“Gara-gara lo, nilai matematika gue hancur. Lo sengaja kan nggak contekin gue waktu itu dan gara-gara lo juga gue dimarahin abis-abisan sama bokap nyokap gue. Puas kan lo?" menjambak rambut Poppy dengan keras, tidaklah peduli kalau sedari tadi Poppy sudah meringis dengan wajah yang menahan tangis.

Teman-teman yang lainnya hanya diam memandang Poppy denagn ekspresi ingin mencakar-cakar muka Poppy sekarang juga. Tapi mereka urungkan, karena ada Ninda, mereka menyerahkan semua tugasnya kepada Ninda. Tugas untuk memberi pelajaran untuk orang yang pintar tapi berlagak sombong.

“Aku nggak sombong Ninda, kamu lupa waktu itu aku con---- PLAK…
Belum selesai Poppy memberikan penjelasan, Ninda menamparnya. Tidak terlalu keras tapi cukup membuat hati Poppy terluka.

"Diam lo." Ninda berkata dengan wajah yang menahan amarah dan pergi meninggalkan Poppy sendiri dengan hati yang terluka karena ulahnya.

Menghela napas, Poppy berjalan menghampiri kursinya yang terletak di paling ujung dan seorang diri. Bahkan untuk duduk dengannya teman-temannya tidaklah mau. Mengeluarkan hp yang tadi Poppy letakkan di dalam tasnya, dan mulai menyalakan musik kesukannya untuk menunggu guru datang dan untuk menenangkan hatinya yang terluka oleh ulah teman lamanya.

Jam pelajaran dimulai. Awalnya  guru matematikanyaRisa hanya menjelaskan saja materi yang akan di ulangan kan, tapi tiba-tiba  gurunya--Risa mengucapkan akan mengadakan ulangan dadakan, serentak mereka semua mengeluh. Alasannnya hanya satu, mereka tadi malam tidak belajar. Untung saja Poppy tadi malam belajar, jadi tidak masalah kalau hari ini akan diaadakan ulangan.

“Anak-anak hari ini kita ulangan matematika, keluarkan kertas kosong. Dan letakkan buku catatan kalian didepan meja teman kalian masing-masimg. Kalau ada yang mencontek kosekuensinya akan ibu kurangi nilai ulangannya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kesalahan (Oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang