Kepergian Juan

968 67 1
                                    

                   2 Bulan Kemudian.
       Sudah 2 Bulan Amara tinggal Di London dan 2 Bulan yang lalu Amara lulus dari Sekolahnya di London.Disisi lain Satya masih menjaga Juan dan masih berharap Juan tersadar dari koma.Satya juga memutuskan menginap di rumah sakit.Semua teman teman Juan Di SMA lama sudah menjenguk Juan termaksud Bunga juga menjenguk Juan.Tapi Setiap mereka menjenguk Juan.
Mereka tidak ketemu Satya.Karena Satya bersembunyi karena Satya melihat mereka terkejut melihat Juan Ada dua yaitu Satya.

LONDON

           Keesokkan Harinya Amara sedang membereskan perlengkapan untuk mendaftar kuliah di London.
Tiba tiba Hp Amara berdering.Amara mengambil hpnya dan Amara tersenyum melihat Nama orang Yang menelponnya Adalah Bunga.Amara mengangkat telepon Bunga.
"Hallo,Bunga.Apa kabar,Gue kangen sama lo" Ucap Amara tersenyum bahagia.
"Kabar gue baik gue mau ngomong sama lo penting" Ucap Bunga lirih
"Mau ngomong apa" Tanya Amara penasaran.
"Juan" Ucap Bunga menangis.
"Juan kenapa,Kenapa lo nangis" Tanya Amara.
"Semenjak lo pergi ke london,Juan kembali ke Sifatnya yang dulu.Malah lebih parahnya lagi Juan ikut balapan Liar,2 bulan yang lalu setelah kelulusan Juan mengalami Kecelakaan Amara dan sekarang dia terbaring koma,Kata dokter keadaan Juan semakin melemah Amara" Ucap Bunga Menangis.
"Nggak,Nggak mungkin Juan" Ucap Amara menangis.
            Amara terduduk menangis dan merasa menyesal atas keputusannya.
Amara mengingat saat saat terakhir pertemuan terakhir dia dan Juan.Pelukan yang pertama dan terakhirnya dengan Juan.
           Beberapa jama kemudian.
Seorang gadis berlari memasukin lorong rumah sakit.Gadis itu tak sengaja menabrak Satya.Gadis itu masih menunduk sambil menangis.
Dia belum melihat wajah Satya.
"Maaf" Ucap Gadis itu masih menunduk.
"Nggak apa apa" Ucap Satya Dingin
               Satya berjalan pergi meninggalkan gadis itu menuju karti rumah sakit.Gadis itu terkejut mendengar suara Satya.
"Juan" Ucap Gadis itu adalah Amara.
              Amara menoleh dan melihat orang yang barusan menabraknya tapi banyak orang disana membuat Amara sulit melihat Orang itu.Amara menghiraukan pikirannya.Amara berlari lagi mencari Ruang ICU.Amara sampai di lorong Ruang ICU.Rama melihat Amara.Rama berjalan menghampiri Amara.
"Amara" Ucap Rama.
          Amara menangis dan memeluk Rama.
"Hai,Apa kabar" Tanya Rama.
"Gimana keadaan Juan,Kak" Tanya Amara menangis.
              Rama terkejut dia berpikir kalau Amara kembali untuknya tapi ternyata Amara kembali untuk Juan Adiknya.
"Keadaan Juan semakin melemah Amara" Ucap Rama.
             Amara menangis mengetahui keadaan Juan.Rama membawa Amara duduk di kursi Tunggu.
"Semenjak kamu hadir dalam hidupnya,Juan berubah menjadi pria yang begitu bahagia dia selalu tersenyum dan tertawa bahagia,Dia yang dulua dingin dan kasar berubah menjadi Pria yang lembut dan Pengertian,Tapi semenjak kamu pergi Juan kembali ke sifatnya yang dulu malah dia menjadi lebih parah,Dia sering mengikuti balapan liar,Kamu mencintai adik aku kan,Aku rasa dia juga mencintai kamu,Aku yakin dia bertahan sampai sekarang karena dia menunggu kamu datang" Ucap Rama menangis.
            Amara menangis mendengar perkataan Rama dan berdiri dari kursi Tunggu.Amara berjalan menuju Ruang ICU.Sabina menangis di pelukan Galih.Amara membuka pintu ruang rawat.Amara berjalan memasukin ruang rawat yang serba putih itu.Amara menangis melihat Juan terbaring koma di brangsar.
           Amara berjalan menuju brangsar Juan dan Duduk di samping Juan.Amara mengenggam tangan Juan.
"Hy Juan,Aku nggak nyangka kamu bisa seperti ini,Aku pikir cowok kayak kamu bakal melupakan aku karena perpisahan menyedihkan itu,Tapi ternyata kamu masih menunggu aku,Maaafin aku Juan,Maafin semua keegoisan aku,Seandainya aku nggak terlalu egois memaksa kamu untuk melepaskan aku pergi kamu pasti nggak akan seperti ini,Maafin aku yang egois ini Juan,Aku rindu suara kamu saat kamu menyanyikan sebuah lagu,Aku rindu suara bentakkan kamu,Nada kasar dan Dingin kamu,Aku rindu di jadikan pembantu oleh kamu dan makasih kamu udah memberikan sejuta kenangan buat aku dan makasih karena kamu masih bertahan buat aku,Pasti kamu berpikir kenapa aku nggak nyuruh kamu bangun dari tidur panjangmu,Karena aku tau kamu udah terlalu capek untuk bertahan dan menunggu" Ucap Amara semakin menangis.
              Tanpa Amara sadari Ada Pria yang mirip Juan.yaitu Satya sedang memperhatikan Amara yang sedang mengobrol dari kaca rumah sakit.
Satya mencoba mengingat siapa gadis itu.Dia mengingat sesuatu gadis itu yang tadi tak sengaja menabraknya.
Satya berpikir Apa hubungan gadis itu dengan saudara kembarnya.
           Amara berdiri dari kursi dan mendekatkan wajahnya dengan Wajah Juan.Amara mencium kening Juan sambil menangis.

           Amara mendekatkan Mulutnya dengan telinga Juan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

           Amara mendekatkan Mulutnya dengan telinga Juan.
"Kalau kamu udah terlalu capek untuk bertahan,Pergilah.Aku mengikhlaskan kamu pergi,Aku nggak bisa memaksa kamu untuk bertahan,Kalau kamu saja sudah lelah untuk bertahan,Juan aku mencintaimu dan aku mengikhlaskan kamu pergi dengan tenang" Ucap Amara menangis.
"Triiiiiiiiiiiing"
              Satya terkejut mendengar suara monitor pendeteksi jantung.Satya melihat Monitor yang  memunculkan garis lurus memanjang tidak naik turun lagi.Satya memegang kedua telinganya dan terduduk menangis di lantai.Para dokter dan suster memasukin ruang rawat.
Sabina yang melihat Satya memegang kedua telinganya dan menangis mendengar suara monitor yang sangat nyaring.Sabina menghampiri Satya dan Memeluk Anak tirinya.
Amara terdiam dia sudah tau kalau sudah saatnya Juan berhenti untuk bertahan.Tiba tiba Rama menarik tubuh Amara dan Mendekap tubuh Amara.Para dokter mengosok ngosok alat kejut Jantung dan Menempelkannya ke tubuh Satya serta menekannya tapi tidak bereaksi sedikitpun.Dokter melakukan itu selama 3× tapi Tubuh Juan tidak bereaksi.
"Catat tanggal kematiannya" Ucap Dokter.
            Suster mencatat tanggal kematian Juan.Suster melepaskan semua alat medis di tubuh Juan dan melepaskan Alat infus di tangan Juan serta Melepaskan Alat Oksigen yang menutuo mulut dan Hidung Juan.Suster menarik selimut dan menutupin tubuh Juan yang sudah tidak bernyawa.Amara menangis di pelukan Rama.Galih berjalan menuju Putranya Juan dan memeluk Juan untuk terakhir kalinya.Galih menarik selimut untuk menutupin wajah Juan.
Galih berjalan keluar dari ruang rawat dengan wajah sembab.Sabina yang masih memeluk Satya melihat Galih.
"Mas,Gimana Juan" Tanya Sabina.
"Juan,Sudah meninggal" Ucap Galih Menangis.
"Papa bohong,Papa bohong,Nggak Juan nggak meninggal,Nggaaaakkk" Teriak Satya menangis.
              Satya mendorong tubuh Sabina dan Berlari meninggalkan Rumah sakit.Sabina hendak mengejar Juan tapi Galih menahan Sabina.
"Biarkan Satya menenangkan dirinya dan menerima kernyataan kalau Juan sudah pergi untuk selamanya" Ucap Galih.
            Sabina menangis di pelukan Galih.Satya berada di Rofftop Rumah Sakit.Satya menangis terduduk.
"Juan,Kenapa lo pergi secepat ini ninggalin Gue,Kenapa" Teriak Satya menangis.
           Keesokkan Harinya semua orang datang ke pemakaman Juan.
Disana sudah ada mantan Alumni SMA Angkasa dan Para guru.Disana ada Amara,Bunga,Serta teman Eskul Juan.Serta Rama,Galih dan Sabina melihat Prosesi pemakaman Juan.
Satya berdiri di balik pohon.Karena Satya tidak menyukai Keramaiannya dan Satya belum siap melihat Juan Dimakamkan.
              Beberapa Saat Kemudian.
Juan sudah dimakamkan.Semua orang sudah pergi dari pemakaman Juan.Termaksud Amara sudah pergi meninggalkan pemakaman Juan di rangkul oleh Bunga.Sebelum Amara pergi.Rama mengejar Amara.
"Amara" Panggil Rama.
"Iya,Kak" Ucap Amara.
"Ini CD dari Juan,Sebelum Juan kecelakaan dia titip CD ini ke Aku dan Nyuruh aku berikan ini ke kamu"
Ucap Rama mengambil tangan Amara dan Menaruh sebuah Kaset ke tangan Amara.
             Rama kembali ke pemakaman dan Berdiri di samping Sabina sedangkan Galih berjalan menghampiri Satya dan Merangkul bahu Satya.Galih tau Satya sangat rapuh mengetahui saudara kembarnya pergi untuk selamanya.
Satya terjatuh di pemakaman Juan.
Satya memegang batu nisan Juan.
"Kenapa lo pergi secepat ini ninggalin gue,Lo nggak kangen apa sama gue,Belum sempat kita bergobrol dan Lo belum sempat Lihat wajah gue yang mirip dengan Lo secara langsung  bukan Dari Video Call Lagi,Setelah gue kehilangan Mama,Lo juga pergi ninggalin Gue,Gue merasa hidup gue nggak berarti Tanpa Lo Abang kembar gue,Mungkin sekarang lo lagi bahagia,Karena lo sekarang sudah bersama Mama,Gue titip salam ya untuk Mama dan Lo jangan lupa setiap hari datang dalam mimpi gue" Ucap Satya Menangis melihat Nama Juan yang tertera di batu nisan itu.
             Galih membantu Satya berdiri dan merangkul bahu Putranya berjalan meninggalkan Pemakaman Juan bersama Rama yang merangkul Bahu Sabina yang masih menangis atas kepergian Juan untuk selamanya.

BERSAMBUNG.

                 Vote And Comment.

Cinta Tak Pernah Salah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang