Chap IV : Golden Cage

1.6K 191 15
                                    

Naruto milik Masashi Kishimoto
.
Sound of Death
.
Rate : M (18+)
.
Genre : Fantasy, Hurt, Romance
.
Cerita ini hanya fiksi, semua karakter dan kondisi didalamnya hanya rekayasa author
...
Happy Reading
...

Aku bersedia menurunkan bulan dan menenggelamkan matahari jika hal itulah yang diperlukan untuk membawamu kembali ke kehidupan.


Tubuh Naruto diam tak bergerak meski batinnya memberontak hebat. Ia mengepalkan tangan hingga kuku-kuku jarinya menusuk dan melukai kulit telapak tangannya. Napas Naruto memburu, melawan sekuat tenaga kekangan iblis dalam tubuhnya.

Matanya bertemu pandang dengan Hinata yang sudah berada di dalam kotak lift. Hinata tersenyum sangat manis padanya. Namun seketika kerutan muncul di dahi Hinata. Bukannya membalas senyumnya, pria itu justru menyorot tajam penuh kemarahan hingga membuat Hinata bergidik ngeri. Belum pernah dia melihat ekspresi begitu mengerikan dari wajah Naruto.

Apakah dia telah melakukan kesalahan?

Pintu lift mulai menutup. Tangannya yang tadinya masih menekan tombol lift berangka enam, kemudian berhenti. Ia mengalihkan pandangan ke atas pintu lift yang menampilkan floor indicator dimana terdapat arah panah yang menunjuk ke atas.

Hinata hanya mengalihkan pandangannya sepersekian milidetik, namun tiba-tiba sebuah tangan menariknya keluar dari lift.

Mata Hinata membelalak lebar ketika merasakan dirinya terhempas ke permukaan yang keras. Hinata menaikkan pandangannya dan menemukan wajah Naruto yang pucat pasi dengan suara napas yang terengah. Sejak kapan pria itu berada didepan lift?

“N-naruto?”

Hinata bisa mendengar suara pintu lift yang tertutup dibelakangnya. Sementara Naruto memeluknya dengan erat, sangat erat hingga hampir meremukkan tubuhnya.

"N-naruto, k-kau membuatku s-sesak." Hinata menepuk bahu Naruto untuk menyadarkan pria itu.

Namun, Naruto bergeming. Ia justru menyerukkan kepalanya di ceruk leher Hinata, menghirup dalam-dalam aroma tubuh Hinata.

Gadisnya. Malaikatnya masih hidup.

Satu tangan Hinata yang terselip didepan dada Naruto bisa merasakan degupan jantung pria itu yang begitu keras. Setelah konsentrasinya kembali, Hinata juga bisa merasakan jika tangan yang memeluknya sedikit bergetar.

"Naruto? Ada apa denganmu? Kau sakit?"

Ya, Naruto sakit. Seluruh tubuhnya sakit karena hampir kehilangan pujaan hatinya.

Hinata hendak bertanya lagi, namun suaranya tertahan dengan gerakan Naruto yang tiba-tiba memutar posisi mereka. Tubuh Naruto membelakangi pintu lift dengan tetap memeluk erat Hinata, seakan melindungi Hinata dari terkaman apapun yang bisa menyakiti gadis itu.

Dan sedetik kemudian, suara gedebuk yang sangat keras menghantam sekeliling mereka. Lantai tempat mereka berpijak pun ikut bergetar. Hinata memekik tanpa suara dan memejamkan matanya kuat-kuat.

Pelukan Naruto terasa semakin erat ditubuh Hinata. Jantungnya pun bertalu seakan mencoba mendobrak keluar dari tulang rusuknya.

Iblisnya masih berteriak dalam kepalanya. Namun Naruto menghiraukannya. Hanya perlu satu detik. Jika dia terlambat satu detik saja, Naruto tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada dirinya sendiri.

Penjaga apartemen dan beberapa penghuni yang ada di sana berlarian ke arah mereka.

"Apa yang terjadi?!"

Sound of DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang