Nih update dua sekaligus. -_- nggak baik apa coba.
Adipati POV's
Cowok brengsek itu kenapa ada di sini!? Ditambah dia menarik Gani dan mencoba memukulnya. Kutarik lagi Gani lalu berjalan cepat menjauh dari tempat itu. Aku melupakan hal ini. Fakta bahwa Baron selalu merayakan tahun barunya di pantai. "Bang itu makanannya belum habis," kata Gani.
"Halah nanti saja, saya nggak mood."
"Belum dibayar juga."
"Nanti saja!" kataku nyaris membentak. Aku kesal karena liburanku dengan Gani pasti terganggu. Niatnya malam ini aku ingin ngajak Gani ngobrol di tepi pantai sambil menggombalinya. Dia memang pria nyaris sempurna. Aku bisa mengatakan itu karena aku tidak menemukan hal yang kubenci darinya. Bahkan puting susunya, tadi sore saat dia terlelap aku memberanikan diri menjilat, terasa nikmat sekali di lidah. Saking nikmatnya aku hampir memperkosa Gani dan memaksanya nge-sex denganku. Hal yang membuatku tersadar adalah dalam lelap tidurnya, aku mendengar Gani berkata, 'Abang Adi ... Abang jangan pergi. Hmmm.' Jika apa yang dikatakan Lia benar bahwa Gani juga menyukaiku, aku harus mengikuti sarannya, aku harus pelan-pelan.
"Abang, saya masih laper." Aku suka ketika Gani memanggilku Abang. Rasanya renyah, berat dan enak didengar. "Abang Adi," katanya lagi. Nah kan! Aku horny hanya dengan mendengar suaranya.
"Nanti, Ndan. Mereka pasti lagi nyari saya. Baron sudah lihat saya soalnya."
"Abang."
"Iya sayang?"
Eh kelepasan.
"Ngawur!"
Tanggung kelepasan aku berkata, "Iya sayang?"
"Hahahaha. Kamu gay banget hari ini, Bang."
"Saya bukan gay, Ndan."
"Hmmmm masa."
"Saya masih nafsu sama cewek yang lagi jajan di sana kok." Aku memang masih nafsu sama cewek itu, tapi aku juga nafsu sama Gani. Perasaanku ribet juga ternyata.
"Buktikan," katanya.
"Oke. Kalau saya berhasil nge-sex sama cewek itu komandan mau apa?"
"Ehhhh jangan!" ucapnya cepat. "Saya percaya kok. Pokoknya jangan." Aku masih bingung apakah Gani cemburu? Sejujurnya aku tidak menangkap gerak-gerik Gani menyukaiku. Apakah tebakan Lia salah? Dia hanya berusaha baik seperti biasanya. Setiap aku tatap seringnya dia mengernyitkan alis dan nanya kenapa. Aku aku remas pantatnya pun reaksinya hanya melotot ke arahku kemudian melupakannya. Aku kan merasa gemes jadinya. "Ke mana?"
"Siapa?"
"Kita."
Ke mana enaknya ya. Kalau aku sih ingin ngentot sama Gani pasti seru. Ngentotnya berjam-jam karena aku bisa tahan lama. Tapi mana mungkin dia mau. "Terserah komandan saja."
"Kalau gitu balik lagi saja ke kamar. Saya mau lanjut tidur."
"Lho?"
"Katanya terserah saya!"
"Ngentot sama saya saja mau nggak, Ndan?" kutanya dirinya dengan nada bercanda. Kali ini reaksinya cukup menggemaskan. Gani hanya tertawa kemudian menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Ngawur kamu."
***
Aku sengaja pilih kamar yang kasurnya satu supaya aku bisa meluk Gani saat kita tidur. Dan, kali ini aku benar-benar melakukannya. Dia tidur membelakangiku. Pelan-pelan aku melingkarkan tanganku ke tubuhnya lalu membenamkan hidungku ke tengkuknya. Penisku meronta-ronta ingin keluar. Pantatnya memang kelewat sempurna. Aku jadi ingin merasakannya sekarang juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Preman Addict [ManXMan] [Tamat]
RomanceKisah membosankan antara preman dan tentara.