Kejujuran Yang Berat

53 4 0
                                    

Aku tau, itu adalah suatu keputusan dan pertimbangan yang berat untukmu, namun sebagai pilihan, di antara satu dari dua yang berhak bersanding, aku merasa melayang tanpa arah, tak ada tujuan, tak ada tempat untuk pulang.ketahui lah arah langkah perasaan tanpa tujuan itu membingungkan dan beresiko yang berat.aku sempat berfikir berdemokrasi dengan pikira,

"apa aku layak untuk tetap melangkah maju?"tapi setelah ku pikir akan ada dua jawaban yang  datang, karena aku sadar, bukan hanya aku yang berperang dengan waktu menuju perasaanmu.

Sampai saat ini, perasaanku masi terombang ambing terbawa angin barat, menunggu suatu keputusan yang akan kau beri, "entah kapan", aku tak tau.aku bertanya pada diriku sendiri, rasa apa yang akan ku dapat nanti, bahagiakah, atau justru luka?, biar waktu dan perasaanmu yang memutuskan, aku hanya seorang lelaki yang menunggu kepastian dalam kesunyian.aku siap menerima segala hasil dari jeri upaya waktu demi waktu, jika aku yang mendapat perasaanmu mungkin aku akan berkata dan berekspresi"ini adalah hari di mana aku sangat merasa senang dan bahagia tanpa kata", sebaliknya, jika perasaanku yang nantinya akan terlarut hilang di telan waktu, mungkin aku hanya akan berkata"huft, berbahagialah"sambil melempar senyum kecil dan tatapan nanar.

Sudah kuarungi waktu, detik menuju menit, menit menuju jam, ternya jawaban yang aku dapat saat hari ini, membuatku tersapu dalam sendu. Sebenarnya aku tak habis fikir akan mendapat jawaban ini, mengapa?, karena hari-hari yang sudahku jalani bersama perasaan ini berunjung dengan kata gagal, sampai tak tau perasaan seperti apa yang sedang ku alami, yang terasa hanya luka yang datang bergantian. kata pamit darimu adalah kata yang lebih tajam dari ujung pisau setelah di asah oleh rasa kecewa. sebenarnya aku paham, mengerti, dan memahami, namun sepaham apapun kata pamit adalah kata yang menyakitkan. 

Yang aku tak tau adalah mengapa kau pergi setelah membuat dan memberi kebahagian dalam perasaanku ini. 5 menit yang lalu aku sedang tersenyum, tertawa sendiri layaknya orang tak sadarkan diri, mengapa?, karena setelah jauh aku melangkah kan kakiku untuk berjalan maju, pada akhirnya kau mengatakan,"aku juga sayang padamu", setelah aku menyatakan perasaan ku terlebih dahulu, hati, perasaan, pikiran tak tau mengapa ia mendemonstrasikan untuk berekpresi bahagia tanpa mengada-ada.

Tapi mengapa setelah bergantinya hari esok tiba-tiba kamu bertanya kepadaku,"aku ingin mengatakan sesuatu", sontak hatiku terkejut membaca pesan darimu. Yang ada dalam pikiran perasaan ini adalah mungkin ia akan memberikan kabar gembira, tapi tidak berkemungkinan untuk sebalilknya, dan ternyata ekspetasiku salah tentang kabar yang gembira itu, dengan tiba-tiba kamu mengatakan,"sepertinya hubungi ini tak bisa di lanjutkan", hati tiba-tiba merasakan radiasi dari kata tersebut, layaknya di jatuhkan dari atap rumahku, tidak tinggi tapi sakit rasanya, berdebar kencang jantung ini, mulai berhenti pikiran ini. aku tak tau harus membalas dengan kata apa, dengan ekspresi apa?, 2 menit aku beraklamasi dengan perasaan ini, serpihan hati yang kemarin sempat jatuh berkata"sudah tenangkan dirimu", dan aku menjawab,"bagaimana aku bisa tenang?", "coba lah berfikir, gunakan perasaanmu, kepergian itu bukan untuk disesali, namun yang seharusnya kau lakukan adalah mengiklaskannya agar ia tetap bahagia".

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 14, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KEPUTUSANWhere stories live. Discover now