10.03 PM
Migi : Kau PINDAH??? Pindah ke mana? Why?Anwar IM : Ke Desa Jaga...? Aku lupa namanya. Aku ditolak semua SMA di kota. Untung masih ada sekolah yang mau menampungku. Aku dengar, meski terpencil, di desa itu sudah dipasang banyak tower listrik. Jadi aku tetap bisa main game online. Jangan khawatir :)
Migi : Kau??? Ditolak semua SMA???!!!
Mustahil! Bencana apa yang kau buat?? Kau tidak meledakkan sekolahmu kan? Kau tidak berbuat kriminal kan?Anwar IM : Bukan seperti itu... Haha. Hanya saja... Nilai UN-ku hancur :D
Migi : What??? Kau orang paling pintar yang pernah kukenal. Kau bahkan memahami rencana skripsiku lebih baik dari pada calon dosen pembimbingku.
Apa yang kau lakukan dengan lembar jawabanmu? Kau tertidur saat mengerjakannya?Anwar IM : Aku sengaja mengisi lembar jawabanku dengan jawaban yang salah. Aku harus packing! Bye... Love you :*
Migi : Hei, wait...
________________________________________Angin berhembus sangat kencang dari jendela mobil saat melaju menuju desa itu, membuat kibasan rambut Mama terasa bagai cambuk di pipiku. Aku memalingkan muka ke arah hijaunya bentangan sawah bak permadani yang menutupi kanan kiri lahan sejauh mata memandang, hanya menyisakan jalanan abu-abu kehitaman aspal yang sepi.
Namaku Isti Melisya Anwar. Pencinta game online, dan saat ini aku adalah salah satu jajaran atas pemain yang sangat disegani di gameware (aliansi game online seluruh dunia) dengan nama akun Anwar IM. Aku tidak punya teman di dunia nyata. Di dunia maya pun hanya Migi, sepupuku di Jepang yang tak pernah kujumpai di dunia nyata.
Aku termasuk ke dalam kelompok orang yang kurang beruntung, bagaimana tidak? Sejak berada di dalam kandungan, aku sudah kalah dengan saudara kembarku, Asti. Dia mengambil sebagian besar jatah nutrisiku hingga aku lahir dengan keadaan yang sangat menyedihkan.
Ada yang mengatakan berat badanku saat lahir hanya sepertiga berat badan Asti. Ada juga yang mengira aku hanya akan bertahan beberapa hari saja, lalu akan meninggal. Bahkan ada juga yang mengira aku akan hidup cacat jika aku berhasil hidup. Ternyata aku masih bisa hidup normal, meski tidak sepenuhnya normal.
Pertumbuhan tubuhku sangat lambat tapi tidak dengan pertumbuhan otakku. Aku terlihat seperti anak yang baru mau masuk SD saat lulus SD tapi aku sudah berhasil menguasai kalkulus saat itu. Sementara saudara kembarku yang lahir beberapa menit setelah aku lahir, sudah tumbuh menjadi remaja cantik berambut panjang tapi kemampuan otaknya standar. Aku malah terlihat seperti adiknya, bukan kakaknya.
Orang tuaku berusaha bersikap adil kepadaku. Mereka membelikan kami baju yang sama, sepatu, tas, dan sebagainya. Meskipun ujung-ujungnya hanya Asti yang memakainya. Karena orang tuaku menjadikan ukuran tubuh Asti sebagai ukuran kami. Alasannya simpel, karena kami kembar.
Satu-satunya hal yang kusyukuri dari orang tuaku selain masih mau memberiku makan adalah masih memperbolehkanku memakai komputer rumah untuk main game.
Aku sering iri pada saudariku itu, karena orang tuaku hanya melihatnya, teman-teman hanya mau bermain dengannya, sedangkan aku selalu diabaikan. Seakan aku tak pernah ada.
Jadi, sekalian saja aku menghilang. Tidak akan ada orang yang merasa kehilangan. Aku sudah bosan merasa iri pada saudaraku. Aku juga bosan marah pada orang tuaku yang selalu terang-terangan membanggakannya di manapun. Aku bosan mendendam pada teman-teman yang selalu mengejekku dengan sebutan “JONO dan LONO, Kembar tapi Beda”, “Si Kembar Cantik dan Si Buruk Rupa”, “Anggel and Demon” dan lainnya.
Aku ingin hidup bebas. Sendiri di tempat yang sepi. Tak ada orang yang ku kenal, juga tak ada yang mengenaliku.
Aku sengaja mengisi 50% lembar jawaban UN-ku dengan jawaban yang salah, sehingga aku berhasil mendapatkan nilai terendah yang lulus dari SMP kami. Meskipun ulahku itu menjadi alasan baru bagi orang tuaku untuk lebih mengabaikanku dan membuatku sulit diterima di berbagai SMA, tapi itulah cara termudah agar aku bisa bebas dari mereka.
Dan PUFF!!!
keinginanku terwujud!
Kini aku berada di dalam mobil bersama kedua orang tuaku yang akan membawaku ke desa... entah apa nama desa ini, yang letaknya sungguh terpencil. Aku berharap keberuntunganku bertambah di desa itu.Dari sinilah kehidupan bebasku dimulai. Aku sudah tidak sabar.
"Kalau hujan, atapnya nggak bocor kan Bu?" tanya Mama ke seorang ibu berpakaian kebaya hijau dan kain batik coklat dengan kerudung selempang merah tersampir di kedua bahu-nya. Penampilannya mengingatkanku pada film-film bolywood, tapi versi Jawa.
"Nggak, selama ini nggak ada yang bocor. Nanti kalau ada apa-apa bisa langsung hubungi Ibu di bawah." Jawabnya semangat sambil tangannya terulur menunjuk ke rumah bergaya Belanda, di bagian bawah kamar yang akan kusewa mulai saat ini. "Ibu punya anak yang multitelen. Dia bisa apa aja," lanjutnya semangat.
Multitelen? Makanan?
Ayah dan Mama langsung berpamitan selesai menata barang-barang yang masih terbungkus kardus di dalam kamar kos baruku yang sangat lapang. Ukurannya hampir dua kali ukuran kamarku di rumah. Terdapat kamar mandi kecil di ujung sebelah ranjang. Kasur di sana juga masih terbungkus plastik transparan.
"Kalau ada apa-apa langsung hubungi Mama dan Ayah." Mereka langsung pergi tanpa basa-basi. Ya, aku juga senang mereka langsung pergi. Kami tak punya banyak topik yang bisa dipakai untuk bertukar kata, karena kami sangat jarang mengobrol. Bahkan aku merasa canggung berada di dekat mereka.
Setelah aku selesai membereskan beberapa barang yang kuanggap paling urgent, aku segera membersihkan diri. Aku akan pergi mencari tau minimal tempat makan, minimarket, tempat fotokopi dan perlengkapan sekolah. Aku akan menanyakannya pada ibu kos.
________________________________________Assalaamu'alaikum...
Guys, maaf cerita 'Little Fairy' aku hapus dulu ya...
Aku masih perlu banyak belajar tentang Jepang dan Univ di sana...Jadi, ini dulu aja hehe.
Oh iya judulnya 'Dunia Paradis' bukan 'Dunia Paradise'. Aku ambil dari nama tanaman. Paradis itu nama salah satu tanaman yang banyak tumbuh di daerah Cirebon.Semoga suka cerita ini.
Terima kasih untuk yang udah mampir dan baca.Salam
MOZA
Penulis yang masih dalam proses belajar nulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Paradis
Novela JuvenilIsti Melisya Anwar Seorang remaja introvert jenius yang selalu menyembunyikan kejeniusannya, mengasingkan dirinya sendiri ke pelosok desa untuk menghindari orang-orang yang mengenal dan dikenalnya. Dalam kesendiriannya, dia menciptakan sebuah dunia...