Harusnya saat ini Lucas sudah berada disekolah untuk acara pentas. Sayang, jalanan saat ini padat dipenuhi kendaraan bermotor. Macet.
Entah, sudah keberapa kalinya ia melirik jam tanganya. Jam sudah menunjukan pukul 5:23 dan inti acaranya sebentar lagi dimulai.
Sembari menunggu mobil maju dengan langkah semut. Lucas memutuskan untuk menelpon sahabatnya, Angeli.
"ELO YA !!!! ACARANYA UDAH MAU MU..-"
"duh, kuping gue..."
"DIMANA LO?!"
"Masih dijalan, lagian macet li"
"Yaudah nanti gue bilangin ke yang punya acara"
"Dahhh..."
"Yo"
Tuuuut....tuuut...
Lucas hanya bisa memandangi layar ponselnya yang sudah meredup. Nanti ia pasti kena semprot kedua sahabat perempuannya itu.
-Run-
"Bentar lagi tampil, cepet...-"
"AAAAAAAAAAAAA.....-"
"Apaan tuh?" tanya Haechan begitu mendengar teriakan dari luar backstage.
Angeli langsung berlari menuju pintu backstage untuk mengecek keadaan luar.
Diluar dugaanya, tiba-tiba Mina datang dengan nafas memburu. Tanpa berkata sepatah katapun, ia langsung menutup pintu dari dalam dan menguncinya.
"Di-diluar a-ad-a...-"
"Liat nih!" Jennie menujukkan ponselnya pada teman-temanya.
"T-virus ?"
"Kayak film ae"
"Bener apa kata berita itu, tadi gue...-
"Whoaaaaaaaaaaaa....-"
Semua orang terpana akan keindahan gerakan yang dibuat sang penari, Byun Jugha. Gadis asal korea yang melanjutkan study-nya di Indonesia.
Bahkan seorang Mina Ahn pun ikut terpana dengan gerakan indah Jungha. Saat sedang asik merekam, tiba-tiba teriakan penonton dibelakang mengusik pendengaranya.
Tepat saat ia menoleh kebelakang saat itu juga ia tahu apa yang membuat semua orang berteriak dan mengabaikan tarian Jungha.
Begitu juga dengan Mina, ia langsung berlari menuju backstage karena ia tahu hanya tempat itu yang aman ditempati sekarang ini.
"Aaaaa...-"
"Pergi lo, sialan!"
Dengan seribu umpatan yang dikeluarkan dari mulut Mina, akhirnya ia selamat dan berhasil menuju tempat tujuanya.
Jadi gitu ceritanya, kasian juga tuh kak Jungha."
"Kenapa emang?" tanya Jennie yang ikut penasaran akan nasib Byun Jugha sang primadona sekolah.
"Dia gak tahu kemana pas liat panggung udah gak ad..-"
"TUTUP PINTU JALUR BACKSTAGE!!!!"
"Hah?!"
Dengan gerakan lincah, Arsa berhasil menutup pintu jalur panggung kebackstage.
"Jadi... Kalo boleh tahu, yang ngejar lo tuh apaan ?"
"Nah itu!" Mina menjentikan jari mungilnya.
Semua menatapnya dengan tatapan ingin tahu, berbinar.
"Gue juga gak tahu!" ucap Mina.
Semuanya langsung memandangnya gusar.
"Gak guna lo."
Mina hanya bisa memamerkan deretan gigi putihnya pada yang lain.
Jennie sedang sibuk dengan ponselnya untuk mendapat informasi lebih, Arsa yang sibuk mencari senjata bersama Angeli dan Mina sibuk berdebat dengan Haechan dan Lucas.
"Kita nemuin jalan keluar tanpa ketahuan makhluk bboom bboom"
"Kok jadi inget lagu momoland" ucap Haechan sembari mengikuti gerakan dance dari lagu tersebut.
"Tapi masalahnya, kita mau kemana?"
"Gak mungkin rumah'kan ?"
"Pastinya. Tapi kemana? Pasti makhluk aneh itu udah menyebar kehampir seluruh wilayah Indonesia."
"Lebih tepatnya, seluruh wilayah Indonesia."
"Jadi?"
"Kita bakalan keluar negeri."
"Mana ada pesawa..-"
"Jet pribadi gue." putus Jennie.
Semuanya melongo tak percaya, mata mereka seolah mengatakan 'serius lo' .
Dengan mengumpulkan seluruh keberanian. Akhirnya mereka semua membuat rencana sesuai denfan kemampuan mereka.