01

36 1 0
                                    

MeeraVyas
Episode 01
.
.
.
.
.
.
.
Pertandingan Kriket telah berlangsung di Stadion VR Club. Kompetisi Vyas Rana terhitung yang ke-50 kalinya dalam perjalanan karirnya sebagai bintang kriket muda yg terkenal.

Hari ini kemenangannya tergantung pada bola terakhir yg akan dilemparkan Abhimanyu. Suara pendukung Vyas memenuhi stadion berharap jika seperti sebelumnya Vyas Rana akan menang dan melempar jauh bolanya agar bisa menambah Scorenya.

Bola itu mulai dilempar dan Bushhhh,,,,,

Vyas Rana menampisnya dengan indah dan bolanya melambung tinggi, tepukan beribu ribu tangan distadion pun terdengar atas kemenangan Vyas Rana, yg merupakan kapten dalam timnya.

Beberapa saat setelah itu ia merasakan kakinya seperti keram, rasanya sakit sekali sangat mencengkam.

Vyas mencoba menahan rasa sakitnya, mungkin saja tadi sempat terkilir. Hal ini sudah biasa mengingat sudah banyak pertandingan yg ia mainkan dan walaupun jarang, Vyas juga pernah mengalami cidera yg membuatnya harus masuk rumah sakit selama 3 hari.

" kau kenapa Vyas, wajahmu itu aneh sekali " celetuk, Vikram teman satu timnya.

" sepertinya aku mengalami keram dikakiku, aku tdk tahu apa namanya. Terkilir atau apa ini yg jelas rasanya sakit sekali" cakap Vyas memegangi kakinya.

Vikram akhirnya meminta petugas medis untuk membawa Vyas keruang perawatan untuk segera diobati.

#skip

Sementara itu Meera kini juga berada dalam satu stadion yg sama dengan Vyas. Sebagai psioterapis ia memang sering berada dalam situasi ini untuk mengobati pemain yg cidera.

" Meera pergilah keruangan Vyas Rana, dia sedang cidera saat ini " cakap salah seorang

" aku tidak bisa, aku harus kerumah sekarang. Ada urusan penting. Panggil saja Vividha !!" Cakap Meera terburu buru membenahi selendangnya lalu pergi.

" Vividha sudah pergi satu jam yg lalu, ayolah Meera!! Kau tdk kasihan padanya "

" ahh ya ampun!! Baik baik aku akan kesana " Meera dengan terpaksa menuju ruangan Vyas Rana yg kini sedang merintih kesakitan.

Saat ini Vyas sedang dalam keadaan tengkurap dan bertelanjang dada, dan Meera mendekatinya lalu mulai memegang kakinya yg sakit.

" auu,, sakit sekali!! Kau ini bisa melakukannya tidak ?" Teriak Vyas

" tenanglah Tuan! Ini adalah tugasku, aku sudah biasa melakukannya " cakap Meera

" ya sudah cepat lakukan! Jangan malah menambah rasa sakitnya "

" ya Dewa, pria ini benar benar tidak sabaran. Aku kan sedang berusaha menyembuhkan kakinya. Dia sangat arogan " gerutu Meera dalam hatinya

Klekk,,,,

" auuuu" teriak Vyas kali ini sangat keras

" bagaimana? Apa masih sakit?"
Tanya Meera

Vyas kini membalikkan badannya kearah Meera dan menggerak gerakkan kakinya, ajaib!! Kakinya langsung sembuh. Tidak sakit lagi.

" sudah tidak sakit " ungkap Vyas

Meera masih menelanjangi seluruh inci tubuh Vyas itu dengan matanya yg lentik.

" ada apa? Mengapa menatap ku seperti itu? Aku tahu aku ini memang tampan " ucapnya dengan sok pd nya itu.

" lupakan saja!! Aku tahu kau itu sangat tampan. Para gadis memang benar. Tapi apa kau tdk mau berterimakasih padaku?"

" apa kau mengharapkannya?"

" tidak juga, ya sudahlah!! Selamat atas kemenanganmu Tuan. Aku akan pergi, karna kau aku akan terlambat " Meera kembali membereskan tasnya dan menentengnya kembali

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MeeraVyasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang