Okeh, kali ini aku bakalan bahas tutorial. Dari katanya, udah dapat gambaran kan mengenai tutorial?
Gampang, lah ya. Gak mesti aku jabarin.
Di semester satu ini, kami sudah menjadapat pengarahan mengenai tutorial saat PKA-BAKSO beberapa minggu lalu. Ada beberapa tahapan untuk mencapai akhir dari pada tutorial atau biasa kami sebut sebagai Pleno.
Tutorial dan pleno akan sangat berkaitan. Karena mereka adalah tahapan yang tak terpisahkan. Seperti aku dan kamu. Receh!
Dari bahan yang kami diskusikan inilah nantinya akan di jadikan makalah saat presentasi.Muungkin belum dapat banget nih indikasinya kayak apaan. Oke, aku jelasin ajalah ya dari pada mikirnya kemana mana.
Di tutorial ini akan ada yang namanya skenario. Skenario ini berisi jabaran kasus yang akan didiskusikan selama tutorial berlangsung. Misalnya seperti ini, Ny. N (57th) masuk rumah sakit sejak 2 hari yang lalu. Pasien mengatakan kepalanya pusing, mual muntah, wajah pucat, konjungtiva saat diperiksa menunjukkan warna putih. Ternyata sebelum dibawa ke rumah sakit, pasien tidak mau makan dan demam hingga 38.5° C.
Dan bla.. bla.. bla..
Nah, nanti dari skenario itu kita harus menemukan kata sulitnya. Apakah teman-teman yang sudah membaca skenario di atas menemukan kata-kata sulit selain konjungtiva?
Tidak?
Tapi bagi aku dan tim ku, sangat banyak kata sulit yang terdapat disana. Sebelum aku kasih tau kata sulitnya, akan aku beritahukan beberapa rules selama tutorial berlangsung.
Pertama, tim sudah harus hadir sebelum pembimbing tutorial memasuki ruang tutorial. Pembimbing disini tidak akan membuka suara sedikitpun selama berjalanannya proses tutorial karena mereka akan mengamati kita dan memberikan nilai pada kita atas jawaban-jawaban yang konyol terlontar dari bibir masing-masing mahasiswa (ini di tutorial 1, ya).
Kedua, pastikan absen dan air minum pembimbinh sudah tersedia. Dan hal yang paling ku suka adalah saat pemilihan Ketua, Sekretaris 1 dan Sekretaris 2. Nah, ketua disini sebagai pemimpin dalam menjalankan tutorial. Kuasa paling banyak dipegang oleh si ketua. Kalau sekretaris 1, dia akan mencatat di papan tulis tentang apa saja yang kita ucapkan sebagai jawaban. Sementara sekretari 2 akan bekerja menulis di bukunya sebagai bahan untuk makalah.
Dan yang terakhir, yang paling penting dan sedikit menjengkelkan adalah saat pemilihan ketua, sekretaris 1 dan sekretaris 2. Banyak yang tidak mau mengambil bagian ini karena akan sulit dalam menjawab. Ketua sendiri, dia yang akan memilih satu diantara ribuan—eh, engga, beberapa tangan yang terangkat untuk menjawab. Jadi, seandainya dia sudah menunjuk dan jawabannua benar telak, maka dia tidak berkesempatan untuk menjawab. Sekretaris 1 sendiri karena sudah sibuk dengan dunia catat mencatatnya maka dia akan lupa untuk mengangkat tangan atau sekedar bercicit kecil untuk ikut nimbrung di diskusi. Sekretaris 2 sebenarnya, sih posisinya nyaman. Tapi siap-siap di teror makalah yang menghabiskan waktu weekend.
Jadilah, kami pukul 7.50 pagi sudah berkumpul di ruangan tutorial. Semua sudah kami siapkan tinggal menunggu pembimbing datang. Dan perkelahian ehm maksudku perdebatan dimulai untuk menentukan 3 orang sial yang akan bekerja selama tutorial berlangsung.
"Ketua siapa, nih?" Tanya ku memecah keheningan yang sebenernya gak hening-hening amat. Cuman ini salah satu cara untuk menghindari dari jabatan tersebut.
"Aku gak mau ya. Nanti gak bisa jawab." Seru May yang kusambut dengan tawa. Kami berdua tertawa keras sampai-sampai yang lainnya tertawa bego karena kebegoan kami.
Aku kemudian melirik siapa-siapa yang kira-kira bisa jadi ketua. Dan lirikan ku terruju pada temanku yang merupakan kaum terlupakan (cowok satu-satunya di tim ku).
"Lim. Oy! Jadi ketua ya, Lim." Putusku langsung. Dan wajahnya gak jauh-jauh dari kata ogah, aku gak mau. Aku tertawa lagi. Malah mau menggoda-goda dia supaya mau.
"Eh, ayolah. Cowok, loh. Dari sini kan bisa belajar jadi pemimpin." Kataku sambil menaik turunkan alisku, khas orang yang sedang membuat persetujuan. Sepihak.
Salim masih terlihat berpikir. Pemuda dari Sumatra ini, jelasnya Medan ini menatapku. Kembali ku buat raut wajah, ayolah, demi kenyamanan bersama.
"Yaudah, oke!" Putusnya.
Kelihatan pasrah? Ya, emang dia pasrah.
"Kasih tau aku, step-nya. Aku gak hapal."
"Oke, sip. Apapun untukmu."
Receh, kan? Tapi harus gitu. Kalau ndak, gak akan ada yang mau jadi ketua. Padahal aku hapal semua step tapi gak mau jadi ketua. Pengecut?
Iya. Hehe..
Abisnya bertatapan dengan pembimbing itu rasanya mencekam. Kayak interview gitu. Padahal untuk tutor pertama, kalian ngomong ngaco asal nyambung aja udah dapat nilai. Istilahnya, salah gak papa, benar ya gak akan di bilang kalau yang kita katakan benar. Tapi alangkah baiknya yang kita omongkan itu berbobot. Sesuai, pas, dan ngenak ke persoalan yang sedang di bahas. Kalau kita ngomongnya ngaco mulu, kira-kira ntu pembimbing bakalan ngasih nilai lebih, gak? Ya, pasti enggak. Karna analisa yang sangat di perlukan dalam tahap tutorial ini.
Seperti halnya analisa kasus. Misalnya, kenapa bisa pasien mengalami dehidrasi? Apa penyebabnya? Apa faktor pendukunya? Kenapa pasien di berikan cairan melalui intravena? Kenapa intake dan output harus selalu di monitor?
Semua pertanyaan itu pasti bisa kalian jawab kalau kalian sudah punya bahan sebelumnya, punya pegangan, dan sumber. Jadi lebih pede untuk menjawab. Dan dari situ, teman satu tim akan mengangguk setuju atau menambahkan ilmu yang sudah kita sampaikan. Ini seperti ajang berbagi ilmu, sih menurutku. Jadi, gak hanya satu yang dapat tapi semua bisa dapat ilmu.
Oke, balik ke tutorial. Ketua sudah, sekretaris juga sudah. Tinggal menunggu dosen. Selang menunggu ini biasanya tim ku sibuk mencari pengertian dari kata sulit yang di temukan di skenario.
Misalnya, UGD.
Percaya atau tidak, teman satu tim ku mencari pengertian dari UGD. Dari berbagai sumber, mulai dari KBBI, sampai ke situs-situs kesehatan yang ada di internet. Padahal kita tahu, kan UGD itu apa dan tidak mesti di cari tahu pengertiannya.
Dan, ya timku akan sangat berusaha mencari pengertian dari UGD demi nilai. Ya, memang tidak ada salahnya dan bertujuan menambah ilmu yang benar mengenai UGD serta hal itu sudah lumrah bagi pembimbing tutorialnya.
Dan ku rasa, hanya aku yang tidak mau repot mencari pengertiannya. Karena aku lebih suka mencari poin di step selanjutnya. Kenapa? Analisa dibutuhkan disana. Menjawab pertanyaan dengan menjelaskan penyebabnya lebih menantang dan timku sering berebut untuk menjawab, walau gak semuanya aktif sih.
Tapi tetap. Menjawab pengertian dari kata sulit merupakan poin yang diincar paling utama karena bisa membaca dari apa yang sudah kita cari dan kita catat sebelumnya. Sementara step yang lain, dilarang keras membuka buku ataupun ponsel ataupun kertas-kertas "intipan" kalian. Pembimbing akan kasih nilai min kalau hal itu terjadi.
Dan, 10 menit menunggu, tutorialpun dimulai.
- - -
To be continued....
- - -
First of all.
Thanks to the readers. Makasih udah apresiasikan cerita ini. Aku hanya butuh komen. Mana tau masih kurang enak dibaca atau gimana. Makasi udh di vote juga.And the second, thanks to my friend.
Dia yang paling setuju Lika Liku Keperawatan ini dijadiin cerita di Wattpad.
Setiap aku selesai ketik, pasti orang pertama yang aku cari adalah dia. Dan dia akan tertawa mengingat kejadian tersebut.Dan semuanya.
Jangan lupa, tungguin cerita ini.
Masih bakalan ada cerita seru dan menarik lainnya.
So, keep reading.Love,
Rubyi❣️
KAMU SEDANG MEMBACA
LIKA LIKU KEPERAWATAN
خيال علميKalau semua orang menatap kami perawat sebelah mata dan tidak ada apa-apanya di bandingkan dengan Kedokteran, itu bukan jadi masalah buat kami. Karena bagi kami, kami sederajat. Sama-sama menempuh program Sarjana dan sama-sama di tingkat profesi. I...