Namjoon membawa beberapa kudapan buah ke lantai dua. Sehari setelah bekerja keras laki laki dengan tinggi 180 cm lebih ini berinisiatif untuk membeli buah karena hampir sebulan Nana tidak makan buah sama sekali. Dan adiknya itu tidak memikirkan hal – hal kecil untuk kesehatannya, berbeda dengan Namjoon yang sangat peduli dengan pola tidur, makanan, nutrisi, intinya semua yang berbau ilmiah Namjoon menyukainya.
Tok Tok Tok
" kakak boleh masuk ?"
" ... "
Karena tidak ada sautan sama sekali dari Nana, Namjoon masuk begitu saja. Kamar sepi, tapi Namjoon terus saja masuk dan meletakkan kudapan buahnya di meja belajar Nana. Lampu belajar Nana masih menyala, dan beberapa buku masih terbuka, juga lengkap dengan pensil yang berserakan, tapi kemana adikknya itu.
" Na..."
Namjoon ke arah kamar mandi yang ada di kamar Nana. Terdengar bunyi air yang menyala, membuat Namjoon tersenyum lega.
Tok Tok Tok
" Na ?"
" ... "
" Na, kakak meletakkan kudapan buah di meja belajarmu. Jangan lupa dimakan "
" .... "
" Na ?! "
" ..... "
" Aneh, apa aku buka saja ? lagi pula aku ini kakaknya. "
" Eh, dikunci ? "
" Na, buka pintunya ! "
Namjoon mundur beberapa langkah. Beberapa kali memutar knop pintu tapi tidak bisa hingga akhirnya Namjoon memutuskan untuk mendobrak.
Brak.
....
Brak.
.....
Brak.
" Nana.. " Lirih Namjoon.
Lekas – lekas Namjoon menghampiri Nana ketika pandangannya lngsung tertuju pada adiknya yang duduk dibawah guyuran shower dan membuat baju Namjoon ikut basah.
" Ada apa ? " Tanya Namjoon pelan, Namjoon yakin ada sesuatu yang telah terjadi. Namjoon juga tau persis sifat adiknya ini. Adiknya ini tidak akan sesedih ini jika bukan karena masalah besar.
Nana masih terisak. Namjoon buru – buru merengkuh Nana kedalam pelukannya.
Mata Namjoon bergegas ke lantai, tepatnya ke aliran air yang barusan mengguyur Nana. Namjoon tau persis kenapa Nana di keadaan yang seperti sekarang.
" Tidak apa – apa " Namjoon usap- usap punggung Nana, berharap dapat menenangkan Nana.
" Kita keluar ya.. kamu bisa sakit "
Tanpa aba –aba lagi, Namjoon mengendong Nana dan membawanya ke tempat tidur. Namjoon buru- buru melepas bajunya dan menaruhnya di keranjang baju kotor. Namjoon dengan telanjang dada mencari handuk di lemari Nana. Dengan cepat menghampiri Nana dan mengusap lembut rambut Nana yang basah kuyup. Sedangkan Nana masih terisak kecil.
" Kamu mau ganti baju sendiri atau kakak gantiin ?"
" hiks hiks hiks hh hiks "
" Yaudah kakak gantiin "
" Sendiri " Lirihnya
Namjoon senyum, lekas – lekas mengambil baju Nana di lemari dan menaruhnya di tangan Nana.
" Sana keluar.. "
" Iya iya.. "
Namjoon jalan keluar kamar Nana. Tersenyum tipis.
Andai kamu tau. kakak sayang kamu lebih dari seorang kakak
YOU ARE READING
IHPJM Season 2
Fiksi PenggemarBagaimana Jimin Setelah di tinggal oleh Nana Season 1 , cek in my profil