Selasa, 1 Januari.

59 8 5
                                    

Hari ini malas menyelimutiku.

Aku tak ingin bergerak sedikitpun dari kasur kesayanganku ini.

Bahkan aku tak mau keluar dari rumahku ini, Mansion mewah dengan hanya aku sendiri yang menempatinya.

Tapi siapa sangka ada tamu tak diundang datang kerumah.

Dia terus menerus menekan tombol bel yang menggema dipenjuru ruang rumah ini.

Jangan salahkan aku jika aku kesal.

Dengan sangat kesal aku turun kebawah untuk membuka pintu depan dan mendapati seorang anak remaja mengenakan jaket ber-hoddie hitam.

Dia menyeringai ketika aku membuka pintu.

Lalu aku menanyakan apa maksud dia datang kemari, dan dia menjawab,

"Aku kehilangan kucingku, apa kau tahu dimana ia?"

Dengan sangat senang hati aku menghantar ia menuju kucingnya yang sejak pagi terus mengeong dibelakang rumahku.

Ketika sampai, ia hanya terdiam menatap kucingnya yang tertidur, sementara aku mengambil sepasang sarung tangan dan sebuah kapak.

Kutebaskan kapak itu pada tengkuknya dengan mudah, karena ia masih terdiam melihat mayat kucingnya.

Yah.. Aku sudah menjawab pertanyaannya sekaligus mempertemukan ia dengan kucingnya, yang berada di Akhirat.

Ingat?

Jangan salahkan aku jika aku kesal.

PSYCHOPATH Note.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang