one

460 34 3
                                    

SEHUN POV
Liburan akhir tahun benar-benar akan menjadi liburan paling membahagiakan untukku. Aku tidak percaya akan berada di sana bersama wanita yang 5tahun INI bersama ku, dan yang 5 bulan lagi akan benar-benar menjadi milik ku seutuhnya.
Aku menatapnya lekat-lekat yang sedang sibuk melipat pakaian ku dan menatapnya rapi didalam koper.
"Selesai! " wajahnya tampak riang setelah membereskan semua pakaianku. Aku suka sekali dengan senyum renyahnya itu.
"Kau sudah siap? Minggu depan kita berangkat, " kataku sambil membelai rambut panjang Luhan, wanita cantik bermata rusa yang sudah mencuri hatiku.
"Aku tidak sabar ingin segera kesana dan melihat menara Eiffel ," katanya dengan wajah bersinar.
"Arraseo. Geurae, sekarang kau ku antar pulang. Oh ya, jangan lupa bawa baju hangat. Karena disana pasti akan dingin sekali". Senyumnya mengembang sempurna. Senyum yang selalu membuat jantung ku berdertak lebih cepat dari biasanya.
Aku menggandeng tangan lembutnya itu. Ada setitik perasaan damai saat aku memegang tangannya. Sejauh ini, dia wanita kedua paling berharga dalam hidupku setelah wanita yang melahirkanku.
Seminggu kemudian aku dan Luhan bertemu di bandara. Wajah cantiknya bertambah mempesona dengan tubuh yang sudah terbalut baju hangat.
"Are you ready my prinsess? Kkk~"
Oppa, apa perjalanan kita akan sangat lama sekali? " tanyanya saat kami sudah duduk dalam pesawat.
"Tentu saja. Emm... Sekitar sebelas jam. Wae? "
"Ani. Hehe.. "
Dan pesawat pun meninggalkan Incheon Airports dengan sejuta suara bising yang dikeluarkan.
Aku senang bisa bersama Luhan. Aku senang melihatnya tertawa dan berceloteh sepanjang hari. Entah itu mencelotehkan sesuatu yang kutahu atau yang tidak kutahu. Karena aku senang melihatnya bahagia, aku memutuskan akan memberikan apapun untuknya. Tapi seperti dugaanku, Luhan tidak selalu menerima segala yang ku berikan. Terkadang dia akan marah jika aku terlalu berlebihan.

11 jam pun kami lalui dipesawat. Wajah Luhan terlihat sedikit kelelahan karena 11 jam ini kami hanya duduk saja. Dan pesawat pun mendarat di Charles de Gaulle Airport. Kami tiba di Paris sekitar pukul 12 malam. Aku langsung mengajaknya menuju hotel agar dia bisa beristirahat.

Kami menginap di Mercure Paris Centre Tour Eiffel, yang sengaja aku pilih agar lebih dekat dengan menara Eiffel. Sebuah menara yang menjadi impianku dan Luhan.

**

Hari pertama di Paris kami melewatinya dengan berjalan-jalan dan mengunjungi beberapa museum yang cukup terkenal di Paris. Tujuan utama kami di sini adalah untuk melihat dan menikmati keindahan menara Eiffel. Tapi aku dan Luhan memutuskan bahwa Eiffel akan menjadi tempat kunjungan terakhir dan sepanjang hari kami akan duduk dikursi menikmati setiap aura kemegahan yang dimiliki oleh Eiffel.

Kami hanya 4 hari di Paris. Karena aku dan Luhan harus segera kembali pada pekerjaan kami di Korea.

Seperti rencana awal, hari terakhir ini akan kami habiskan didepan menara Eiffel.

"Luhan-aa.." aku menggedor pelan pintu kamar Luhan. Sesosok gadis cantik muncul dari balik pintu. Dan entah sudah keberapa kalianya aku merasa ada yang aneh saat melihat Luhan menjadi secantik ini.

"Annyeong oppa.." sambutnya sambil menggelayut mesra dileherku. "Apa tidurmu nyenyak?"

"Emm. Neo?"

"Tidurku sangat nyenyak sekali. Ah ya, kita makan pagi dulu sebelum ke Eiffel. Kajja!"

Kami memilih makan di Eiffel Lounge Resturant yang menyajikan cukup banyak makanan enak. Sebenarnya bukan rasa masakannya yang kucari, tapi waktu dimana aku dan Luhan akan duduk saling berhadapan sambil membicarakan sesuatu yang berkaitan dengan masa depan kami sembari menikmati makanan.

"Oh Sehun!" Sebuah suara wanita memanggilku dari arah melakang lalu memelukku. Aku melirik kearah Luhan yang kedua bola matanya menatap tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Aku melepaskan pelukan itu dan berusaha mengenali siapa wanita itu.

lost in parisWhere stories live. Discover now