satu

4 1 0
                                    

Rara Dahono. Panggil saja dia Rara, dia anak yang ceria dan baik hati. Dia juga anak orang kaya. Ya, dia adalah keluarga Dahono. Seorang pengusaha kayu yang sukses. Rara adalah seorang piyatu dan kemudian ayahnya menikah lagi dgn wanita pilihannya yang membantunya berkarir di dunia perkayuan.Rara juga punya kakak laki-laki yang nyebelin dan kerjaannya hikin ribut saja. Rara sekarang duduk di kelas 2 SMA terkenal di kotanya dan yang terbilang sekolah elit.

***

Hari libur telah berlalu. Hari pertama Rara masuk sekolah.
Ia masuk pagi diantar sopirnya ke sekolah Dan saat itu masih sepi, karena jam menunjukan pukul 06.35 sengaja biar bisa santai. Rarapun jalan ke kelasnya.

"Hah. Liburan semester ini kayaknya gue tambah gendut nih badan tambah berat pas jalan". Rara bergumam.

Sesampainya dikelas Rara melihat-lihat kelasnya yang rapi dengan fasilitasnya yang lengkap diperuntukan kenyamanan siswanya. Lalu ia duduk di kursinya yang paling belakang.

Mau tau g kenapa yang paling belakang?  Karena menurutnya itu kursi paling nyaman dan rara dapat melihat seluruh isi kelasnya.

Siswa siswi mulai berdatangan. Teman kelasnya berdatangan.

"Hai Ra.. gimana kabar lo?" Kata Alfaa. Teman sekelas Rara. Rara terkenal ramah lo walaupun ngeselin.

"Gue baik. Lo sendiri motor lo gimana? Gue denger lo kecelakaan?" Rara serius.

"Ehh, masa lu nanyain motor! Bukannya nanyain gue! Dasar lo ngeselin!" Alfa kesel.

"Kan motornya kasihan. mahal pula. Sayang duitnya. Wkwkkwk. Ngak deng, canda doang. Gitu aja ngambek, sorry g bisa jeguk gue liburan di luar kota, rumah nenek".

"Iya gapapa, ini masih idup kok. Ya udah gue kebangku gue dulu. Bye". Alfa mengahiri.

Udah banyak yang dateng. Termasuk Asina.

"assalammualaikum Rara cantikk, gimana liburan lo??  Oleh-olehnya mana?" Asina colek dagu Rara dengan senyum yang buat Rara geli

"Waalaikumsalam..lo tuh ya! klo ada maunya aja baikin gue. Ada kok oleh-olehnya. Sini gue bisikin".

Asina mendekatkan kupingnya dan tiba-tiba.

Takk..
"Awwww... Sakit begoo!! Tai lo Ra! Tegaa!!" Sambil ngusap kelapa karena jitakan Rara.

"Itu oleh-oleh dari gue, khusus buat lo yang istimewa" Rara ketawa puas.

Lalu digelitikinya Rara oleh Asina.

Asina itu sahabat Rara. Dia juga keluaga terpandang. Ayahnya adalah seorang pengacara yang terkenal. Dan keluarganya kenal baik sama keluarga Rara. Ayah mereka bersahabat dari SMP.

Teett..tett..tett.

***
Dikamar Rara.

"La-la-laaa.. aku ingin terbang tinggi diangkasaa...hey baling-baling bambu." Rara besenandung dengan suara super MERDU. MERusakDUnia

"Ngapain sih lo Ra? Gila ya? Lo udah gedhe gini masih suka Doraemon?" Asina.

"Biarin kek, ampe jadi nenek gue tetep suka Doraemon. Daripada lo sukanya sama sapa tuh? Jonggki, jengkol-jengkol itu?"

"Sujoongki Ra..ra...! Dasar lo!jengkal jengkol jengkal  jengkol! Gue semur juga lo! Gue pacarnya!" Sambil ngepalin tangannya kesel.

"Ngaku-ngaku lagi. Dasar orang gilaa!" Rara.

"Iya! Biar sama kaya lo! Dasar pantat tapirr!"

"Dasar kambing"
"Dasar tikus"

Karena rumah mereka sebelahan jadi mereka sering main dirumah satu sama lain yah gitu deh. Diperumahan elit.

***

Kriiinggggg...kringggg

Alarm berbunyi menandakan pukul 05.00 pagi. Rara bangun dan menjalankan kewajibannya yaitu sholat. Lalu dia menyiapkan diri untuk sekolah. Rara termasuk anak yang rajin.

Didapur
"Asalammualaikum, pagi mah, pah, kak." Sapa Rara pada mama tiri, kakak dan papanya

"Walaukumsalam" Mereka bertiga kompak menjawab.

Rara menuju meja makan dan duduk.

"Mah.. Rara kok g dibikinin rotinya sih! Papa dibuatin. Kakak juga." Rara cemberut.

"Lah, mama udah bikinin kok tadi." Rani heran.

"Mana? Kok ga ada?"

Dan disitu Rara melihat kakaknya Panji menahan ketawa sambil makan roti dengan lahapnya. Dan Rani melihat juga.

"Kak, roti adek kamu makan ya?" Rani ibu tiri.

"Iya mah, kakak yang makan. Habis roti buatan mama enak." Ketawa panji geli melihat adeknya ngambek.

"Dasar ya anak papa! Bikinin balik roti Rara!! Klo ngak gue kasih tau papa sama mama loh, kalau kakak itu....mmmm..."
Panji melirik ke Rara.

"Ada apa dek? Kakak kenapa?" Tanya Rani.
Mata Rara melihat panji, lalu senyum licik.

"Gpp kok ma! Sini kakak buatin! Jadi orang kok rese baget!!"

"Makasih kakak ku tersayang.."

"Jijay"

Mengambil roti dengan kasar.
Rani dan Dahono cuma bisa geleng-geleng kepala.

****
Sesampainya di sekolah. Rara masuk kelas dengan riangnya. Seperti biasa dia sampai sekolah jam 06.35.

Rara duduk, lalu membuka tasnya yang berisikan alat tulis dan buku pelajaran. Mengecek kembali dan tidak ada yang tertinggal.

Lalu datang iko, lalu menuju meja Rara.

"Hai Ra? Gimana kabar kamu~?" Dengan ramah.
"Baik,tapi gue g kenal lo, lo siapa ya?" Pura-pura bingung.

"Ra?? Lo g amnesiakan?? Lo g kepentokkan pas liburan?" Khawatir

"Emang lo siapa, kok khawatirin gue?" Dengan nantang.

"Ya udah deh klo lo g inget! Gue pergi! Ga usah cari-cari gue lagi!!"   Iko meninggalkan kelas. Dengan cepat Rara berlari dan memegang tangan Iko. Lalu berhenti.

"Heh kampret!!" Iko pun tersenyum mendengar kalimat itu yang keluar  dari mulut Rara.

"Nahh... ini Rara yang gue kenal. Gmn kabar lo mbok rempong?" Iko nyengir.

"Ihhh.. kok mbok rempong sih!" Rara sebel.
"Lah lo kan tadi udah panggil gue kampret!" Membalas

"Ya, jangan di bales lah, lo ga sayang gue??" Sok muka sedih.

"Ya Allah SWT apa salah hamba..? Kenapa hamba serbasalah di mata cecunguk ini!!!" Iko Menadahkan tangan ke atas.

"Ya udh deh, maaf!"
"G iklas baget sih minta maafnya, Y udh deh gpp, kan aku sayang."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

seorang gadisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang