Keesokan harinya
Agatha masih tertidur pulas di kasurnya. Sebenarnya Agatha sudah bangun, tetapi memutuskan untuk tidur lagi karena dia sedang malas untuk pergi ke sekolah. Lagi pula Desmond kemarin sudah mengatakan bahwa ia tidak bisa mengantar Agatha ke sekolah karena Desmond akan mengikuti tanding basket di SMA Tirtakusuma. Jadi, tidak ada alasan untuk Agatha bangun pagi.
" Ya ampun ini anak, kemarin bangun pagi ehh sekarang masih ndengkur di kasur." gumam Mama Agatha setelah membuka pintu kamar anaknya.
" Tha bangun nak, ini udah siang. Kamu udah ditungguin sama temen kamu tuh di luar." ucap Mama Agatha sambil mengguncang-ngguncangkan tubuh anaknya yang masih tidak bergerak.
" Emmm, Agatha masih ngantuk Ma. Agatha enggak mau sekolah, Agatha males banget ke sekolah." ucap Agatha sambil menguap lebar.
" Kamu tuh enggak malu apa? Itu di luar udah ada temen kamu yang nungguin."
" Kemarin kak Desmond bilang kalau hari ini kak Desmond enggak nganterin Agatha ke sekolah Ma." ucap Agatha tidak nyambung.
" Ishh, Mama bilang bukan kak Desmond yang nungguin di luar, tapi temen kamu Agatha." ucap Mama Agatha geram.
" Apa? Temen Agatha yang mana Ma?" ucap Agatha kaget dan bingung.
" Itu loh teman kamu. Siapa ya namanya Mama lupa. Itu loh Tha yang ganteng yang kaya bule itu."
" Siapa sih Ma?" tanya Agatha bingung.
Mama Agatha sedang berpikir sejenak. Lalu, tiba-tiba tersenyum.
" Aha! Mama udah inget namanya kayaknya Alex ya Alex namanya."
" Apa?? Alex Ma??" tanya Agatha kaget.
" Iya Alex. Ya udah kamu cepetan mandi sana. Kasihan anak orang disuruh nungguin kamu."
" Males Ma, Agatha enggak mau berangkat sama dia. Pokoknya enggak mau."
" Agatha!! Cepet mandi sekarang!! Kalau kamu enggak mau mandi, Mama potong uang jajan kamu." ucap Mama Agatha galak, sambil mengeluarkan jurus andalannya yaitu mengancam akan memotong uang jajan Agatha.
" Ya udah iya. Mama nih bisanya cuma ngancem." ucap Agatha sambil berjalan ke kamar mandi dengan lesu.
Tidak butuh waktu lama, Agatha pun keluar dari kamarnya dan hendak berpamitan dengan Mamanya. Setelah berpamitan, Agatha keluar dengan wajah cemberut menandakan kekesalannya.
" Lo ngapain sih pake jemput gue segala?" tanya Agatha masih dengan wajah cemberutnya.
" Rumah kita kan deketan Tha, kalau mau ke sekolah juga searah. Ya udah sekalian aja gue jemput lo." ucap Alex tenang.
Alex tau kalau Agatha sangat kesal dengannya, tetapi Alex akan terus berjuang demi persahabatannya dengan Agatha.
" Lo jangan cemberut gitu dong. Nanti cantiknya hilang lho!" goda Alex
" Ish apaan sih lo? Enggak jelas deh."
Sebenarnya Agatha ingin tersenyum saat itu juga. Jujur di lubuk hati Agatha yang paling dalam dirinya juga sangat merindukan Alex, tapi Agatha tidak menyadarinya. Rasa rindu Agatha sudah dikalahkan oleh kebenciannya kepada Alex.
Agatha pun berangkat sekolah bersama dengan Alex menaiki mobilnya Alex. Setelah sampai di sekolah Agatha langsung keluar dari mobil Alex tanpa mengucapkan sepatah kata pun atau hanya sekedar berterima kasih. Alex hanya bisa tersenyum menatap kepergian Agatha.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Love and Friendship
RomanceAgatha dan Alex adalah sahabat dari kecil. Mereka bedua sangat dekat dan tidak terpisahkan. Apakah jika mereka berpisah mereka bisa bertemu lagi? Dan apakah kedekatan mereka bisa membuat mereka saling suka?