Lini Masa

1 0 0
                                    

Pada akhirnya ,ingatan yang terkubur dalam-dalam akan tumbuh kembali. Hanya karena sepasang mata memotret perihal yang sama.Yah..di bangku taman ini terukir 2 inisial manusia ,lengkap dengan simbol cintanya. ku raba pelan sembari menggali sesuatu yang telah hilang jauh di dasar jiwa, dan penglihatan ini membuat bibirku tak kuasa menahan lengkungannya.Wajahku tersenyum, mengingat lini masa di 8 tahun lalu. Aku pernah melakukan hal yang sama pada sebuah bangku yang tak berdosa.Dengan pisau cutter kecil, Ku ukir namaku dan nama seseorang di atasnya.Seseorang lelaki yang istimewa di waktu itu.Dimas adalah inisial yang tak hanya ku ukir di atas bangku akan tetapi juga tertanam di dalam sudut ingatan yang terdalam.

Bisa di katakan bahwa saat itu, Aku dan Dimas sedang terjebak pada sebuah perasaan yang disepakati oleh banyak orang dengan nama Cinta. Katanya Cinta itu banyak jenisnya.Entah jenis cinta macam apa yang kami rasakan saat itu.Banyak orang sih menyebutnya cinta monyet.Aku pun tak paham benar artinya, mengapa banyak orang menyebutnya dengan demikian.Sedangkan sudah jelas bahwa kami adalah sepasang manusia dengan jiwa bocah yang mencoba untuk dewasa,udah kaya lagunya Shella on seven yang sering aku dengerin tiap malem .

Aku merasa kami tak hanya jatuh cinta seperti kebanyakan remaja lainnya.Aku merasa hubungan yang ku miliki ini adalah hubungan jangka panjang.Walau masa depan kami masih jauh di depan mata.Tapi aku ingin menyusunnya sedari dini bersamanya.Dan kami sepakat untuk memperjuangkannya .Dengan penuh keyakinan kami percaya bahwa hal ini takkan mempengaruhi belajar kami di Sekolah.Dan suatu saat nanti ,ketika kami telah lulus ,kami memiliki mimpi untuk mendapat pekerjaan yang mapan kemudian kami akan menikah dan bahagia sebagai keluarga yang utuh.Betapa mimpi mimpi itu sangat menggemaskan ketika di ingat.Sungguh rencana anak remaja yang sangat baik dan terstruktur, serta seolah mengganggap segalanya mudah untuk di lakukan .Karena sedang terperangkap dalam ruang asmara ini, hati kami terlalu di penuhi oleh rasa bahagia yang indah bermekaran.Tak ada ketakutan sedikitpun akan suatu badai hubungan yang bisa saja membunuh cinta yang telah tumbuh.

Tiba tiba hujan turun,menghamburkan lamunan di balik ingatan yang telah usang.Aku segera ambil jurus langkah seribu untuk berteduh.Dengan sedikit basah,aku berteduh pada Halte tua.Menanti Busway yang setia menjemput.Dulu aku sering pulang telat karena les atau kegiatan lain di sekolah. Dan kembali ini tentang seseorang yang meluncurkan segala bentuk ketidaksukaanya .Dimas slalu ngomel ketika aku telat pulang.Dan bisa di pastikan akan ada 1000 pesan masuk berisi kalimat bijak (harapan dalam hati).Pada nyatanya hanya sms kosong yang masuk.Dimas itu cowok sok Cuek tapi sebenarnya sih perhatian. Ia akan bergegas menjemput meski sederas apapun turun hujan itu.Dengan wajahnya yang bete dan basah kuyup, aku sering di buatnya ingin marah sekaligus begitu merasa beruntung dan sangat bahagia karena ia begitu perduli terhadap ku,rela basah kuyup cuma buat jemput aku pulang.Padahal dia udah sampai rumah duluan,ia memang tak pernah memperhitungkan jarak maupun ketika cuaca yang berbicara.

"Kok gag bawa Jaz hujan sih?"

"Males" jawabnya singkat karena udah bete duluan.

"Kalau kamu sakit gimana? males ah mikirin orang sakit karena ulah sendiri".Ocehku.

"Biarin.Biar kamu nggak mikirin yang lainya selain aku." jawaban andalan yang ia keluarkan kalau dia udah sembuh dari kebete-anya sendiri.Dan kami pulang dengan pasti kehujanan.

Ya, memang benar Dimas nggak mau aku terlalu telat pulang.Mungkin ia terlalu khawatir.Tapi yang sering buat ku kesal adalah ia melupakan kesehatan dirinya sendiri dan diriku juga. Beruntungnya,Tuhan menganugerahkan kekebalan yang lebih baik terhadapku.Jadi bila sakit mendatangiku,pasti juga akan cepat sembuhnya.Sedikit sombong nggak bagus sih.

"Lalu bagaimana denganmu,yang kehujanan sebentar saja pasti langsung panas dingin .Dasar sok kuat".Gerutu yang selalu sama dalam hati.

Hujan tak juga reda.dan Ia memang selalu dekat dengan kumpulan memori yang tersembunyi,rintiknya membuat ku membaca ulang tentang banyak hal dalam kotak ingatan yang tersusun rapi.Tumpukan slide antara aku dan Dimas bergerak bebas di atas kepala.Kenangan manis seperti sebuah tarian musim hujan dalam hening.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lini MasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang