2. Teman nyata itu...

84 27 62
                                    

"Aku adalah Mangroove yang hanya bisa tumbuh di tempat tertentu, bukan air yang hanya mengalir mengikuti arus, dan menyesuaikan bentuk wadah."
~Anwar IM~

09.33 PM

Migi : Hai sepupu :) Bagaimana tempat baru? Pasti menyenangkan hidup di desa! Aaah aku hanya bisa membayangkan gadis-gadis dengan rambut dikepang dua.

Anwar IM :  Haha.. Jaman sekarang sudah tidak ada rambut kepang dua! Aku belum tau tempat ini. Kemarin aku hanya melihat-lihat toko-toko bahan makanan, dan keperluan sehari-hari. Aku juga menemukan sebuah perpustakaan kecil, semoga di sana terdapat buku yang berguna untuk paradis.

Bagaimana dengan dosen pembimbingmu itu?

Migi : Oh baguslah. Tapi... Bisakah kau memikirkan hal lain selain paradis?

Ah, dia cantik dan galak seperti biasanya.

Anwar IM : Hal lain? Seperti?

Maksudku, apa kau sudah mulai penelitian? Apakah kau menemukan masalah?

Migi : Hmm.. Yaa kau tau, cari teman? Pacar? Atau apalah... Jadilah remaja normal. Nikmatilah masa-masa muda mu. Hidup menyendiri itu tidak enak. Percayalah.

Dia memberikan salah satu labnya untuk kupakai penelitian. Dan aku baru akan memulainya besok.

Anwar IM : Jadi? Menurutmu aku tidak normal? Asal kau tau saja, aku sangat menikmati masa mudaku.
Lagipula untuk apa aku mencari teman? Aku sudah punya kau. Aku tidak sendiri.

Syukurlah. Bagaimana Hayato?

Migi : Bukan begitu... Hanya... kau pasti hapal biologi di luar kepala! Bahwa perkembangan manusia dilakukan tahap demi tahap, you know, i mean... Ah forget it.

Dia... sepertinya dia punya suatu masalah. Tapi dia tidak menceritakannya padaku. Dia sering kehilangan fokus. Tidak seperti dia yang biasanya.

Anwar IM : Teori biologi tidak terlalu berlaku untukku, pertumbuhan dan perkembanganku tidak sesuai dengan teori yang pernah kubaca. Tapi aku merasa sangat normal :)
_______________________________________

Drrrrt... Drrrrt...

Getar alarm handphone mengusik kenyamanan tidurku yang hanya 4 jam. Aku menggunakan waktu malam untuk membuat rumah demi rumah di game spasial yang kuberi nama Paradis. Aku ingin menciptakan sebuah desa spasial, lengkap dengan penghuninya di dalam laptopku.

Sekarang pukul 6.30, sekolah dimulai pukul 7.00, lumayan mepet. Tapi aku telah memperhitungkan segalanya, mandi dan siap-siap maksimal 15 menit, lari ke sekolah baru, 13 menit. Jadi ada waktu 2 menit ekstra sebelum bel sekolah berbunyi. Kemarin saat daftar ulang, aku sudah menerapkannya. Dan semua itu akurat. Tidak kurang, tidak lebih.

SMA N 1 JAGAPURA

Tulisan itu terpampang melengkung besar di atas gerbang berbentuk gapura seperti di candi-candi merah bata.

Sekolahku? Semoga aku bisa merasa nyaman, yang artinya tak ada yang mengusikku. Itulah doa yang kupanjatkan saat melewati gerbang itu. Tapi...

"Hei, katanya kamu dari kota ya? Kok mau sih lanjut ke SMA di desa." Sebuah tangan asing tiba-tiba menpuk bahuku, dan seorang gadis dengan rambut dikepang dua tiba-tiba muncul di sampingku, entah datang dari arah mana.

Aku hanya mengangguk.

"Kamu pasti pinter banget ya? Di kota gimana sih? Pasti banyak gedung-gedung gede? Ada mall? Banyak mobil bus? Ada tempat karauke?" cerocosnya.

Dunia ParadisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang