Oh Sehun
Tap.
Aku terkaget setelah merasakan tangan seseorang menyentuh pundakku. Atau hanya halusinasi yang kubuat setelah aku menangis berjam-jam disini?
Tap.
Oh, lagi.
Merasa ternyata tangan yang menepukku tadi adalah nyata, aku mendongak.
Ya Tuhan, siapa dia?
Kenapa dia mirip sekali denganku?
"Sehun, Oh Sehun."
Aku hanya melamun terkagum melihat sebegitu miripnya manusia di depanku ini denganku.
Tapi sebentar,
"Sehun."
Darimana ia tahu namaku?
"Aku tahu kau tidak menyukai tempat ini," ia mengulurkan tangannya ke depan wajahku. "Ayo, pergi."
Aku yang masih saja terkagum pun mengangguk setuju dan meraih uluran tangannya.
Ia mengajakku berjalan ke arah utara.
"Kau harus masuk ke tempat itu," ia menunjuk pintu gerbang yang jaraknya sekitar seratus meter di depanku. "Tapi karena kau masih berhutang, kau tidak bisa masuk kesana."
Aku mengernyitkan dahiku, "berhutang?"
Ia mengangguk. "Ryumin, wanitamu."
Ah, iya Ryumin.
Dimana ia sekarang?
Atau dimana aku sekarang?
Kenapa semua ini sangat rumit?
Seakan bisa membaca pikiranku, satu-satunya lawan bicaraku ini membuka suara. "Kau dan dirinya mengalami kecelakaan sekitar sepuluh hari yang lalu. Dan karena sekarang ia masih di rawat di rumah sakit, itu kami anggap sebagai hutang."
Kami?
Siapa?
Bahkan hanya ada diriku dan dirinya sendiri saja.
Namun dengan bodohnya aku mengangguk.
Aku terus-terusan mengangguk setelah manusia di sebelahku ini menjelaskan prosedur bagaimana aku bisa masuk ke dalam pintu itu.
Ya Tuhan, kenapa ini aku merasa tiba-tiba seluruh anggota tubuhku bisa menjawab semuanya sendiri?
Aku sadar atau tidak, sih?
☢️
Oh Sehun as himself
.
.
.
.
.
T H E S E C O N D C H O I C E
©jaeckfrost, 2016.
YOU ARE READING
[✔] The Second Choice ㅡ Sehun, Oh.
FanfictionBetween B and D is C; means between Birth and Dead is Choice. © chasehyssi, 2016.