Seorang gadis yang cantik dan manis terlihat ketakutan menatap segerombolan lelaki di depannya.
"Serahin tas lo sekarang juga!! " bentak salah satu lelaki.
Gadis itu memeluk erat tasnya sambil menggeleng. Karena permintaannya tak dituruti, salah lelaki itu mendekatinya dan hendak merebut tasnya.
Tapi sebelum tangan lelaki itu meraihnya, sebuah tendangan mengenai wajah lelaki itu.
BUG!!
Ternyata seorang anak gadis yang memakai seragam SMA seumuran gadis tadi yang menendangnya. Anak SMA itu memandang remeh ke arah gerombolan laki laki itu.
"Gini nih yang bikin kotor kota, tikus kayak kalian beraninya cuma sama cewek. Pulang sana pake daster" ujar anak SMA itu tanpa takut. Sedangkan Shani menatap kaget ke arah orang yang menolongnya.
Dia kembali.
Rahang para lelaki itu menggeretak, mereka berjalan menuju anak SMA itu. Belum sempat salah satu dari mereka menyentuh anak SMA itu, seorang pria muncul dari balik anak SMA itu. Membuat para lelaki itu terkesiap dan lari terbirit birit.
David keynal putra, siapa di kota ini yang tidak tau ketua gangster yang disegani. David lalu mengelus puncak kepala anak SMA tadi, "anak ayah jago banget"
Anak SMA itu tersenyum. "Kan ayah yang ajarin hehehe"
"Yaudah, anterin temennya pulang gih. Jaga diri baik baik ya" anak SMA itu tersenyum memeluk ayahnya dan mengangguk.
Lalu Anak SMA itu menggandeng gadis tadi dan pergi dari sana. Ada getaran yang mereka rasakan saat tangan keduanya bersentuhan. Getaran yang dulu selalu menemaninya.
"Sudah kubilang, jangan pergi sendiri Shan" kata anak SMA itu.
Gadis itu menatap anak SMA disampingnya. "Karena seseorang yang selalu menemaniku dulu telah pergi Gracia"
Anak SMA yang ternyata bernama Gracia itu menghentikan langkahnya, menoleh menatap Shani. "Sekarang gue udah disamping elo Shan, gue akan berusaha buat selalu disamping lo"
"Aku harap kamu gak akan pergi lagi" Shani lalu menarik Gracia ke dalam pelukannya. Menumpahkan rindu yang sudah lama dia pendam.
Gracia lebih dulu melepas pelukannya dan menyerahkan helm ke Shani.
"Ayo gue anter pulang"
Shani memakainya lalu naik ke motor Gracia. Di perjalanan keduanya hanya diam. Gracia yang tidak tahan akhirnya menoleh dan sedikit berteriak.
"Lo kok diem aja sih, gak mau tanya apa gitu ke gue" ujar Gracia.
Tapi bukannya menjawab, Shani malah memutar kepala Gracia agar menghadap ke depan. Akhirnya Gracia diam saja selama di perjalanan.
Saat sudah sampai di rumah Shani, dia segera turun mematikan motor Gracia dan membawa kuncinya masuk. Mau tidak mau Gracia harus ikut masuk/mampir ke rumah Shani.
Gracia disambut oleh mama Dira di ruang tamu rumah yang dulu sangat sering dia kunjungi. Sementara Shani langsung menuju kamarnya. Langsung saja Gracia memeluk mama Shani (Dira), dia sangat rindu wanita ini. Apalagi anaknya hehehe.
"Tante apa kabar?" tanya Gracia setelah melepas pelukannya.
Mama Dira tersenyum seraya membelai rambut Gracia. "Tante sehat, kamu sendiri?"
"Sehat luar biasa tan"
"Kamu kapan balik? Kok baru kesini?"
"Tiga hari yang lalu tan, tadi niatnya emang mau kesini. Eh ketemu Shani di jalan."