Prolog

103 17 3
                                    

Rere Putri Prameswari. Cewek cantik dengan proporsi tubuh yang memadai. Tidak cantik, namun tidak  juga jelek.

"Hei my baby fish, mau kemana sih neng?," Tanya Reno Denandra P. Godanya dengan menaik turunkan alisnya. Bagi Rere, Reno telah memiliki predikat sebagai musuh bebuyutan Rere dari awal mula Rere bertemu dengan nya.

"Baby fish? Lo kira gue bayi ikan!," Sungutnya kesal, apapun yang dikatakan Reno mampu membuatnya kesal sendiri.

"Yaelah, marah-marah aja sih neng, entar cepet mati loh," Balasnya dengan mengatakan hal kejam bagi Rere yang membuat Rere makin naik pitam karena perkataannya.

"Ooh lo doain gue cepet mati!" Ucapnya dengan kemarahan yang menggebu-gebu sambil jari telunjuknya menunjuk ke depan muka Reno.

"Ya nggak lah, yakali gue doain gitu kan gue jahat banget lagi," Ucapnya santai sambil menyingkirkan telunjuk Rere dari depan wajahnya.

"..."

"Eh marah dia, lagian kalau lo mati terus siapa dong yang harus gue sayang?," Pungkasnya sambil menyolek dagu Rere, namun dengan gesit ditepisnya tangan-tangan nakal seperti halnya tangan Reno. Rayuan Reno tak mempan sama sekali, bahkan Reno mendapat tatapan tajam dari Rere.

"Bodo!" Ucapnya tak peduli. Rere bangkit dari tempat duduknya, dia tak mau lebih lama dengan orang sinting macam Reno.

"Ehh tungguiin, entar abang diculik tante-tante loh kalau kamu nggak jagain abang!" Rajuknya bak seorang anak kecil ketika takut akan diculik.

"Biarin, biar lo diculik terus dimutilasi sama tuh tante!" Ucap Rere sarkas. Sedangkan Reno semakin mengerucutkan bibirnya.

Plak

Rere muak ketika Reno memanyunkan bibirnya. Bagi Rere, jika seorang laki-laki berbuat demikian maka, tak ada bedanya dengan banci kaleng

"Apaan sih lo Re!," Ucap Reno kesal karena tamparan kecil dibibirnya.

"Lagian lo manyun-manyun bikin jijik yang ngeliat," Belanya tak mau kalah.

"Yeee berarti lo tadi liat bibir indah gue inikan?," Ucapnya dengan sengaja semakin memajukan bibirnya. Tetapi Rere malah pergi dari kantin tersebut.

"Aaaaa abang tungguin nengg, jangan nyewa penghulu dulu, abang masih mau sekolah," Ucap Reno keras sehingga semua orang yang ada di dalam kantin melihatnya dengan tatapan aneh.

"Aduuh, tuh mulut kaleng rombeng banget sih!" Sungutnya kesal sesaat sebelum benar-benar melewati pintu keluar kantin. Reno menyusulnya dari belakang, namun tak dihiraukan Rere.

baca lengkapnya yuk, sambil beri krisarnya 😇
#introduce ku ganti sama prolog biar makin menarik 😇

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Reality Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang