1. Mantan

12 3 0
                                    


Gue pikir pindah ke Jakarta bakal nemuin hidup baru buat gue, faktanya mantan gue Ardhani Negara kembali bahkan satu kantor sama gue.

Kata temen gue, dia pindah sewaktu gue ikut bos gue ke Lombok untuk proyek yang lagi digarap disana. Gue pikir Nasya bohong tentang masuknya Ardha, gue tahu sifat jahil dia bahkan walaupun gue sudah tahu tetep saja gue kena. Dia parah banget jailnya walaupun dulu waktu SMA gue yang paling parah.

Untuk pertama kalinya gue masuk kantor setelah mendengar masuknya Ardha dikantor gue. Kemarin gue dikasih jatah libur dua hari sama bos gue, katanya buat istirahat.

Gue dilombok buat kerja, jadi gue nggak bisa menikmati pasir putih seperti yang gue bayangin dulu. Harus ngurus ini itu, wajarlah bos gue ngasih gue jatah cuti kaya gini ke gue.

Sekarang gue lagi dilobby nunggu motor adik gue hilang dari pandangan gue, kebetulan adik gue lagi liburan di Jakarta, biasanya dia kalau liburan selalu mendaki. Jarang adik gue kalo libur ketemu sama gue, paling ke gue kalau ada butuhnya doang.
Gue sudah cerita sama adik gue kalau Ardha kerja dikantor gue sekarang.

"Hati-hati kak, nanti CLBK baru tahu rasa." Setelahnya dia pergi dihadapan gue, adik kurang ajar memang tapi gue sayang.

Gue langsung masuk ke lift dan menuju lantai tiga tempat dimana kursi gue barada. Beruntunglah kantor ini nggak tinggi-tinggi amat jadi gue nggak punya niatan buat bunuh diri di tempat karena urusan kantor yang bikin pusing.

" Adik lu belum pulang, sab." Ujar Nasya yang sudah sampai duluan dikantor.

"Katanya lusa baru pulang," kata gue sambil duduk dikursi karyawan yang kosong.

"Ya, ada untungnya juga sih kalau Raka di Jakarta bisa jadi ojek gue-kan." ujar gue yang sambil bergegas menuju kursi gue sebenernya di samping kursi yang gue dudukin.

"Selamat bekerja kembali Sabira" monolog gue. Gue buka file yang akan gue print hari ini sesuai permintaan bos gue. Gue cek berkali-kaki barangkali ada kesalahan yang gue buat, kaya sebelum gue ke Lombok yang membuat gue lembur dua hari.

Kerja lembur bagai kuda.
Sampai lupa orang tua.
Oh hati terasa nestapa.

" Btw, Pak Kris disana ganjen nggak sab, sama lu." Nasya sudah tahu kelakuan Pak Kris kaya apa ke gue, iya gue akui kalau sifat Pak Kris beda sejak sebulan setelah gue masuk dikantor ini.

Gue selalu menepis berita miring yang selalu menerpa gue karena ulah bos gue itu. Dia selalu memberi perhatian lebih ke gue yang membuat gue geli sendiri setelah gue tahu kalau dia sudah punya istri dan mau melahirkan anak pertamanya.

Gue lempar pulpen yang sudah nggak ada tutupnya ke Nasya setelah pertanyaan yang bikin gue geli, tapi tunggu dia nggak teriak alay cempreng seperti yang biasa dia lakukan.

Please, lenyapin gue ke Raja Ampat biar gue liburan disana. Gue malu banget gila , ternyata pulpen itu kena Ardha mantan gue dan menodai kemeja putih dia.

Kudu piye?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CLBKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang