BAB |1|

583 33 4
                                    


“Raisa ya?” Tanya lelaki yang masih duduk di motor.

“bukan” jawab perempuan itu sembari terus berjalan, lelaki yang di motor tadi memelankan laju motornya demi menyamai langkah perempuan yang jalan di pinggir trotoar.

“kalau gitu pasti kembarannya raisa, iya kan”

Perempuan itu menghentikan langkahnya, lelaki itu juga ikut memberhentikan motornya “Gue luisa bukan raisa, siapa sih lo sok kenal banget deh”

“Gue emang orangnya gitu kok, lo mau nebeng motor gue nggak”

“Sorry ya gue gak kenal elo jadi jangan sok akrab gimana kalo gue mau kemudian elo bawa gue kabur, gue kan gak tau”

“Mau banget deh di bawa kabur sama cowok ganteng” ucap lelaki itu tanpa melepaskan helm full face. Luisa meringis mendengar kepedeanya.

“Jangan kepedean deh siapa juga yang mau sama cowok asing kaya elo”

Lelaki itu membuka helmnya “Kalo gini masih jadi cowok asing gak buat elo” kata dia.

“Janis? ini beneran elo” luisa menepuk bahu Janis lumayan keras.

“eh kampret dah baru ketemu langsung nampol aja lo di kira bahu gue gak sakit apa” dumel Janis mengelus bahunya.

“Gila, elo kapan balik ke indo kok gak ngabarin gue sih. Lo pake seragam kaya gue sekarang kita satu sekolah dong” kali ini luisa mencubit pipi Janis.

“bisa bonyok gue kalo elo cubitin, buruan naik bentar lagi masuk loh elo kan anak teladan gak mungkinkan mau absen” Janis memberikan helm yang lain pada luisa, luisa menerima dan memakainya kemudian naik ke motor Janis.

“Buruan berangkat kenapa elo gak bilang dari tadi sih sekarang kita cuman punya waktu sepuluh menit sebelum bel masuk, cepetan”

Janis memakai helmnya kembali “Iya deh, tadi aja nolak sekarang maksa”

“Gak usah banyak protes, buruan”

“Iya bawel amat sih lo”

**

“Pagi bu!” seru anak satu kelas kepada gurunya.

“pagi” jawab Bu Welda “Hari ini kelas kita kedatangan murid baru, silahkan masuk” ucap Bu Welda mempersilahkan seseorang di luar untuk memasuki kelas.

Janis melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas dia berdiri di depan teman-temannya “Kenalin nama gue Janis Fernando, asal sekolah gue lebih milih no comment alasan pindah sekolah karna gue gak betah di sekolah gue yang lama, ada pertanyaan?”

Semuanya hanya diam

“baiklah ku anggap tidak ada” lanjut Janis.

“Janis kamu duduk di samping~”

“Luisa pramedita bu, boleh ya” sahut Janis.

Bu Welda mengangguk “Luisa sekarang Janis duduk di samping kamu ya” ucap bu welda, Luisa mengangguk “Oke anak-anak sekarang buka halaman 25 dan perhatikan contoh soal di sana ibu akan menjelaskannya sedikit”

“Jangan sedikit bu yang banyak aja sekalian” seru lelaki yang duduk di barisan paling belakang, teriakannya mampu membuat seisi kelas menoleh ke arahnya.

“Diam kamu dan perhatikan ibu menjelaskan” tegas bu welda.

“Bu kata mama saya kalo belajar jangan setengah-setengah harus di banyakin biar cepat pintar” seru lelaki itu lagi, bu welda mengurut keningnya.

“Justin sekarang kamu~”

“keluar dari kelas sekarang juga” sahut justin “dengan senang hati bu, terima kasih akhirnya gue bebas” imbuhnya. Bu welda menghela nafas sembari mengelengkan kepalanya melihat tingkah justin.

The BAD BOY Fall in LOVE (Season #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang