Apa sebabnya saya ungkapkan segi-segi seksual dari komunitas kera?
Karena dalam proses kebudayaan masyarakat kita yang makin berkembang liberal, persoalan seks makin dibuka lebar. Baik dalam arti positif maupun negatif.
Lihatlah iklan-iklan di koran-koran "kuning", lebih 60% menyangkut soal seks. Ada, bahkan beberapa, majalah atau koran mingguan yang tak pernah satu kali pun terbit tanpa memuat artikel mengenai seks; berisi nasihat-nasihat tentang "teknologi seks" yang baik dan benar. Bagaimana metode-metodenya, bagaimana cara istri meminta, bagaimana plot-plotnya, serta segala sesuatu yang lengkap mengenai hal itu. Bahkan makin kita tahu siapa gerangan sarjana ahli seksologi negeri kita ini.
Film-film yang disuguhkan di gedung-gedung bioskop, makin mendidik kita untuk lebih terbuka dalam soal seks. Belum lagi kebudayaan video yang amat melancarkan jalan generasi muda maupun generasi tua kita untuk menikmati Bentul Filter, eh - BF.
Ini memang dua sisi mata uang. Yang sebelah berisi "surga", sebelahnya "neraka". Kabarnya remaja perlu dikasih pendidikan seks. Kalau dipertunjukkan kepada mereka "aurat-aurat" itu, maka yang sampai kepada mereka bukan hanya ilmu mengenai seks yang sehat, tapi juga rangsangan untuk kapan-kapan bisa "berpartisipasi aktif" dalam perilaku budaya seks.
Sekarang anak-anak SMP sudah bisa berinisiatif untuk ngumpul sembunyi-sembunyi nonton pornologi, kemudian pornografi, dan akhirnya pornolagi dan pornolagi. []
BUKU - SECANGKIR KOPI JON PAKIR
KAMU SEDANG MEMBACA
Cak Nun - Sebuah Kumpulan Tulisan
De TodoSeperti yang tertulis pada covernya, "Jangan Berhenti Pada Kata Cinta, Alamilah Getarannya . . .", ini adalah sebuah getar-getar yang mencoba mengurai cinta tak hanya sekedar dari kata, melainkan dari pengalaman kehidupan yang meluas dan mendalam, r...