EPILOG

1.9K 225 39
                                    

[HIIII!! I know kalian sudah menunggu lama untuk ini??? iya nih aku kasih sekarang. lav lavvv]













Aku memang mencintaimu, tidak ada penyangkalan untuk itu.

Aku juga menyayangimu, dan aku tidak malu mengakuinya.

Karena aku tahu, kamu juga begitu.












Pagi-pagi di hari Sabtu bulan September ini adalah hari yang paling ia tunggu dari sekian banyak hari lain yang telah ia lalui. Dan hari ini, rasa bahagia sekaligus haru memenuhi dadanya. Ibarat bom waktu yang akan meledak ketika waktunya tiba, dan hari inilah waktunya. Tapi, bukan bom waktu yang akan menghancurkan banyak orang, tapi bom waktu yang akan meledakkan kebahagiaan tersendiri buat dirinya.

Gadis itu tengah tersenyum sembari merapikan beberapa anak rambutnya yang keluar dari riasan rambut sederhana yang sudah ditata sedmikian rupa di atas kepalanya itu. Di depan meja riasnya, gadis itu tak henti-hentinya mencoba menenangkan diri.

Oh, tunggu. Ini bukanlah hari pernikahan atau pertunangannya, tapi mengapa ia harus merasa seantusias ini?

Satu-satunya hal yang membuatnya bahagia, adalah karena hari ini, ia akan bertemu kembali dengan si dia. Yang sudah lama tidak bertatap muka langsung dengannya.

Seorang gadis yang lain masuk ke dalam kamarnya, tersenyum lebar di ambang pintu, menyaksikan si pemilik kamar masih saja duduk di depan meja riasnya dan menyunggingkan senyum bahagia.

"Udah cantik kok, udaaah, ayo cepet Mas Chandra udah nungguin, tuh,"

Ia segera tersadar dan berdiri dari duduknya. Berbalik, merapikan kembali dress selutut sederhana, yang terlihat begitu cantik dan pas di tubuhnya.

"Eh, iya, Mbak. Ini udah rapi, kan?" gadis itu menarik-narik ujung bawah dressnya.

"Udah, udah. Yuk, Mbak Linda juga udah siap," wanita cantik di usia empat puluhan itu tersenyum. Melangkah masuk ke kamar dan menggandeng lengan adik iparnya.

Roseanne Abiandra. Gadis itu hari ini akan melaksanakan upacara kelulusannya. Tiga tahun setengah sudah ia lalui sebagai seorang mahasiswi yang tidak pernah membuat masalah di kampusnya. Tiga tahun setengah ia lalui bukan hanya untuk mendapat gelar sarjana, tapi banyak hal yang membuatnya menjadi seorang gadis yang lebih kuat dan dewasa. Dengan kehadiran orang-orang yang berarti di sekelilingnya, ia tidak pernah berpikir lagi kalau ia adalah manusia yang paling menyedihkan di muka bumi ini.

One Perfect Rose - I got her [JUNROS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang