"Apa aku sakit?" tanyamu dalam hati.
Lalu perlahan kamu meraih surat itu dan mulai membacanya.
To: (y/n)-ah
Maaf tadi sudah mengusirmu. Cepat sembuh ya. Kabari aku kalau sudah bangun.
-Jimin
Meliht kata 'Jimin' membuat pipimu memanas. Ya pasalnya tadi entah kenapa Jimin muncul dalam mimpimu.
"Ah benar-benar deh. Aku sudah gila!" teriakmu frustasi dengan dirimu sendiri.
"Jimin-ssi. Tampaknya (y/n)-ah sudah bangun," ucap Jungkook yang mengintip lewat pintu.
"BENARKAH?!" ucap Jimin loncat dari tempat duduknya lalu bergegas membuka pintu kamarmu dan langsung meneriaki 'KAMU KENAPA?'
"Berisik astaga!" balasmu sama-sama berteriak.
"Ya! Kenapa kamu teriak! Aku khawatir tau!" teriak Jimin mengguncang tubuhmu.
"Bukan cuman kamu Jimin. KAMI mengkhawatirkan kamu, (y/n)-ah. Kenapa kamu tiba-tiba sakit?" ucap Namjoon memasuki ruanganmu yang serba putih.
"Ga tau tuh. Mungkin gara-gara aku tidur bergadang sih," jawabmu tersenyum kaku.
"Hmm kalau gitu cepat sembuh ya," Namjoon mengusap kepalamu lembut seperti seorang ayah pada anaknya.
"Ne, gomawo hyung," balasmu menikmati setiap elusannya.
"Kita harus kembali ke dorm. Ada lagu yang harus kita selesaikan. Sampai nanti (y/n)-ah!" ucap Namjoon diikuti para member kecuali Jimin yang masih duduk disampingmu.
"Kamu ga ikut? Nanti ketinggalan lho," kamu bertanya padanya namun tidak direspon. "Jimin hyung?"
"Mianhae," ucapnya setengah berbisik.
"Gwaenchana. Lupakan," balasmu menangkup pipinya yang chabby.
"Aku gapapa. Oke?" ucapmu masih menangkup pipinya karena kamu melihat genangan air mata sudah tertampung di kelopak matanya. "Jangan nangis. Hyung cengeng."
"Aku ga cengeng. Aku ga nangis. Aku ga nangis..," Jimin akhirnya menangis segugukan dan kamu secara refleks menariknya dalam pelukanmu.
Entah. Kamu hanya ingin melihatnya selalu tertawa. Kalau dia menangis seperti saat ini rasanya kamu ingin menyalahkan dirimu.
"Jangan nangis dong. Cengeng," ucapmu mengelus kepalanya yang bulat berwarna pink itu.
Dia tidak menjawab dan ternyata dia tertidur dalam pelukanmu. Kamu menidurkannya di sebelahmu dan meraih satu surat lagi yang diselipkan diantara camilan.
Isinya dari Namjoon dan Suga. Mereka mengatakan 'titip Jimin sebentar. Dia bergadang menunggumu bangun.'
"Kurasa aku masih punya perasaan sebagai perempuan," gumammu menatap keluar jendela.
Sebutir salju turun dan semakin banyak butir salju turun menghiasi musim dingin tahun ini.
"Aku ingin membuat lagu untuknya. Sebelum kamu mengetahui diriku yang sebenarnya," kamu mengelus kepalanya lembut.
"(Y/n)-ah kenapa kamu nangis? Apa karena aku?" tiba-tiba Jimin bergumam dan kamu bingung dengan apa yang dikatakannya.
"Jangan nangis. Aku ingin melindungimu sebelum air matamu kembali jatuh," gumamnya masih dalam posisi tidur.
Sayang sekali air matamu sudah jatuh membasahi pipimu. Karena sedih sekaligus terharu.
"Aku ingin berterima kasih sekali lagi sebelum aku menghilang. Begitu dekat namun begitu jauh..," senandungmu menciptakan sebuah lagu yang ditujukan untuknya yang kini sedang tertidur lelap.
***
Setelah pulang dari rumah sakit, kamu bergegas menemui Namjoon.
"Namjoon hyung, aku ingin membuat sebuah lagu ciptaanku sendiri," kamu memasuki ruangan Namjoon yang dihiasi berbagai figure mainanannya.
"Benarkah? Mau kubantu? Atau kamu sudah memiliki lirikmu sendiri?" Namjoon kini menatapmu yang sepertinya sudah siap dengan tujuan awalmu.
"Aku sudah punya lirik sendiri. Jadi tolong bantu aku membuat nadanya," kamu menyodorkan sebuah kertas berisi coretan kata-katamu.
Namjoon meraih kertasmu dan mulai memahami setiap kata. Diam-diam kamu menatapnya. Selain genius dia juga baik hati. Kamu tersenyum kecil melihatnya begitu serius dengan lagumu.
"Lagu ini seperti ditujukan untuk seseorang. Apakah untuk kekasihmu?" tanya Namjoon mengakhiri keseriusannya.
"Jomblo gini masa udah ada pacar," ketusmu memasang pout khasmu namun tetap kalah dibanding pout Yoongi.
Namjoon tertawa renyah lalu mulai membantumu menemukan nada yang pas untuk liriknya. Tidak jarang kamu mengubah liriknya.
Sesudah menyelesaikan setengah dari lagumu, kamu pergi ke kamarmu, berguling dan akhirnya memeluk bantal beruang coklatmu.
"Ayo berkumpul!" teriak seorang staff memanggil kalian untuk berkumpul di ruang tengah.
"Hm? Ada apa? Bukannya masih libur ya?" gumammu beranjak dari tempat tidurmu, mengambil sweater hitam dan bergegas ke ruang tengah.
"Ada apa lagi?" tanya Yoongi yang jelas sehabis bangun tidur.
"Hey hey, aku yang tadi sedang makan jadi tesedak tahu!" omel Jin memukul dada bidangnya pelan.
"Kami baru saja mendapatkan berbagai barang terakhir dari fans sebelum kami melarang mereka mengirimacam barang untuk kalian," ucap Bang PD nim menunjuk berbagai tumpukan kotak yang berjejer rapi di ujung ruangan.
"Wuah daebak! Semua untuk kita?" Jhope mendadak menjadi antusias dan seperti anak kecil yang bertepuk tangan dan berteriak senang mendapatkan hadiahnya.
"Silahkan kalian buka. Jangan lupa untuk berterima kasih pada Army ya," lalu manejer dan para staff hanya menonton dan tentunya merekam kalian yang sedang membuka kadonya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crystal || Park Jimin ✔
Hayran Kurgu"Kamu telah memberiku keberanian menghadapi dan untuk hidup. Karena itu terima kasih dan maaf," -(y/n) "Aku akan mencarimu, aku ingin melihatmu sekali lagi, tolong jangan pergi," Park Jimin Kamu seorang yeoja yang bergabung dengan Bangtan karena mem...