||||||||||||||||||||||||||||||||
●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●
▪☆▪☆▪☆▪☆▪☆▪☆▪☆▪☆▪☆▪☆▪☆▪☆▪☆▪
Pernikahanku baru seminggu berjalan, hubungan kami sangat bahagia. Suamiku selalu memanjakanku, memahami dan juga menuruti semua keinginanku.
Bekal untuk dibawanya ke kantor selalu kusiapkan, mengecup pipinya mesra kala mengucap ucapan selamat berjuang. Hidupku sangat sempurna dengan urusan ranjang kami yang membuatku terus ketagihan. Aku berkata bahwa aku menginginkan seorang anak sebagai pelengkap kebahagiaanku. Tentu saja, suamiku juga menginginkannya. Pelukannya mengerat pada perutku. Mengelus lembut seolah ada jabang bayi di dalamnya.
Aku tertawa bahagia, memeluknya dan berkata bahwa aku sangat mencintainya. Hingga dua tahun berlalu, pengharapannya tentang punya anak belum terkabulkan. Kami setiap malam selalu berusaha bahkan berkonsultasi dengan dokter pilihannya.
Tapi, jika Tuhan belum berkehendak mempercayaiku untuk diberikan keturunan. Aku bisa apa? Aku hanya harus menunggu sampai Tuhan mempercayaiku. Hingga tak berselang lama, sikap suamiku mulai berubah. Bersamaan dengan dirinya yang jarang pulang kerumah.
Dari sinilah kehidupanku yang terang berubah jadi kelam. Dan rasa cintaku padanya perlahan menjadi benci....
Orang ke-3
"Siapa dia?" Hinata bertanya dengan mata terbelalak. Menatap wanita yang cantik dengan gaya pakaian terbuka di pelukan suaminya.
"Kekasihku, Sakura Haruno." Jawab Naruto dengan santai tanpa perduli perasaan Hinata.
Kaget, sakit hati dan juga tak percaya. Suaminya sendiri membawa selingkuhan ke rumah. Hati istri siapa yang tidak hancur? Melihat suaminya bersikap santai membawa pelacurnya.
"Apa maksudmu? Apa kau lupa bahwa kau sudah beristri Naru?!!" Tanya Hinata dengan nada tinggi.
Naruto tertawa sinis, begitu pula dengan pelacur pinknya.
"Hei, apa yang kau maksud dengan istri? Dia tak akan sudi memperistri seorang wanita yang ternyata mandul." Sinis Sakura pedas.
Hati Hinata tersayat lebar. Naruto hanya melihatnya dengan mata dingin. Tak membela, dan hanya melihat.
"Tolong jaga mulutmu nona, siapa kau hingga berhak berkata lancang? Kau hanyalah orang asing disini." Sinis balik Hinata.
Persetan dengan suaminya, persetan pada dunia yang tak memihaknya. Hinata hanya punya dirinya untuk dilindungi sendiri. Mencoba tegar? Yah benar. Meski hatinya telah hancur sekarang.
"Naruto adalah kekasihku, kau lah yang orang asing. Menurutmu, apa suamimu masih menganggapmu istri?" Tanya Sakura dengan nada menantang.
Gluph ....
Hinata menelan salifanya berat. Tanpa bertanya pun, Hinata tau jawabannya. Dan akan benar karna Naruto dengan sengaja membawa pelacurnya. Hinata mundur selangkah. Seolah mempersilahkan keduanya memasuki rumah yang penuh kenangan manis.
"Sadarilah posisimu." Bisik Sakura di sela perjalanannya.
Dan Hinata masih terdiam seribu bahasa. Dengan bibir bawah yang digigitnya kuat.
"Aku mengerti ...." lirih Hinata pelan.
▪☆▪☆▪☆☆☆▪☆▪
Tatapannya menyendu, bahkan hampir meneteskan air matanya. Tapi Hinata mencoba kuat. Biar bagaimanapun, Hinata menolak bersikap lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orang ke-3
FanfictionAwalnya hubunganku dengan suamiku bahagia. Sampai "dia" datang mengahancurkan semuanya. Ini tentang ceritaku, Hinata Hyuga. Tentang suamiku, Uzumaki Naruto beserta wanita bernama Sakura Haruno. By kit_loyard Semua tokoh di dalam cerita ini hanya...