Sudah kurang lebih satu bulan Dirga bersekolah di SMA Rajawali. Dan selama itu pula dirinya terus diganggu oleh cewe aneh bernama Annaya Violetta. Rasanya ingin sekali Dirga bakar perempuan itu hidup-hidup karena bukan hanya menyebalkan di sekolah. Cewe itu sering menelfon dan mengechat Dirga lebih dari 10x telfon yang selalu tidak dijawab dan 20 pesan per-hari yang membuat kepala Dirga pusing menghadapinya.
Seperti sekarang ini, Naya yang baru saja datang ke kantin dan langsung duduk di samping Dirga. Dirga yang sedang memakan baksonya itu pun sudah tidak selera makan melihat wajah gadis ini.
"Hai Dirga, lagi makan ya?"
"Ya."
"Dirga kok kayaknya enak baksonya? Naya minta boleh ya?"
"Gak."
"Sedikit aja, ya?"
"Ribet lu."
"Coba dikit ajasi." Naya mengambil alih sendok yang dipegang Dirga.
Dirga kesal lalu bangun dengan sedikit menggebrak meja kantin lalu dirinya memberikan Naya uang 10 ribu untuk membeli bakso yang sama.
"Selera makan gue jadi ilang gara-gara lo. Beli sana sendiri. Nih duitnya! jangan makan bekasan kaya gembel."
Setelah itu Dirga keluar kantin dengan wajah kesalnya. Naya yang melihat itu melotot tak percaya dan langsung berlari mengejar Dirga yang tubuhnya sudah hampir tidak terlihat lagi.
Dirga berjalan menuju gudang sekolah, disana terdapat barang-barang berdebu yang sudah tidak terpakai seperti meja atau kursi yang sudah rusak atau patah. Dirga butuh ketenangan sekarang, rasanya ingin menangis disini. Mengingat kondisi mamanya yang tak kunjung membaik, Dirga pun sampai saat ini masih tinggal di rumah Tantenya. Dua hari yang lalu akhirnya Dirga menceritakan semua masalahnya pada Tante, Om, bahkan Zora.
Ekspresi yang didapat Dirga dari mereka pasti rasa terkejut dan rasa sakit. Mengapa papanya menjadi seperti ini? Kemana Tara yang dulu di bangga-banggakan Dirga. Yang selalu memberi apapun yang dirinya ingin dan minta. Semua sudah berubah sekarang. Tara seperti lelaki banci yang tidak bertanggung jawab pada keluarga, yang ia lakukan hanya berpacaran dengan wanita sexynya itu.
Dirga menutup ruangan itu dan duduk di salah satu bangku berdebu disana. Mengeluarkan satu batang rokok dan menyalakannya. Rasanya tenang seperti ini. Sendiri, tidak ada pengganggu seperti Naya, dan berusaha melupakan semua masalah pada hidupnya.
☀☀☀
Naya yang sedari tadi berusaha mengejar Dirga pun gagal. Kemana cowo itu sekarang? Ketika Naya berbelok dari arah kantin, cowo itu sudah hilang tanpa jejak.
"RAFI LO LIAT DIRGA GAK?" teriak Naya ke arah Rafi yang sedang bermain basket di lapangan.
"GAK NAY, SORRY." lalu Rafi melanjutkan permainannya.
Naya berlari ke dalam kelasnya, disana tidak ada siapapun. Posisi kursi Dirga pun masih seperti tadi, tidak berubah. Itu artinya cowo itu memang tidak ke kelas.
Kringggggg.....
Bel masuk berbunyi nyaring, para murid berlarian menuju kelasnya masing-masing. Dan diantara para siswa yang lewat, cowo itu memang tidak ada. Kemana Dirga?
☀☀☀
Bel masuk berbunyi membuat Dirga berdiri membuang bekas rokoknya ke tempat sampah dan berjalan keluar menuju kelasnya. Sempat berpikir untuk bolos, tetapi Dirga mengurungkan niatnya. Dia berjanji untuk belajar sungguh-sungguh dan berubah menjadi anak baik demi mamanya. Tetapi tidak untuk berhenti merokok, menurutnya merokok adalah satu cara yang bisa membuat pikirannya sedikit tenang dari masalahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirnaya
Ficção AdolescenteThis story just my imagination oke! Don't forget to vote and comment! Enjoy guys! :) Follow my instagram : najwanfs_17 Thanks. Happy Reading!